Culture

Bahas semua soal budaya Korea di sini

Kegiatan menganyam bokjori. Foto: KOREA.net

Bokjori, saringan tradisional yang terbuat dari anyaman bambu, memiliki sejarah panjang yang berakar pada perkembangan pertanian dan kebiasaan kuliner di Semenanjung Korea. Peninggalan arkeologi menunjukkan bahwa bentuk awal dari bokjori telah digunakan sejak era Tiga Kerajaan (57 SM – 935 M). Namun, bentuk bokjori yang dikenal pada hari ini diperkirakan mulai berkembang selama Dinasti Joseon (1392-1910).

More…

Bangasayusang. Foto: 국립중앙박물관 (National Museum of Korea)

Bangasayusang, atau yang dikenal sebagai Patung Bodhisattva yang Termangu, menjadi saksi bisu pencapaian seni dan spiritualitas dari budaya Buddhis Korea. Patung-patung ini, khususnya yang menyandang status Harta Nasional Korea Nomor 78 dan 83, mencerminkan puncak keahlian seni dan ekspresi keagamaan dari periode Tiga Kerajaan. Keindahannya tidak hanya memukau masyarakat Korea saja, tetapi juga menginspirasi karya serupa di Jepang dan memperkaya tradisi seni Buddhis di Asia Timur.

More…

Juldarigi di Hi! Seoul Festival. Foto: Steve46814 (Wikipedia)

Yeongsan Juldarigi adalah permainan tarik tambang tradisional Korea yang telah menjadi bagian penting dari warisan budaya takbenda Korea Selatan. Berasal dari Yeongsan, Provinsi Gyeongsangnam-do, tradisi ini tidak hanya menghibur tetapi juga memiliki makna mendalam sebagai ritual doa untuk panen melimpah dan kesejahteraan desa.

More…

Ttakji atau ddakji adalah permainan tradisional Korea yang menggunakan ubin dari kertas lipat. Pemain bertujuan membalik ubin lawan dengan melemparkan ubin mereka sendiri. Permainan sederhana namun menantang ini telah dinikmati selama berabad-abad dan mendapatkan perhatian internasional melalui penampilannya dalam media populer Korea.

More…

Pohon Zelkova serrata di Suhan Village. Foto: Pmlydon (Wikipedia)

Di Korea, pohon peneduh atau yang dikenal juga sebagai jeongjanamu (정자나무) memainkan peran penting dalam kehidupan sosial, lingkungan, dan tradisi masyarakat. Salah satu spesies yang paling umum adalah pohon Zelkova (Neutinamu), yang mencakup sekitar 80% pohon peneduh di negara ini. Selain memberikan perlindungan dari sinar matahari, pohon ini juga berfungsi sebagai pusat berkumpulnya masyarakat dan simbol budaya yang telah diwariskan turun-temurun.

More…

Lukisan potret dari Wonhyo (gambar public domain)

Wonhyo (617–686) adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah kepercayaan Buddha di Asia Timur. Lahir di Amnyang (sekarang bernama Gyeongsan, Korea Selatan), ia memulai perjalanan spiritualnya sebagai biksu di Kuil Hwangnyongsa. Di sana, Wonhyo tidak hanya mempelajari ajaran Buddha saja, tetapi juga mendalami Konfusianisme dan Taoisme sambil memperbanyak meditasi.

More…

Kaligrafi buatan Han Seok-bong (foto public domain)

Han Seok-bong, seorang kaligrafer ternama dari abad ke-16, menjadi salah satu sosok penting dalam sejarah Korea. Kisahnya tidak hanya mencerminkan keahliannya dalam seni kaligrafi, tetapi juga menonjolkan peran ibunya, Baek Indang, yang memberikan pengaruh besar dalam membentuk karakter dan keahliannya.

More…

Kuil Seon Jogyesa. Foto: Francisco Anzola (Wikipedia)

Sejarah Ganhwa Seon, salah satu cabang utama kepercayaan Buddha di Korea, bermula pada abad ke-12 melalui ajaran Bojo Jinul, seorang biksu yang dianggap sebagai pendiri tradisi ini. Ganhwa Seon sendiri adalah pengembangan dari ajaran Buddha aliran Chan dari Tiongkok yang diperkenalkan oleh Dahui Zonggao pada masa Dinasti Song.

More…

Lukisan yang menggambarkan bakti pada orang tua (Gambar public domain)

Bakti keluarga, yang dalam bahasa Korea dikenal sebagai “hyo” (효), adalah salah satu kebajikan penting dalam ajaran Konfusianisme yang mengutamakan penghormatan, kepatuhan, dan perawatan terhadap orang tua dan leluhur. Konsep ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Korea, yang tidak hanya berlaku semasa kecil saja, tetapi juga menjadi komitmen seumur hidup untuk menghormati dan mendukung para orang tua dan anggota keluarga yang lebih tua.

More…