Culture
Bahas semua soal budaya Korea di sini
Bahas semua soal budaya Korea di sini
Sejarah Ganhwa Seon, salah satu cabang utama kepercayaan Buddha di Korea, bermula pada abad ke-12 melalui ajaran Bojo Jinul, seorang biksu yang dianggap sebagai pendiri tradisi ini. Ganhwa Seon sendiri adalah pengembangan dari ajaran Buddha aliran Chan dari Tiongkok yang diperkenalkan oleh Dahui Zonggao pada masa Dinasti Song.
More…Bakti keluarga, yang dalam bahasa Korea dikenal sebagai “hyo” (효), adalah salah satu kebajikan penting dalam ajaran Konfusianisme yang mengutamakan penghormatan, kepatuhan, dan perawatan terhadap orang tua dan leluhur. Konsep ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Korea, yang tidak hanya berlaku semasa kecil saja, tetapi juga menjadi komitmen seumur hidup untuk menghormati dan mendukung para orang tua dan anggota keluarga yang lebih tua.
More…Seonbi, para cendekiawan dari Dinasti Joseon, memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk tatanan masyarakat Korea. Mereka dikenal dengan dedikasinya terhadap ilmu pengetahuan, integritas moral, dan upaya mewujudkan keadilan sosial. Hingga kini, jejak mereka masih memengaruhi budaya dan nilai-nilai masyarakat Korea.
More…Pungmul (풍무규) merupakan perpaduan antara drumming, tarian, dan nyanyian yang ditampilkan dalam pertunjukan luar ruangan, dibawakan dengan irama yang penuh semangat. Pungmul menjadi bagian dari tradisi musik rakyat Korea yang kaya akan nuansa budaya agraris, dan merupakan bagian integral dari kehidupan masyarakat pedesaan Korea sejak berabad-abad lalu.
More…Hanja(한자) adalah sistem penulisan tradisional di Korea yang menggunakan karakter Tionghoa sebagai aksara utamanya. Meskipun penggunaannya menurun sejak hangul, alfabet asli Korea, diadopsi secara luas, hanja tetap menjadi bagian penting dari sejarah dan budaya Korea. Artikel ini akan mengupas lebih dalam tentang peran hanja dalam berbagai periode sejarah Korea, fungsinya dalam sistem penulisan, serta bagaimana posisi dan pengaruhnya berkembang dari masa lalu hingga masa kini.
More…Choga (초가), atau rumah tradisional beratapkan jerami, adalah bagian penting dari warisan arsitektur dari Korea. Rumah yang dibangun menggunakan material alami seperti jerami, kayu, dan tanah liat ini banyak digunakan oleh petani serta kelas pekerja berpenghasilan rendah. Dengan desain yang selaras dengan alam dan mengedepankan kesederhanaan, choga menjadi lambang dari prinsip kehidupan masyarakat Korea yang hidup harmonis dengan lingkungan sekitarnya.
More…Seokguram Grotto adalah sebuah candi yang berada di dalam gua buatan, yang kini menjadi salah satu karya seni agung dari kepercayaan Buddha di Asia Timur. Terletak di Gunung Toham, dekat Gyeongju, Korea Selatan, candi ini merupakan situs Warisan Dunia UNESCO dan menjadi contoh keunggulan arsitektur serta keterampilan pahatan pengrajin Korea kuno. Dibangun pada abad ke-8 di masa Kerajaan Silla Bersatu, gua ini menampilkan patung Buddha dari granit, dikelilingi oleh ukiran batu yang rumit.
More…Baekdu-daegan adalah rangkaian pegunungan sepanjang 1.400 kilometer yang membentang dari Gunung Baekdu di utara hingga Gunung Jiri di selatan. Selain menjadi tulang punggung ekologis Semenanjung Korea, pegunungan ini juga berperan penting dalam membentuk lanskap budaya masyarakat Korea. Pegunungan ini menjaga keberagaman flora dan fauna yang sangat berharga sekaligus menjadi simbol persatuan bagi seluruh rakyat Korea.
More…Ulsan Onggi, yang diadakan setiap tahun di Desa Oegosan Onggi, merupakan festival yang merayakan tradisi onggi (tembikar tradisional Korea) yang kaya. Acara ini memberikan kesempatan unik bagi para pengunjung untuk merasakan warisan budaya ini melalui berbagai program, pertunjukan, dan kegiatan langsung.
More…Gangneung Danoje Festival adalah salah satu perayaan tahunan yang memiliki makna penting di Korea Selatan. Diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda, festival ini menggabungkan tradisi Konfusianisme, syamanisme, dan Buddhisme untuk menghormati dewa-dewa lokal serta memanjatkan doa demi perdamaian dan kesejahteraan.
More…