Naengmyeon: Mi Dingin Korea yang Menyegarkan

on in Food

Naengmyeon dikenal luas sebagai sajian mi dingin yang menyegarkan. Hidangan Korea yang ikonik ini terbuat dari mi soba yang tipis dan kenyal, dan hadir dalam dua variasi utama, yaitu mul naengmyeon yang disajikan dengan kaldu dingin, dan bibim naengmyeon yang disajikan dengan saus pedas. Kedua versi ini disajikan dengan bahan-bahan segar, menjadikannya hidangan populer di musim panas.

Naengmyeon pertama kali muncul di wilayah utara Korea pada masa Dinasti Joseon (1392-1910). Menurut catatan sejarah abad ke-19, khususnya Dongguksesigi, naengmyeon telah menjadi hidangan yang dikenal saat itu. Awalnya, hidangan ini dinikmati di kota-kota wilayah utara seperti Pyongyang dan Hamhung.

Perkembangan naengmyeon dipengaruhi oleh musim dingin yang keras di Korea Utara, di mana soba menjadi tanaman pokok karena kemampuannya untuk tumbuh di iklim dingin. Menariknya, meskipun sekarang dikenal sebagai hidangan musim panas, naengmyeon pada awalnya dikonsumsi selama musim dingin. Mi dingin disajikan dengan kaldu hangat, menciptakan kontras yang menghangatkan tubuh dan membantu warga Korea saat itu bertahan di tengah suhu yang sangat dingin.

Mul naengmyeon. Foto: Jinho Jung (flickr)

Naengmyeon asal Pyongyang terkenal dengan kaldu yang jernih dan menyegarkan. Kaldu ini biasanya terbuat dari campuran kaldu daging sapi atau burung pegar dengan kaldu dongchimi (kimchi lobak air), memberikan cita rasa yang khas. Mi dalam gaya ini biasanya terbuat dari soba, memberikan tekstur yang khas dan cita rasa yang mirip dengan kacang.

Sebaliknya, naengmyeon asal Hamhung lebih menekankan pada tekstur mi yang kenyal, yang sering kali terbuat dari pati kentang atau ubi jalar. Naengmyeon ini biasanya disajikan dengan saus pedas, yang kemudian menjadi dasar dari bibim naengmyeon di era modern.

Popularitas naengmyeon menyebar ke seluruh Semenanjung Korea setelah Perang Korea (1950-1953). Saat pengungsi dari Korea Utara menetap di Korea Selatan, mereka membawa resep dari daerah asal mereka, memperkenalkan hidangan mi dingin ini kepada khalayak umum. Migrasi rasa ini menjadi pemicu dari adaptasi dan evolusi naengmyeon, menghasilkan berbagai variasi yang dinikmati di seluruh Korea saat ini.

Mul naengmyeon terbuat dari tepung soba, sehingga menghasilkan mi yang panjang, tipis, dan memiliki tekstur kenyal yang khas. Beberapa variasi menambahkan sedikit pati ubi jalar atau kentang untuk meningkatkan kekenyalannya. Kaldu yang jernih dan dingin menjadi elemen penting dari mul naengmyeon, biasanya terbuat dari kombinasi kaldu daging sapi dan kaldu dongchimi, memberikan rasa asam yang menyegarkan.

Topping yang disajikan bersama dengan mul naengmyeon di antaranya adalah irisan mentimun, potongan pir Korea, potongan lobak yang sedikit diasamkan, telur rebus, atau irisan daging sapi rebus yang dingin. Hidangan ini juga sering disajikan dengan saus mustard pedas dan cuka, memungkinkan penikmat untuk menyesuaikan rasa mul naengmyeon sesuai dengan selera. Mul naengmyeon disajikan dalam keadaan sangat dingin, sering kali dengan tambahan es batu di dalam kaldu untuk menjaga efek dinginnya, menjadikannya hidangan yang menyegarkan, terutama pada hari-hari musim panas.

Permbuatan mul naengmyeon memerlukan waktu. Kaldu harus dibuat jauh sebelum waktu makan dan didinginkan secara menyeluruh. Beberapa koki rumahan dan restoran menyiapkan kaldu daging dalam jumlah besar dan membekukannya agar dapat digunakan kembali di lain waktu.

Mul naengmyeon juga memiliki variasi regionalnya masing-masing. Misalnya, di Provinsi Jeolla Selatan, hidangan ini terkadang disajikan dengan tambahan pasta cabai merah dalam kaldu, menciptakan profil rasa yang mirip dengan bibim naengmyeon.

Popularitas mul naengmyeon tidak hanya terbatas dalam negara Korea saja, kini banyak restoran Korea di seluruh dunia menyajikan hidangan ini, terutama selama bulan-bulan musim panas.

Mi yang digunakan dalam bibim naengmyeon biasanya terbuat dari campuran soba dan pati kentang atau ubi jalar, menghasilkan mi yang lebih tipis dan kenyal dibandingkan dengan mul naengmyeon. Saus pedas menjadi ciri khas utama dari bibim naengmyeon. Saus ini dibuat dari gochujang (pasta cabai merah) dan dicampur dengan bahan lain untuk menciptakan profil rasa yang kompleks, menghasilkan cita rasa asam, manis, dan pedas.

