SKY: Universitas Bergengsi di Korea Selatan

on in Society
Gedung Perpustakaan dari Yonsei University. Foto: Thinkinglex (Wikipedia)

Di Korea Selatan, istilah “SKY” merujuk pada tiga universitas paling bergengsi, yaitu Seoul National University (SNU), Korea University (KU), dan Yonsei University (YU). Ketiga lembaga ini dianggap sebagai pilar utama pendidikan tinggi di negara tersebut, yang telah menghasilkan sejumlah besar pemimpin di bidang pemerintahan, bisnis, dan akademisi. Artikel ini akan membahas tentang latar belakang sejarah, keunggulan akademik, proses penerimaan, serta dampak sosial yang dihasilkan oleh ketiga universitas tersebut.

Gerbang utama kampus SNU. Foto: วิทวัส มงคลนวเสถียร (Wikipedia)

Universitas ini secara resmi didirikan pada tahun 1946, setelah Korea merdeka dari kolonialisme. Saat kemerdekaan berhasil diraih, sepuluh institusi pendidikan tinggi yang telah ada digabungkan untuk membentuk SNU sebagai universitas negeri terbesar dan terkemuka. Namun, akar SNU dapat ditelusuri hingga tahun 1895, ketika Raja Gojong mendirikan lembaga pelatihan hukum modern pertama di Korea.

Korea University. Foto: TEAN Abroad

Sejarah institusi ini bermula dari Bosung College yang didirikan pada tahun 1905 oleh Lee Yong-Ik di tengah gejolak politik menjelang penjajahan Jepang. Sebagai perguruan tinggi swasta modern pertama di Korea, Bosung College kemudian berkembang menjadi Korea University. Sejak awal, KU menekankan nilai “kejujuran dan keadilan” sebagai dasar filosofis, yang tercermin dalam motto dan budaya akademiknya.

Underwood Hall, gedung administrasi di Yosei University. Foto: Kimhs5400 (Wikipedia)

Yonsei University memiliki warisan tertua di antara ketiga universitas SKY. Asal-usulnya berasal dari Gwanghyewon (Rumah Kasih Manjur), rumah sakit modern pertama di Korea, yang mulai beroperasi pada tahun 1885. Pada tahun 1957, Yonhi College (didirikan pada 1915 sebagai Chosun Christian College) bergabung dengan Severance Union Medical College untuk membentuk Yonsei University, dengan nama yang diambil dari dua kata pertama lembaga pendirinya. Kampus Yonsei kemudian berkembang menjadi salah satu pusat pendidikan internasional terkemuka di Asia.

Ketiga universitas SKY secara konsisten menduduki peringkat teratas di Korea Selatan dan memiliki reputasi global yang kuat. Pada World University Rankings 2025, SNU menempati peringkat ke-62, Yonsei University berada pada peringkat ke-102, dan Korea University di posisi ke-189. Meskipun ada persaingan dengan universitas dalam negeri lainnya seperti KAIST dan POSTECH, dominasi SKY di peringkat domestik tetap tak tergoyahkan.

  • Seoul National University: Menyediakan 16 fakultas, berbagai program pascasarjana, dan lebih dari 65 lembaga penelitian. Bidang unggulan mencakup teknik, ilmu pengetahuan alam, ilmu sosial, dan kedokteran. Fasilitas riset yang mutakhir mendukung dalam publikasi ilmiah berkualitas tinggi.
  • Korea University: Memiliki 81 departemen akademik dengan keahlian khusus di bidang hukum, bisnis, dan pendidikan. KU dikenal karena lingkungan kompetitifnya dan tingkat penerimaan sekitar 20%, menegaskan kedisiplinan akademik yang tinggi.
  • Yonsei University: Dikenal dengan pendekatan yang menggabungkan nilai-nilai tradisional Korea dengan perspektif global. Menawarkan banyak program berbahasa Inggris untuk menarik mahasiswa internasional. Peningkatan peringkatnya dari 145 ke 102 dalam satu tahun menunjukkan pertumbuhan reputasi akademik yang pesat.

SKY menekankan produktivitas riset dan inovasi sebagai kekuatan utama universitas. Para dosen di ketiga institusi ini merupakan tokoh-tokoh terkemuka di bidangnya yang juga didukung dengan fasilitas riset canggih. Hasil penelitian yang dipublikasikan berkontribusi signifikan pada kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan baik di Korea maupun di dunia.

Bagi pelajar Korea, seleksi masuk ke universitas SKY didasarkan pada hasil College Scholastic Ability Test (CSAT) atau “suneung.” Ujian ini memiliki pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat. Pada hari ujian, jadwal nasional diatur agar tidak mengganggu pelaksanaan tes, seperti penundaan penerbangan dan penyesuaian jam operasional pasar saham. Tingkat penerimaan SNU di beberapa jurusan bahkan bisa di bawah 5–10%.

Bagi kandidat internasional, tingkat penerimaan di SNU berkisar antara 30–40%, jauh lebih tinggi dibanding mahasiswa lokal, meskipun persaingannya masih ketat. KU dan YU juga menawarkan jalur khusus bagi mahasiswa internasional, termasuk beasiswa dan program pertukaran yang bersifat kompetitif.

Budaya persaingan masuk universitas SKY memunculkan fenomena “hagwon”—bimbingan belajar swasta yang intensif. Banyak keluarga mengalokasikan porsi signifikan dari pendapatan mereka untuk kursus persiapan ujian agar anak-anak mereka memiliki keunggulan dalam CSAT. Keberadaan hagwon mencerminkan betapa pentingnya nilai pendidikan di masyarakat Korea.

Istilah “SKY” telah menjadi simbol status sosial dan kesuksesan di Korea. Media populer seperti drama “SKY Castle” menggambarkan tekanan ekstrem yang dialami keluarga untuk memastikan anak-anak mereka dapat diterima di universitas ini. Pengaruh budaya tersebut memicu pertumbuhan industri bimbingan belajar, sekaligus menimbulkan tekanan psikologis bagi siswa dan keluarga.

Universitas SKY—Seoul National University, Korea University, dan Yonsei University—mewakili puncak prestasi pendidikan tinggi di Korea Selatan. Dengan sejarah panjang, reputasi global, dan jaringan alumninya yang kuat, ketiganya memainkan peran penting dalam membentuk pemimpin masa depan negara.

Namun, dominasi dan tekanan persaingan juga menimbulkan tantangan sosial, terutama terkait kesehatan mental pelajar. Meskipun demikian, kontribusi akademik dan inovasi yang dihasilkan oleh SKY terus mendorong kemajuan Korea Selatan sebagai negara berpengetahuan tinggi dan berpengaruh di kancah internasional.