Sejarah Ganhwa Seon, salah satu cabang utama kepercayaan Buddha di Korea, bermula pada abad ke-12 melalui ajaran Bojo Jinul, seorang biksu yang dianggap sebagai pendiri tradisi ini. Ganhwa Seon sendiri adalah pengembangan dari ajaran Buddha aliran Chan dari Tiongkok yang diperkenalkan oleh Dahui Zonggao pada masa Dinasti Song.
More…Bakti keluarga, yang dalam bahasa Korea dikenal sebagai “hyo” (효), adalah salah satu kebajikan penting dalam ajaran Konfusianisme yang mengutamakan penghormatan, kepatuhan, dan perawatan terhadap orang tua dan leluhur. Konsep ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Korea, yang tidak hanya berlaku semasa kecil saja, tetapi juga menjadi komitmen seumur hidup untuk menghormati dan mendukung para orang tua dan anggota keluarga yang lebih tua.
More…Hanja(한자) adalah sistem penulisan tradisional di Korea yang menggunakan karakter Tionghoa sebagai aksara utamanya. Meskipun penggunaannya menurun sejak hangul, alfabet asli Korea, diadopsi secara luas, hanja tetap menjadi bagian penting dari sejarah dan budaya Korea. Artikel ini akan mengupas lebih dalam tentang peran hanja dalam berbagai periode sejarah Korea, fungsinya dalam sistem penulisan, serta bagaimana posisi dan pengaruhnya berkembang dari masa lalu hingga masa kini.
More…Choga (초가), atau rumah tradisional beratapkan jerami, adalah bagian penting dari warisan arsitektur dari Korea. Rumah yang dibangun menggunakan material alami seperti jerami, kayu, dan tanah liat ini banyak digunakan oleh petani serta kelas pekerja berpenghasilan rendah. Dengan desain yang selaras dengan alam dan mengedepankan kesederhanaan, choga menjadi lambang dari prinsip kehidupan masyarakat Korea yang hidup harmonis dengan lingkungan sekitarnya.
More…Porselen putih Joseon, atau dikenal juga sebagai “baekja”, adalah keramik elegan yang diproduksi selama Dinasti Joseon (1392-1910) di Korea. Desain yang minimalis dan corak yang halus dari porselen ini mencerminkan nilai-nilai Konfusianisme yang kuat pada era tersebut. Baekja bukan hanya sekadar benda fungsional saja, tetapi juga menjadi cerminan dari perubahan budaya, teknologi, dan estetika Korea selama lebih dari lima abad.
More…Hanji adalah kertas tradisional Korea yang telah digunakan selama lebih dari 1.500 tahun. Terbuat dari kulit bagian dalam pohon mulberry (dak), hanji terkenal akan daya tahan dan kegunaannya yang luar biasa. Dalam sejarahnya, kertas ini digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari dokumen resmi hingga barang-barang rumah tangga. Tidak mengherankan jika hanji mendapat julukan “kertas kehidupan” dalam tradisi Korea. Artikel ini akan mengeksplorasi lebih dalam tentang asal-usul, teknik pembuatan, serta aplikasi modern dari hanji.
More…Diciptakan oleh Raja Sejong pada tahun 1443, hangul merupakan alfabet Korea dengan sistem tulisan yang unik dan revolusioner. Hangeul terdiri dari 24 huruf dasar yang mewakili konsonan dan vokal, dirancang untuk menangkap bunyi bahasa Korea dengan tepat. Inovasi ini memainkan peran penting dalam sejarah dan budaya, sekaligus membantu mempromosikan literasi dan memperkuat identitas nasional dari Korea. Artikel ini akan menggali lebih dalam tentang asal-usul hangeul, prinsip-prinsip ilmiah di balik penciptaannya, serta pengaruhnya terhadap literasi dan budaya Korea di masa modern.
More…Mugunghwa, atau dikenal juga sebagai Rose of Sharon atau Hibiscus syriacus, adalah bunga nasional Korea Selatan yang berakar mendalam pada budaya negara tersebut. Mugunghwa melambangkan ketahanan, keindahan, dan kelimpahan abadi dalam budaya Korea. Bunga ini mewakili semangat dan nilai-nilai bangsa, menjadi simbol yang penting dalam identitas nasional Korea.
More…Dalam mitologi Korea, dokkaebi merupakan makhluk legendaris yang sering kali muncul dalam cerita rakyat dan mitos. Mereka digambarkan sebagai roh alam dengan kekuatan luar biasa yang sering kali berinteraksi dengan manusia, baik untuk bermain-main atau memberikan bantuan. Dipercaya terlahir dari benda-benda mati yang telah menyerap energi spiritual, dokkaebi dikenal sebagai makhluk yang penuh kejutan dan memiliki kemampuan untuk berubah bentuk. Dalam budaya Korea, mereka memiliki peran penting yang berakar dalam kepercayaan tradisional.
More…Pansori adalah genre musikal tradisional Korea yang unik, di mana seorang penyanyi solo, yang dikenal sebagai sorikkun, menyampaikan kisah epik dengan iringan ritmis dari seorang penabuh drum, atau gosu. Sejak kemunculannya pada akhir abad ke-17, seni bercerita pansori telah memikat penonton dengan narasi yang sarat dengan nilai moral, cinta, dan kebajikan. Pengakuan UNESCO terhadap pansori sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Takbenda Manusia pada tahun 2003 menegaskan pentingnya seni ini dalam kebudayaan Korea.
More…