Bibim naengmyeon. Foto: ayustety (flickr)

Topping yang umum disajikan bersama hidangan ini adalah irisan mentimun, pir Korea, naengmyeon kimchi, telur rebus, dan irisan daging sapi dingin sebagai pilihan tambahan. Berbeda dengan mul naengmyeon, bibim naengmyeon tidak disajikan dengan kaldu, melainkan disajikan dengan saus pedas dan topping yang dicampurkan pada mi sebelum dikonsumsi.

Salah satu variasi populer dari bibim naengmyeon adalah hoe naengmyeon, yang menggunakan ikan mentah yang telah dimarinasi, biasanya ikan skate, sebagai tambahan topping. Bibim naengmyeon menawarkan cita rasa yang berbeda dari mul naengmyeon, memuaskan mereka yang lebih menyukai hidangan mi dingin dengan rasa yang lebih pedas dan kuat.

Naengmyeon memiliki arti signifikan dalam kuliner dan budaya masyarakat Korea, mencerminkan tradisi daerah yang berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Hidangan ini secara kuat mewakili tradisi kuliner Korea Utara, terutama dari kota Pyongyang dan Hamhung, dan berfungsi sebagai penghubung budaya antara Korea Utara dan Selatan, mempertahankan warisan kuliner yang sama di tengah perbedaan politik. Awalnya, naengmyeon merupakan hidangan musim dingin di Korea Utara, tetapi popularitasnya sebagai makanan musim panas di masa kini menunjukkan kemampuan adaptasi kuliner Korea.

Selain itu, naengmyeon pernah memainkan peran dalam diplomasi kuliner antar-Korea. Selama KTT antar-Korea 2018, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un membawa naengmyeon dari Pyongyang untuk dibagikan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, menyoroti potensi hidangan ini sebagai simbol pertukaran budaya. Bagi banyak keluarga Korea, terutama yang memiliki akar di Korea Utara, naengmyeon membangkitkan perasaan nostalgia dan berfungsi sebagai penghubung dengan warisan mereka.

Meskipun naengmyeon yang menggunakan resep asli masih umum ditemui, koki Korea dan koki rumahan terus berinovasi dengan naengmyeon, menciptakan versi fusion dan menyesuaikannya dengan selera modern. Evolusi ini mencerminkan sifat dinamis budaya makanan Korea. Selain itu, warga Korea juga menganggap naengmyeon sebagai pilihan makanan yang sehat, terutama di musim panas. Mi dingin dan kaldu dipercaya dapat membantu mendinginkan tubuh dan meningkatkan pencernaan, sesuai dengan konsep makanan dan obat tradisional Korea.

Naengmyeon juga sering muncul dalam drama Korea, film, dan acara televisi, digunakan untuk menggambarkan kehidupan sehari-hari atau sebagai simbol kuliner Korea, semakin memperkokoh posisinya dalam budaya populer. Popularitas naengmyeon telah mendorong industri kuliner Korea, baik di dalam negeri maupun di pasar global. Seiring dengan meningkatnya popularitas budaya Korea melalui Gelombang Korea (Hallyu), naengmyeon menjadi salah satu hidangan yang memperkenalkan audiens internasional pada kuliner Korea yang beragam.

Hidangan ini telah berevolusi menjadi makanan pokok dalam kuliner modern Korea, yang kini dapat dinikmati sepanjang tahun. Naengmyeon versi fusion yang menggabungkan bahan-bahan non-tradisional seperti alpukat atau minyak truffle juga telah muncul di berbagai restoran di Seoul.

Selain itu, kenyamanan dan kepraktisan menjadi faktor penting dari kuliner era modern. Kini, naengmyeon siap saji banyak tersedia di supermarket, memungkinkan naengmyeon dapat disajikan dalam waktu singkat. Selain dinikmati sendiri, naengmyeon juga sering disajikan sebagai penutup yang menyegarkan setelah makan barbekyu Korea. Popularitasnya yang terus berlanjut di berbagai generasi menunjukkan kemampuan naengmyeon untuk menjembatani budaya makanan Korea tradisional dan kontemporer.

Naengmyeon berdiri sebagai bukti kemampuan adaptasi dan kekayaan dari kuliner Korea. Dari asal-usulnya di wilayah utara Korea hingga statusnya saat ini sebagai hidangan yang dicintai di seluruh Korea dan di tingkat internasional, naengmyeon telah mengalami evolusi yang signifikan sambil mempertahankan identitas aslinya. Perjalanan hidangan ini mencerminkan tren budaya dan sejarah yang lebih luas, berfungsi sebagai jembatan antara tradisi Korea Utara dan Selatan. Baik dinikmati dalam bentuk aslinya maupun diciptakan ulang dalam kreasi fusion modern, naengmyeon tetap menjadi pilihan yang menyegarkan dan bergizi yang mewakili semangat inovasi dan tradisi kuliner Korea.