Banchan. Foto: hellaOAKLAND (Flickr)

Kuliner Korea, atau yang juga dikenal dengan nama hansik, merupakan tradisi masakan yang menekankan keseimbangan harmonis dari lima rasa dasar, yaitu pedas, manis, asam, asin, dan gurih. Makanan ini berakar dari praktik pertanian kuno di Semenanjung Korea, yang kemudian berkembang menjadi sajian khas yang berpusat pada nasi, sayuran fermentasi, dan budaya makan bersama.

Inti dari kuliner Korea adalah penggunaan bahan fermentasi seperti gochujang (pasta cabai merah), doenjang (pasta kacang kedelai), kimchi, serta berbagai hidangan ikonik lainnya seperti bulgogi, bibimbap, dan beragam jjigae atau sup pedas yang mencerminkan rasa kuat dan budaya berbagi dalam masyarakat Korea.

Dalam hidangan tradisional, pusat perhatian selalu tertuju pada bap (nasi putih kukus dari beras bulir pendek) yang disajikan bersama aneka banchan, yaitu lauk pauk dalam porsi kecil yang memenuhi meja makan di Korea dan menjadikan hidangan memiliki nuansa komunal. Biasanya banchan berjumlah tiga hingga dua belas jenis yang terdiri atas sayuran fermentasi, telur berbumbu, olahan makanan laut, dan terkadang juga daging. Kimchi hampir selalu hadir dalam setiap hidangan sebagai banchan utama.

Sistem banchan ini mencerminkan budaya Korea yang sangat mengedepankan kebersamaan dalam bersantap. Umumnya, pengunjung restoran mengambil lauk menggunakan sendok atau sumpit dari piring yang disediakan untuk bersama, dengan etika khusus yang menghindari mengambil makanan dua kali dari sendok yang sama. Restoran di Korea biasanya menyediakan banchan secara gratis dan sering kali menawarkan isi ulang tanpa biaya tambahan, menjadikannya pelengkap penting yang menemani hidangan utama.

Baca lebih banyak tentang banchan di artikel Banchan: Cerita di Balik Hidangan Sampingan Korea.

Gochujang dan doenjang di toko swalayan di Seoul. Foto: ayustety (Flickr)

Ada tiga bumbu dasar yang menjadi tulang punggung semua masakan Korea, yaitu ganjang (kecap asin), gochujang (pasta cabai merah), dan doenjang (pasta kedelai fermentasi). Dulunya bumbu ini dibuat sendiri di rumah, tetapi kini umumnya dibeli secara komersial. Ketiga bumbu fermentasi ini memberikan cita rasa umami kompleks yang menjadi ciri khas kuliner Korea.

  1. Gochujang: Sejarah, Proses Fermentasi, dan Peran Penting dalam Kuliner Korea
  2. Doenjang: Warisan Budaya dan Simbol Kasih Ibu
  3. Ganjang, Kecap Asin Khas Korea
Jajangmyeon. Foto: KFoodaddict (Flickr)

Dari berbagai sajian khas Korea, beberapa hidangan telah mendapatkan popularitas tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri. Berikut ini adalah beberapa hidangan Korea terpopuler.

  1. Bulgogi: Tradisi yang Mengglobal
  2. Jajangmyeon: Transformasi dan Adaptasi Makanan Tiongkok oleh Korea
  3. Naengmyeon: Mi Dingin Korea yang Menyegarkan
  4. Kongguksu: Mi Dingin dengan Kuah Susu Kedelai
  5. Sejarah Budae Jjigae (+Resep)
  6. Mandu: Pangsit Khas Korea (+Resep)
  7. Samgyetang: Makanan Musim Panas Korea (+Resep)
  8. Gyeranjjim: Kuliner Korea yang Comforting
  9. Resep 닭발 (Dakbal), Ceker Ayam Korea
  10. Galbitang, Sup Iga Korea (+Resep)
  11. Kimchi: Warisan Kuliner Korea
  12. Banchan: Cerita di Balik Hidangan Sampingan Korea
  13. Tteokbokki: Makanan dari Istana Korea yang Mendunia
  14. Kimbap: Hidangan Korea yang Mendunia
  15. Menelusuri Ragam Tteok, Kue Beras Korea
  16. Yanggaeng: Manisnya Dessert Tradisional Korea
  17. Misutgaru: Minuman Korea Penuh Nutrisi
  18. Patbingsu: Es Segar Hidangan Musim Panas

Kuliner Korea dengan segala kompleksitas rasa, bahan dasar fermentasi, dan tradisi makan bersamanya merupakan sebuah cerminan mendalam dari sejarah, budaya, serta filosofi yang terus hidup dan berkembang hingga kini.