Pusan National University merupakan salah satu universitas negeri terkemuka di Korea Selatan yang berlokasi di kota Busan, pusat industri dan pelabuhan terbesar kedua di negara tersebut. Sejak didirikan pada 15 Mei 1946, PNU telah berkembang menjadi institusi unggulan yang menggabungkan kemerdekaan akademik dengan misi inovasi riset.
Jakarta, Mei 2025. Korea Selatan telah dikenal di dunia sebagai salah satu pemimpin dalam bidang medis, kecantikan, dan kebugaran. Reputasi ini juga telah menyebar ke Indonesia dengan banyaknya wisatawan asal Indonesia yang mengunjungi Korea untuk tujuan tersebut.
Pada tahun 2025, Kementrian Kebudayaan, Olaharaga dan Pariwisata Korea, Korea Tourism Organization, serta Visit Korea Committee berkolaborasi untuk menyelanggarakan Korea Beauty Festival yang berfokus pada berbagai tema kecantikan seperti tata rambut, tata rias, fashion, kesehatan, kebugaran, belanja, dan lainnya. Acara ini menargetkan wisatawan asing untuk merasakan langsung pengalaman medis, kecantikan, dan kebugaran di Korea.
Gedung utama dari Korea University. Foto: CYAN (Wikipedia)
Korea University (KU, 고려대학교) berdiri sejak 5 Mei 1905 telah tumbuh menjadi universitas riset swasta terkemuka di Korea Selatan, yang juga termasuk dalam grup SKY bersama Seoul National University dan Yonsei University.
Underwood Hall, gedung administrasi Yonsei University. Foto: Kimhs5400 (Wikipedia)
Yonsei University mencerminkan perpaduan harmonis antara warisan institusi medis pertama di Korea dan visi pendidikan modern yang progresif. Universitas yang kini menempati peringkat ke-56 di dunia menurut QS World University Rankings 2025 ini diresmikan pada tanggal 5 Januari 1957 setelah Yonhi College dan Severance Union Medical College sepakat untuk bergabung. Sebagai universitas swasta terkemuka di Asia, Yonsei terus memperkuat reputasinya melalui komitmen pada keunggulan akademik, penelitian terdepan, dan jejaring global yang luas.
Lee Jae-myung mencatat salah satu kisah politik paling menonjol dalam sejarah demokrasi modern Korea Selatan. Lahir dari keluarga yang kekurangan dan harus bekerja di pabrik sejak usia belasan tahun, Lee berhasil mengubah nasibnya hingga meraih gelar hukum, menjadi aktivis HAM, dan akhirnya menjabat sebagai Presiden Republik Korea pada pertengahan 2025.
Gerbang kampus Gwanak, Seoul National University. Foto: วิทวัส มงคลนวเสถียร (Wikipedia)
Seoul National University (SNU) merupakan institusi pendidikan tinggi paling bergengsi di Korea Selatan, yang juga mendapatkan pengakuan sebagai salah satu universitas terbaik di dunia. Didirikan pada tahun 1946 setelah Korea merdeka dari penjajahan Jepang, SNU tumbuh menjadi universitas riset kelas dunia yang melayani sekitar 29.000 mahasiswa sarjana dan pascasarjana. Berdasarkan QS World University Rankings 2025, SNU menempati peringkat ke-31 di dunia.
Sawah di Gyeongju, Korea Selatan. Foto: riNux (Flickr)
Meskipun kondisi alam dan sejarahnya berbeda, Indonesia dan Korea Selatan sama-sama menghadapi tantangan alokasi lahan untuk pertanian dan kehutanan. Di Korea Selatan, upaya reforestasi yang masif sejak era pascaperang serta adaptasi sistem pertanian pada lahan yang terbatas telah membuahkan hasil luar biasa.
Salah satu bangunan di Seongsu-dong. Foto: VisitKorea
Seongsu-dong, yang awalnya merupakan pusat manufaktur sepatu buatan tangan di timur Seoul, kini menjelma menjadi salah satu distrik kreatif paling dinamis di kota tersebut. Terkenal dengan bangunan pabrik bata merah yang tetap terjaga, kafe-kafe trendi, serta ruang seni yang unik, Seongsu-dong menarik sekitar 3 juta wisatawan mancanegara setiap tahunnya.
Gedung Perpustakaan dari Yonsei University. Foto: Thinkinglex (Wikipedia)
Di Korea Selatan, istilah “SKY” merujuk pada tiga universitas paling bergengsi, yaitu Seoul National University (SNU), Korea University (KU), dan Yonsei University (YU). Ketiga lembaga ini dianggap sebagai pilar utama pendidikan tinggi di negara tersebut, yang telah menghasilkan sejumlah besar pemimpin di bidang pemerintahan, bisnis, dan akademisi. Artikel ini akan membahas tentang latar belakang sejarah, keunggulan akademik, proses penerimaan, serta dampak sosial yang dihasilkan oleh ketiga universitas tersebut.
Korea Indonesia Forest Cooperation Center. Foto: KIFC
Pusat Kerjasama Kehutanan Korea-Indonesia (KIFC) merupakan lembaga yang didirikan pada tahun 2011 sebagai wujud komitmen kedua negara untuk memperkuat kolaborasi dalam pengelolaan hutan dan upaya konservasi yang berkelanjutan.
Melalui institusi ini, Indonesia dan Korea Selatan dapat menggabungkan keahlian teknis, sumber daya, serta pengalaman masing-masing guna menjawab tantangan lingkungan dan sosial yang dihadapi oleh sektor kehutanan.