Culture

Bahas semua soal budaya Korea di sini

Penari topeng memerankan seorang baekjeong. Foto: Jordi Sanchez Teruel

Istilah “백정” (baekjeong) menyimpan sejarah panjang dan kompleks dalam masyarakat Korea. Berawal dari sebutan bagi petani biasa pada masa Goryeo, istilah ini kemudian mengalami pergeseran makna menjadi identitas kelompok yang terpinggirkan pada era Joseon. Melalui penelusuran sejarah sosial ini, kita dapat memahami bagaimana diskriminasi terbentuk, dilembagakan, dan kemudian diperjuangkan.

More…

National Museum of Korea, Seoul. Foto: Richard Mortel (Wikipedia)

Korea memiliki lebih dari 500 museum dan galeri di wilayah Selatan serta sekitar 300 institusi di wilayah Utara. Keberagaman ini mencerminkan warisan budaya yang kaya serta latar belakang sejarah dan politik yang unik dari Semenanjung Korea. Museum-museum tersebut tidak hanya menampilkan perjalanan waktu, tetapi juga membentuk sebuah narasi yang mencerminkan kondisi dan perspektif di masing-masing wilayah.

More…

Pewarna indigo jjok. Foto: Hyungwon Kang (The Korea Herald)

Pewarna indigo, yang dikenal dengan nama jjok dalam bahasa Korea, telah lama menjadi elemen penting dalam budaya tekstil Semenanjung Korea. Akar sejarahnya dapat ditelusuri hingga ke era Joseon, meskipun beberapa sumber memperkirakan bahwa jjok telah ada sebelumnya.

More…

Ritual gut. Foto: Cultural Heritage Administration (Wikipedia)

Ritual gut merupakan bagian inti dari praktik syamanisme Korea, yang dikenal juga sebagai Muism. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa praktik ini telah ada sejak Zaman Perunggu. Gut berkembang seiring waktu, mencerminkan perubahan dalam struktur sosial dan politik Korea.

More…

Festival Benteng Gunung Geumjeong. Foto: Visit Busan

Festival Benteng Gunung Geumjeong merupakan acara tahunan yang diadakan di Busan untuk memperkenalkan sejarah serta keindahan alam Benteng Geumjeong. Acara ini diselenggarakan pada akhir Mei dan menyajikan beragam pertunjukan budaya, pengalaman tradisional, serta kesempatan untuk menikmati kuliner khas daerah.

More…

Foto: Korea Tourism Organization

Relief Buddha di Seosan, atau dikenal sebagai “Senyum Baekje,” merupakan salah satu karya seni Buddha yang paling dikenal dari periode Baekje. Terletak di Gayasan, Unsan-myeon, Seosan, pahatan ini diperkirakan berasal dari akhir abad ke-6 hingga awal abad ke-7. Situs ini telah ditetapkan sebagai Harta Nasional Korea Selatan No. 84.

More…

Diagram lima elemen dalam Feng Shui. (Gambar public domain)

Pungsu, atau yang sering dikenal sebagai feng shui ala Korea, adalah praktik geomansi kuno yang bertujuan untuk menciptakan harmoni antara tempat tinggal manusia dengan lingkungan alaminya. Sistem kepercayaan tradisional ini, yang berakar kuat dalam budaya Korea, berfokus pada aliran energi atau “qi” untuk menentukan lokasi yang menguntungkan bagi bangunan, makam, dan struktur lainnya.

More…

Jeong Yak-yong (Gambar public domain)

Jeong Yak-yong (1762–1836), atau yang juga dikenal dengan nama pena Dasan, adalah seorang filsuf, agronom, dan penyair ternama Korea yang memainkan peran penting dalam gerakan Silhak (Pembelajaran Praktis) pada akhir Dinasti Joseon. Karya-karyanya mencakup beragam topik di berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, sastra, hingga ilmu pengetahuan, menjadikannya salah satu pemikir paling berpengaruh dalam sejarah Korea.

More…

Dadeumi. (Foto public domain)

Dadeumijil, atau dikenal juga sebagai dadeumi, adalah metode tradisional menyetrika kain di Korea dengan cara memukulnya menggunakan tongkat kayu secara ritmis. Lebih dari sekadar teknik praktis untuk merapikan pakaian, dadeumijil juga menjadi simbol budaya yang merepresentasikan suara dan ritme kehidupan sehari-hari masyarakat Korea. Diakui sebagai salah satu dari 100 Simbol Budaya Korea, praktik ini menyoroti nilainya dalam warisan budaya negara tersebut.

More…