Baseball di Korea Selatan

on in Culture, Entertainment
Chanwon NC Park. Foto: Rienzi (Wikipedia)

Diperkenalkan oleh misionaris Amerika pada tahun 1905, baseball kini menjadi salah satu olahraga paling populer di Korea Selatan. Kompetisi profesional tertinggi adalah Liga Korea Baseball Organization (KBO), yang terdiri atas sepuluh tim dengan basis suporter fanatik terkenal berkat budaya yel-yelnya yang khas.

Sejarawan umumnya mencatat bahwa Philip L. Gillett, misionaris Amerika dan kepala YMCA di Seoul, membawa baseball ke Korea pada 1905, meskipun beberapa dokumen menyebutkan bahwa permainan ini sudah muncul pada tahun 1894 atau 1896. Gillett berharap olahraga Barat dapat membantu generasi muda Korea bersiap untuk menghadapi dunia modern. Pertandingan resmi pertama berlangsung pada 11 Februari 1906, ketika tim Hwangseong YMCA berlaga dengan tim lokal. Awalnya, pertandingan hanya menarik minat orang yang kebetulan melintas.

Pada masa pendudukan Jepang (1910–1945), pemerintah kolonial berupaya memanfaatkan baseball untuk program asimilasi budaya. Namun banyak orang Korea menolak upaya itu karena mereka memandang baseball sebagai olahraga terhormat dan menolak kebijakan Jepang. Pada dekade 1920-an, baseball semakin populer. Musim semi 1924 menjadi tonggak penting saat tim-tim dari berbagai daerah bersaing memperebutkan gelar nasional dan menarik kerumunan besar penonton. Dalam satu deretan pertandingan persahabatan, tim Korea mengalahkan tim ekspatriat Amerika dengan skor meyakinkan, yaitu 19–7, 16–8, dan 29–1.

Setelah kemerdekaan, liga baseball pertama diresmikan pada 1947. “Hwang-Guem-Sa-Ja-Gi,” liga antar-sekolah menengah yang disponsori media DongA, dimenangkan oleh SMA Gyung-gi sebagai juara perdana.

Era baseball modern Korea dimulai pada tahun 1982 di bawah kebijakan “3S” (Sports, Screen, Sex) Presiden Chun Doo-hwan, yang mendorong pembentukan Korea Baseball Organization (KBO). Enam tim yang menjadi pendiri liga adalah OB Bears (kini Doosan Bears), Samsung Lions, Lotte Giants, MBC Blue Dragons (kini LG Twins), Haitai Tigers (kini Kia Tigers), dan Sammi Super Stars. Pertandingan perdana KBO digelar pada 27 Maret 1982 di Stadion Dongdaemun, dengan Samsung Lions bertanding melawan MBC Chungyong.

Dongdaemun Stadium Memorial. Foto: Dongdaemun Design Plaza (DDP)

Saat ini, liga baseball Korea telah berkembang menjadi sepuluh tim, yaitu Doosan Bears, Hanwha Eagles, Kia Tigers, Kiwoom Heroes, KT Wiz, LG Twins, Lotte Giants, NC Dinos, Samsung Lions, dan SSG Landers. Setiap musim reguler mencakup 144 pertandingan, di mana masing-masing tim saling bertemu 16 kali dan libur pada hari Senin. Kualitas kompetisi KBO sering dibandingkan dengan level Double-A atau Triple-A di Minor League Amerika, meskipun para pemain terbaiknya kerap menunjukkan kemampuan yang setara dengan atlet MLB.

Pada musim 2025, rekor kehadiran penonton dipecahkan dengan lebih dari 2 juta orang penonton tercatat setelah 118 pertandingan dan melampaui angka 3 juta setelah 175 pertandingan. Dengan rata-rata 16.995 penonton per laga, meningkat 19% dibanding tahun sebelumnya, LG Twins memimpin dengan 22.920 penonton per pertandingan.

Salah satu daya tarik terbesar baseball Korea terletak pada budaya suporter yang terorganisir dan energik. Sejak 1990-an, tim KBO menyiapkan pemandu sorak profesional, “cheer master,” irama genderang, dan nyanyian terkoordinasi yang menggema sepanjang sembilan inning.

Setiap tim memiliki tradisi khasnya masing-masing. Suporter Lotte Giants di Busan mengenakan kantong plastik oranye di kepala saat acara “seventh-inning cleanup,” simbol kebersamaan yang lahir dari kantung sampah. Fans Doosan Bears menonjol karena persentase penonton wanita tertinggi (53% pada 2015 vs. rata-rata liga 43%) dan memiliki lagu yel-yel khusus untuk suporter perempuan.

Cheolwoong, maskot dari Doosan Bears. Foto: Odules (Wikipedia)

Hanwha Eagles memperkenalkan teknologi “Fanbot,” robot dukungan yang menampilkan pesan dari pendukung jarak jauh di papan elektronik. Sementara itu, penggemar Kia Tigers di Provinsi Jeolla setia membentangkan tongkat balon kuning—yang dijuluki “acar lobak”—meski performa tim sedang menurun. Semangat dan tradisi itulah yang membantu KBO memecahkan rekor kehadiran penonton pada 2025, memperkuat status baseball sebagai hiburan olahraga utama di Korea Selatan.

Tim nasional Korea Selatan, dijuluki “Blue Wave” (푸른물결), telah konsisten menorehkan prestasi di kancah dunia. Mereka meraih gelar Baseball World Cup pada 1982, medali emas Olimpiade Beijing 2008 dengan rekor sempurna 7–0, serta juara WBSC Premier12 2015. Menurut peringkat WBSC, Korea berada di posisi kelima dan tetap bersaing ketat dengan Jepang.

Sejak turnamen World Baseball Classic pertama pada tahun 2006, Korea Selatan ikut serta di setiap edisinya, termasuk mencapai final pada 2009. Gocheok Sky Dome—stadion tertutup pertama di negara ini—menjadi tuan rumah babak pertama WBC 2017 dan Grup C Premier12 2019, di mana “Blue Wave” berhasil lolos ke babak super sebagai juara grup dengan tiga kemenangan.

Jamsil Baseball Stadium. Foto: User Whiz (Wikipedia)

Lebih dari seabad setelah kemunculannya, baseball telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Korea Selatan. Dari pertandingan awal yang sepi penonton hingga stadion modern yang bergemuruh oleh sorakan para suporter, perjalanan baseball Korea menunjukkan bagaimana olahraga ini berhasil mengakar dalam budaya lokal. Dengan sistem liga profesional yang maju, tradisi suporter yang unik, dan prestasi di panggung internasional, baseball di Korea Selatan terus mempertahankan daya tariknya dan menjanjikan babak baru yang semakin gemilang.