Menelusuri Ragam Tteok, Kue Beras Korea

on in Food
Beragam jenis tteok. Foto: user:takoradee (Wikipedia)

Dengan cita rasa dan ragam hidangan yang kaya, kuliner Korea memiliki tempat khusus untuk salah satu makanan tradisionalnya, yaitu tteok, atau kue beras. Tteok bukan sekadar camilan biasa, ia juga merupakan simbol budaya yang telah mengakar kuat dalam sejarah, perayaan, dan kehidupan sehari-hari Korea.

Tteok hadir dalam berbagai bentuk, ukuran, dan rasa, di mana setiap jenis tteok dihidangkan pada momen tertentu, mulai dari perayaan hingga untuk camilan sehari-hari. Pada artikel ini kita akan menjelajahi beberapa jenis tteok tradisional yang paling disukai.

Baekseolgi merupakan jenis kue beras kukus yang sederhana namun sangat simbolis. Terbuat dari beras putih yang digiling halus dan air, adonan kemudian dikukus untuk menciptakan tekstur yang lembut seperti spons.

Baekseolgi. Foto: tasteatlas

Secara tradisional, baekseolgi dipersiapkan untuk perayaan seperti ulang tahun, pernikahan, dan upacara untuk menghormati leluhur. Warna putihnya melambangkan kesucian dan sering digunakan dalam persembahan upacara.

Injeolmi adalah salah satu jenis tteok yang sangat populer dan disukai. Terbuat dari beras ketan yang dikukus, ditumbuk hingga lengket, lalu dipotong kecil-kecil.

Injeolmi. Foto: Korea.net

Potongan-potongan tersebut kemudian dilapisi dengan bubuk kacang kedelai panggang, memberikan injeolmi rasa kacang yang khas dengan tekstur lembut dan kenyal. Injeolmi tidak hanya dinikmati sebagai camilan saja, tetapi juga disajikan selama hari raya dan perayaan tradisional Korea.

Songpyeon menempati tempat khusus dalam budaya Korea, terutama selama chuseok (festival panen Korea, setara dengan thanksgiving). Kue beras kecil berbentuk bulan setengah ini dibuat dari tepung beras ketan dan diisi dengan isian manis seperti biji wijen, madu, dan pasta kastanye.

Songpyeon. Foto: Maangchi

Sebelum dikukus, songpyeon pada umumnya disusun di atas jarum pinus, yang memberikan rasa aromatik yang unik. Membuat songpyeon juga dianggap sebagai kegiatan komunal, yang mempertemukan keluarga selama musim perayaan.

Garaetteok adalah kue beras panjang berbentuk silinder yang dibuat dari tepung beras non-ketan. Ini adalah jenis tteok yang serba guna dan digunakan dalam berbagai hidangan Korea, terutama dalam tteokbokki (kue beras pedas) dan tteokguk (sup kue beras).

Garaettok. Foto: PY’s Kitchen

Tteokguk merupakan hidangan tradisional yang disajikan selama Tahun Baru Korea, melambangkan penambahan usia dan harapan untuk tahun yang makmur.

Yaksik, yang juga dikenal sebagai Yakbap, adalah kue beras manis dan lengket yang dibuat dari beras ketan yang dicampur dengan kastanye, jujube, dan pinus. Yaksik lalu dilapisi dengan saus manis yang dibuat dari kecap, madu, dan minyak wijen.

Yaksik. Foto: Hyeon-Jeong Suk (Wikipedia)

Bahan-bahannya dikukus bersamaan, menghasilkan hidangan yang kaya rasa. Yaksik secara tradisional disiapkan untuk Jeongwol Daeboreum, atau perayaan bulan purnama pertama tahun baru lunar, melambangkan kesehatan dan kemakmuran.

Hwajeon adalah kue beras kecil yang digoreng. Makanan ini sering kali dihiasi dengan bunga-bunga yang bisa dimakan seperti azalea, krisan, atau mawar, membuat rasanya seindah penampilannya.

Hwajeon. Foto: Korea.net

Kue ini biasanya dibuat di musim semi untuk merayakan pergantian musim. Selain dinikmati karena kelezatannya, hwajeon juga disukai karena keindahannya, menggambarkan keanggunan tradisi kuliner Korea.

Selain menjadi makanan khas di Korea, tteok juga menjadi lambang budaya yang membawa esensi tradisi, perayaan, dan komunitas. Setiap jenis tteok memiliki cerita, rasa, dan tempat tersendiri dalam budaya Korea, membuat mereka menjadi bagian integral untuk memahami dan menghargai kedalaman warisan kuliner Korea.