Seoul National University: Universitas Nomor Satu di Korea

on in Study
Gerbang kampus Gwanak, Seoul National University. Foto: วิทวัส มงคลนวเสถียร (Wikipedia)

Seoul National University (SNU) merupakan institusi pendidikan tinggi paling bergengsi di Korea Selatan, yang juga mendapatkan pengakuan sebagai salah satu universitas terbaik di dunia. Didirikan pada tahun 1946 setelah Korea merdeka dari penjajahan Jepang, SNU tumbuh menjadi universitas riset kelas dunia yang melayani sekitar 29.000 mahasiswa sarjana dan pascasarjana. Berdasarkan QS World University Rankings 2025, SNU menempati peringkat ke-31 di dunia.

Sebagai universitas nasional utama dalam konsorsium SKY—bersama Korea University dan Yonsei University—SNU memiliki tingkat penerimaan sekitar 20 persen, dengan mahasiswa baru berasal dari 2,5 persen peserta Ujian Masuk Perguruan Tinggi Nasional yang memiliki nilai tertinggi. Jaringan alumni SNU meliputi tokoh terkenal seperti mantan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Presiden Korea Selatan saat ini Yoon Suk-yeol, dan para pemimpin di berbagai sektor akademik, bisnis, serta hiburan.

Akar sejarah SNU bermula dari upaya modernisasi pendidikan pada masa Raja Gojong di akhir Dinasti Joseon. Beberapa lembaga yang kemudian menjadi cikal bakal universitas ini di antaranya adalah Beopkwan Yangseongso (akademi hukum) yang didirikan pada 25 Maret 1895, Hanseong Sabeomhakgyo (sekolah pelatihan guru), serta Euihakkyo (sekolah kedokteran) yang berdiri pada 1899. Lembaga-lembaga tersebut menjadi fondasi pendidikan tinggi modern pertama di Korea.

Maronnier Park, monumen yang memperingati situs gedung utama SNU sebelum dipindahkan. Foto: Kaflan (Public domain)

Pada masa penjajahan Jepang, institusi-institusi tersebut berubah menjadi Keijō Imperial University yang termasuk ke dalam sembilan universitas imperium di Jepang. Meskipun begitu, pembentukan Seoul National University sebagai institusi pendidikan Korea modern baru terjadi pada Agustus 1946 melalui Undang-Undang Pendirian Universitas Nasional Seoul. Penggabungan sepuluh lembaga tinggi dalam satu universitas menandai tonggak penting dalam sejarah pendidikan Korea.

Tahun-tahun awal SNU ditandai oleh semangat ketekunan dan komitmen terhadap pendidikan. Saat Perang Korea meletus pada 1950, civitas akademika SNU rela memindahkan kampus ke Busan untuk sementara demi melindungi universitas dari serangan komunis. Meskipun dalam kondisi konflik, proses belajar-mengajar terus berjalan, menegaskan semangat pantang menyerah yang kemudian menjadi ciri khas komunitas SNU.

Periode 1960 hingga 1980 menjadi masa ketika SNU aktif terlibat dalam gerakan demokrasi Korea. Mahasiswa dan dosen SNU memainkan peran penting dalam Revolusi April 1960 dan Aksi Juni 1987 yang membantu mendorong perubahan sosial dan politik di Korea. Keterlibatan tersebut menegaskan bahwa SNU bukan hanya berfokus pada keunggulan akademik saja, tetapi juga berkontribusi pada kemajuan nilai-nilai demokrasi dan keadilan sosial.

Sejak awal berdirinya dengan sembilan fakultas dan satu sekolah pascasarjana, SNU berkembang menjadi institusi yang terdiri dari enam belas fakultas, sepuluh sekolah pascasarjana, dan berbagai program khusus. Saat ini, SNU menawarkan sekitar 85 program studi sarjana di lima belas fakultas, dengan peluang studi lintas disiplin dan program ganda. Di jenjang pascasarjana, terdapat 106 program magister dan 107 program doktor di lima bidang utama, mencakup ilmu humaniora, sosial, alam, teknik, dan kedokteran.

Fakultas-fakultas di SNU meliputi Fakultas Humaniora, Ilmu Sosial, Ilmu Alam, Teknik, Pertanian dan Ilmu Kehidupan, Kedokteran, Keperawatan, Farmasi, Kedokteran Hewan, Pendidikan, Seni Rupa, Musik, Ekologi Manusia, serta Administrasi Bisnis. Sekolah profesional seperti Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Hukum memberikan pendidikan khusus di bidang kritis.

Pendidikan pascasarjana SNU juga didukung oleh 12 sekolah profesional, seperti Sekolah Pascasarjana Kesehatan Masyarakat, Administrasi Publik, Studi Lingkungan, Studi Internasional, Konvergensi Sains dan Teknologi, dan lainnya. Langkah ini diambil agar SNU dapat menghasilkan para ahli yang siap menghadapi tantangan global melalui inovasi dan riset interdisipliner.

Fakultas SNU menjadi salah satu kekuatan utama, dengan 95,6 persen dosen memegang gelar doktor dari universitas bergengsi di seluruh dunia. Jumlah dosen tetap mencapai 2.344 orang—terdiri dari 1.596 orang profesor, 493 profesor madya, dan 255 profesor muda—sementara total jumlah dosen, termasuk dosen eksternal dan tamu, mencapai 6.397 orang.

Keunggulan akademik SNU tercermin melalui berbagai pemeringkatan internasional. SNU menempati posisi ke-31 pada QS World University Rankings tahun 2025, melonjak signifikan dari peringkat ke-135 pada tahun sebelumnya. Peningkatan drastis ini menunjukkan komitmen universitas dalam memperkuat reputasi akademik dan daya saing riset.

Di kawasan Asia, SNU berada pada peringkat ke-18 dalam QS Asia University Rankings dan ke-14 dalam Times Higher Education Asia University Rankings. Selain itu, Times Higher Education World University Rankings 2025 menempatkan SNU pada posisi ke-62 di dunia. Faktor-faktor yang menjadi tolok ukur meliputi reputasi akademik (98,5), reputasi pemberi kerja (98,6), hasil kerja lulusan (100), dan aspek keberlanjutan (96).

Profil riset SNU juga sangat kuat. Universitas ini berada dalam peringkat 100 besar di dunia untuk 83 topik akademik, termasuk teknik kelautan yang menempati peringkat ke-17 internasional. Hingga kini, SNU telah menerbitkan 211.076 makalah ilmiah dan meraih 5.667.818 sitasi, memperlihatkan kualitas dan kuantitas kontribusi akademik yang luar biasa.

Sedangkan di dalam negeri, SNU tetap tidak tertandingi dan selalu menempati posisi pertama di berbagai pemeringkatan universitas Korea. Prestasi ini mencerminkan perannya sebagai universitas nasional unggulan dan pusat pembentukan pemimpin di berbagai bidang.