Literature
Sastra Korea
Sastra Korea
Sulla Lee, penulis esai yang terkenal melalui platform “Ilgan Isula,” telah merilis novel pertamanya yang berjudul “Ganyeojangui Sidae” atau “Era Ganyeojang.” Novel ini menciptakan konsep baru yang mengeksplorasi perubahan dinamika keluarga dan hubungan gender di Korea modern. Karya ini telah mendapatkan perhatian luas, bahkan mendapatkan kontrak adaptasi drama baru-baru ini. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang novel yang menantang struktur keluarga tradisional ini.
More…Dalam folklor Korea, terdapat dua bentuk narasi tradisional yang berbeda, yaitu 전설 (jeonseol) dan 민담 (mindam). Keduanya memiliki karakteristik dan tujuan yang unik dalam konteks cerita budaya dan warisan sejarah Korea. Artikel ini akan mengulas lebih dalam tentang perbedaan antara jeonseol dan mindam serta perannya dalam budaya Korea.
More…Karya sastra Korea telah melahirkan banyak karya yang kaya akan makna dan sejarah. Salah satu yang paling menonjol adalah 고대 가요 (godae gayo), atau lagu-lagu kuno Korea. Lagu-lagu ini muncul pada periode Gojoseon dan berkembang hingga awal periode Tiga Kerajaan.
More…Sijo adalah bentuk puisi tradisional Korea yang muncul pada masa Dinasti Goryeo dan mencapai puncak kejayaannya selama Dinasti Joseon. Meski berakar dari masa lalu, gaya puisi yang ringkas dan ekspresif ini tetap relevan dan terus digunakan hingga masa kini. Artikel ini akan mengulas lebih dalam tentang sejarah, struktur, tema, dan perkembangan modern dari puisi sijo.
More…Hyangga adalah bentuk puisi pertama yang unik dari Korea yang muncul selama dinasti Silla (57 SM – 935 M) dan berkembang pada periode awal Goryeo (918-1392 M). Ditulis dalam bahasa Korea menggunakan sistem hyangchal yang mengadaptasi karakter Tiongkok untuk mewakili bunyi dan makna Korea, puisi-puisi ini mewakili perkembangan penting dalam pembentukan tradisi sastra Korea yang khas.
More…Lee Geum-yi adalah salah satu penulis Korea Selatan yang paling produktif, terutama di genre sastra anak dan remaja. Dalam karirnya yang telah berlangsung lebih dari empat dekade, Lee telah menulis lebih dari 50 karya yang mengangkat isu-isu sosial dan sejarah dengan narasi yang menarik. Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang beberapa karya terkenal serta pencapaiannya yang mengesankan, termasuk kandidasinya untuk Penghargaan Hans Christian Andersen.
More…“Mater 2-10” adalah sebuah karya sastra monumental yang ditulis oleh Hwang Sok-yong. Novel karya penulis asal Korea Selatan ini masuk dalam daftar pendek International Booker Prize 2024 dan berhasil menarik perhatian dunia. Judul dari novel ini diambil dari sebuah lokomotif tua yang berkarat dan penuh dengan lubang bekas tembakan yang terletak di Zona Demiliterisasi, pemisah antara Korea Utara dan Selatan. Lokomotif rusak ini menjadi simbol penting yang mewakili kerinduan akan reunifikasi dari Semenanjung Korea.
More…Dalam dunia sastra Korea modern, Hwang Sok-yong adalah suara utama yang tidak hanya menggambarkan sejarah Korea yang penuh gejolak, tetapi juga memberikan perspektif mendalam tentang dampak panjang dari pecahnya Korea.
More…Lahir pada 1 Agustus 1933 di Kunsan, Provinsi North Cholla, Korea Selatan, Ko Un merupakan sosok yang beranjak dari kesederhanaan menjadi salah satu penyair paling signifikan dan produktif dalam dunia sastra Korea kontemporer.
More…Bora Chung adalah seorang novelis, penerjemah, dan aktivis asal Korea Selatan yang karyanya telah mendapat pengakuan internasional karena keunikannya dalam menggabungkan berbagai genre serta eksplorasi isu sosial yang mendalam.
More…