Yi Hwang (1501-1570), yang dikenal juga dengan nama pena Toegye, adalah salah satu cendekiawan dan filsuf Konfusianisme terkemuka di Dinasti Joseon. Gagasannya tentang Neo-Konfusianisme memengaruhi pemikiran dan kebudayaan Korea bahkan hingga saat ini. Selain itu, gambar dirinya pun diabadikan dalam uang kertas 1.000 won Korea Selatan, menjadi salah satu bukti dari kontribusinya pada Korea.
More…Rekaman Otentik Dinasti Joseon, yang dikenal sebagai Joseon Wangjo Sillok, adalah catatan sejarah yang disusun oleh negara untuk mendokumentasikan pemerintahan dari 25 raja Dinasti Joseon dari tahun 1392 hingga 1865. Rekaman ini terdiri dari 1.893 volume dan lebih dari 49 juta karakter, menjadikannya sebagai dokumentasi terpanjang dari satu dinasti yang berkelanjutan dalam sejarah dunia. Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang sejarah dan proses penyusunan Sillok, peran para sejarawan, dampak kolonialisme Jepang, serta signifikansi sejarah dari catatan ini.
More…Seoul, ibu kota Korea Selatan, memiliki sejarah panjang lebih dari dua ribu tahun lamanya. Sejak awal pendiriannya pada tahun 18 SM sebagai Wiryeseong, ibu kota Kerajaan Baekje, kota ini telah mengalami berbagai perubahan, menjadikannya pusat budaya, ekonomi, dan politik seperti yang kita kenal saat ini. Artikel ini akan mengulas lebih tentang evolusi Seoul dari masa kerajaan kuno hingga menjadi kota metropolitan, dengan menyoroti perubahan yang terjadi di setiap era yang membentuk identitas Seoul saat ini.
More…Dongui Bogam (동의보감) adalah sebuah teks medis asal Korea yang disusun oleh Heo Jun di bawah perintah Raja Seonjo pada tahun 1610. Teks ini telah diakui dunia karena kontribusinya yang signifikan terhadap sejarah dan praktik pengobatan tradisional di Asia Timur. Dongui Bogam memadukan pengetahuan medis dari Korea dan Tiongkok, yang kemudian mendapat pengakuan UNESCO sebagai Memory of the World pada tahun 2009.
More…Terletak di Suwon, Korea Selatan, Benteng Hwaseong adalah salah satu situs Warisan Dunia UNESCO yang dibangun pada akhir abad ke-18. Benteng ini menggambarkan perpaduan antara arsitektur militer Timur dan Barat yang inovatif di masanya. Didirikan antara tahun 1794 hingga 1796 di bawah perintah Raja Jeongjo dari Dinasti Joseon, benteng ini mencakup wilayah sepanjang hampir 6 kilometer dan melingkupi sebagian besar pusat kota Suwon. Pembangunan benteng ini tidak hanya berfungsi sebagai benteng pertahanan, tetapi juga menjadi simbol kekuatan baru di luar ibu kota Seoul.
More…Dalam ranah geopolitik Asia Timur, isu penamaan laut tidak hanya mencerminkan penamaan geografis saja, tetapi juga melibatkan identitas nasional, sejarah, dan politik regional yang kompleks. Istilah “Laut Timur” digunakan untuk merujuk pada dua perairan berbeda yang masing-masing menjadi pusat perselisihan penamaan, menggambarkan dinamika sejarah dan geopolitik yang berlapis di kawasan ini.
More…Bendera Korea Selatan, yang dikenal dengan nama Taegeukgi, merupakan simbol nasional yang sarat akan sejarah dan makna filosofis. Dengan latar belakang putih, simbol taegeuk di tengah, serta empat trigram hitam di setiap sudutnya, Taegeukgi bukan hanya sekadar representasi visual, tetapi juga cerminan dari identitas dan prinsip-prinsip yang mendasari kehidupan bangsa Korea. Sejak diadopsi pada tahun 1883, bendera ini telah menjadi lambang kedaulatan, warisan budaya, serta keseimbangan dan harmoni yang merupakan inti dari filosofi negara Korea.
More…Didirikan di Shanghai pada 11 April 1919, Pemerintahan Sementara Republik Korea memainkan peran krusial dalam perjuangan Korea untuk merdeka dari penjajahan Jepang. Didirikan setelah Gerakan 1 Maret 1919, pemerintahan ini menyatukan berbagai upaya kemerdekaan Korea dan meletakkan dasar bagi cita-cita demokrasi modern Korea Selatan.
More…Memperingati Kemerdekaan dan Warisan Sejarah
Gwangbokjeol, atau Hari Pembebasan Nasional Korea, adalah hari libur nasional yang penting di Korea Selatan dan Korea Utara, diperingati setiap tanggal 15 Agustus. Hari ini menandai berakhirnya 35 tahun penjajahan Jepang pada tahun 1945, yang sekaligus menjadi akhir dari Perang Dunia II dan kembalinya kedaulatan Korea. Nama “Gwangbokjeol” berarti “Hari Pemulihan Cahaya,” melambangkan akhir dari periode kelam dalam sejarah Korea dan awal dari kemerdekaan.
More…Saemaul Undong, atau Gerakan Komunitas Baru, diluncurkan pada 22 April 1970 oleh Presiden Korea Selatan, Park Chung-hee. Gerakan ini bertujuan untuk memodernisasi ekonomi pedesaan Korea Selatan yang tertinggal dibandingkan dengan pusat-pusat kota yang telah berkembang pesat. Saemaul Undong didasarkan pada nilai-nilai utama seperti ketekunan, bantuan diri, dan kerjasama untuk mendorong partisipasi komunitas dalam proses pembangunan.
More…