Banchan adalah istilah yang digunakan untuk hidangan sampingan dalam masakan Korea. Pada umumnya, banchan disajikan dalam porsi kecil dan diletakkan di tengah meja makan untuk dibagikan bersama. Banchan dimaksudkan untuk dihabiskan dalam setiap makan, dan baru akan ditambahkan lagi apabila makanan yang ada tidak mencukupi.
Sejarah banchan dapat ditelusuri kembali ke periode Tiga Kerajaan, yaitu sekitar tahun 300 Masehi. Pada saat itu agama Buddha sangat berpengaruh, dan salah satu anjuran utama dari ajaran ini adalah larangan untuk mengonsumsi daging. Karenanya, hidangan berbahan sayur musiman menjadi fokus utama masakan Korea. Hasil pertanian menjadi sumber daya utama pada periode itu, sehingga biji-bijian dan sayuran menjadi pengganti daging pada hidangan Korea.
Fermentasi juga menjadi proses penting yang membantu bahan makanan untuk bertahan dalam periode cuaca ekstrem yang panjang. Ini menjadi alasan mengapa hidangan sayur musiman selalu tersedia di meja makan dari berbagai kalangan, seperti petani, masyarakat umum, dan bahkan di istana kerajaan.
Pengaturan meja dasar untuk makan disebut dengan bapsang, yang biasanya terdiri dari bab (nasi matang), guk atau tang (sup), gochujang atau ganjang, jjigae, dan kimchi. Sesuai dengan jumlah banchan yang ditambahkan, pengaturan meja disebut dengan istilah 3 cheop, 5 cheop, 7 cheop, 9 cheop, atau 12 cheop bansang. 12 cheop umumnya digunakan dalam hidangan kerajaan Korea.
Banchan biasanya terbuat dari sayuran, rempah, dan buah-buahan, yang diolah melalui fermentasi atau pengawetan, direbus, dipanggang, atau bahkan digoreng. Formalitas acara atau restoran dapat mempengaruhi jumlah banchan yang akan Anda temukan di meja selama makan. Dalam pengaturan restoran pada umumnya, mungkin ada sekitar 3 sampai 5 banchan berbeda, sedangkan untuk acara makan yang lebih formal terdapat hingga 12 jenis banchan atau lebih. Berikut adalah beberapa hidangan banchan yang paling populer:
- Kongnamul Muchim (Tauge Bumbu)
- Sigeumchi Namul (Bayam Bumbu)
- Oi Muchim (Salad Timun Pedas)
- Hobak Bokkeum (Zucchini Tumis)
- Gaji Namul (Terong Kukus)
- Sukju Namul (Tauge Bumbu)
- Oi Bokkeum (Timun Tumis)
- Doraji Namul
- Mu Saengchae (Salad Lobak Pedas)
- Gamja Jorim (Kentang rebus)
- Putbaechu (Kubis Muda) Doenjang Muchim
- Mu Namul (Lobak Tumis)
- Gosari Namul (Fernbrake Tumis)
- Gaji Bokkeum (Terong Tumis)
- Mu Saengchae (Salad Lobak Manis dan Asam)
Selain yang disebutkan di daftar di atas, masih ada banyak variasi banchan yang tersedia, tergantung pada daerah dan restoran. Banchan bukan hanya menawarkan variasi rasa dan tekstur, tetapi juga menunjukkan bagaimana tradisi dan sejarah Korea diceritakan melalui makanan.