Di era digital yang semakin maju, belanja online telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Dengan infrastruktur internet yang cepat dan sistem logistik yang efisien, Korea Selatan menonjol sebagai salah satu pasar e-commerce paling dinamis di dunia. Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang lanskap platform belanja online utama di Korea Selatan, ukuran serta pertumbuhan pasarnya, serta evolusi yang telah membentuk ekosistem digitalnya.
Platform Belanja di Korea Selatan
Lanskap e-commerce Korea Selatan didominasi oleh platform lokal yang telah memelopori pengalaman belanja inovatif, dengan platform Coupang memimpin pada pangsa 37,7%, diikuti oleh Naver Shopping sebesar 27,2% dan Gmarket 6,8%, menurut laporan pada tahun 2023.
Ukuran dan Pertumbuhan Pasar
Korea Selatan telah memantapkan diri sebagai kekuatan e-commerce global, di mana negara ini kini menempati urutan kelima dalam peringkat pasar e-commerce dengan nilai terbesar di dunia. Industri ini terus mengalami pertumbuhan, mencapai nilai sekitar US$182 miliar pada tahun 2023, mengalami peningkatan 8,3% dibandingkan tahun sebelumnya.
Penyebaran e-commerce dalam lanskap ritel Korea Selatan pun menunjukkan angka yang mengesankan. Pada tahun 2023, negara ini menempati peringkat keempat secara global dalam proporsi ritel e-commerce terhadap total penjualan ritel, dengan nilai belanja daring mencapai 25,5% dari seluruh nilai transaksi ritel. Angka ini menempatkan Korea Selatan tepat di belakang Tiongkok (25,9%), Inggris (32%), dan Indonesia (28,8%). Bahkan pada tahun 2025, angka penjualan online di Korea Selatan telah melampaui penjualan offline, menandai perubahan historis dalam perilaku konsumen.
Statistik adopsi pengguna semakin menggambarkan kematangan pasar ini. Menurut proyeksi Statista, peningkatan jumlah pengguna e-commerce diperkirakan mencapai 82,7% pada 2024 dan dapat tumbuh menjadi 98% pada tahun 2028. Adopsi yang hampir menyeluruh ini mencerminkan tingkat kemajuan teknologi Korea Selatan dan integrasi mulus belanja online dalam kehidupan sehari-hari.
Perdagangan seluler menjadi pendorong utama pertumbuhan ini, menyumbang 74,8% dari total penjualan online pada 2022, setara dengan £93,62 miliar (US$126 miliar). Dominasi m-commerce ini didukung oleh infrastruktur digital kelas dunia Korea Selatan, yang memiliki salah satu kecepatan internet rata-rata tercepat di dunia dan cakupan 5G yang luas.
Perilaku konsumen turut mengungkap tingkat integrasi e-commerce dalam masyarakat Korea. Lebih dari 50% penduduk Korea Selatan berbelanja online setidaknya tiga kali dalam sebulan, dengan banyak orang yang menggunakan berbagai platform untuk memenuhi kebutuhan belanja berbeda. Pandemi COVID-19 mempercepat tren ini, mendorong lebih banyak konsumen beralih ke kanal daring dan memaksa peritel tradisional memperkuat kehadiran digital mereka.
Berdasarkan kategori produk, barang rumah tangga menduduki urutan teratas pembelian online, diikuti oleh makanan dan bahan pokok, fesyen, kesehatan, dan produk kecantikan. Menariknya, konsumsi barang elektronik menempati peringkat relatif rendah di urutan ke-11 dalam keseluruhan transaksi e-commerce, meskipun platform khusus seperti Danawa mempertahankan posisi kuat di sektor ini.
Linimasa Evolusi E-commerce

Perjalanan e-commerce Korea Selatan dimulai pada akhir 1990-an, dengan hadirnya situs Auction.co.kr pada tahun 1998 yang menjadi platform lelang daring pertama di negara ini. Pemain awal ini membantu meletakkan fondasi bagi apa yang kemudian menjadi salah satu ekosistem e-commerce paling maju di dunia. Sebelumnya, pada Juni 1996, toko online pertama di Korea Selatan telah dibuka, menandai awal revolusi ritel digital.
Awal tahun 2000-an menyaksikan ekspansi e-commerce yang pesat seiring dengan percepatan adopsi internet di seluruh negeri. Pada pertengahan 2000-an, platform seperti Gmarket telah berstatus sebagai pemain utama. Pada 2009, eBay Korea mengakuisisi Auction dan Gmarket, mengonsolidasikan posisinya di sektor ini sebelum akhirnya dijual ke Shinsegae, yang membantu mendorong raksasa ritel ini menjadi salah satu tiga pemegang pangsa pasar e-commerce terbesar di Korea Selatan.
Dekade 2010-an menandai periode transformatif dengan berdirinya Coupang oleh Bom Suk Kim pada tahun 2010. Diambil dari model Amazon, Coupang memperkenalkan sistem logistik inovatif dan layanan berorientasi pelanggan yang akhirnya mengangkatnya menjadi pemimpin dalam sektor ini. Selama dekade ini, volume bisnis e-commerce di Korea Selatan tumbuh rata-rata sekitar 22% per tahun.
Perdagangan seluler muncul sebagai kekuatan dominan pada pertengahan 2010-an. Meskipun berbelanja online secara konvensional telah menunjukkan angka yang tinggi, belanja melalui perangkat seluler mengalami pertumbuhan eksplosif, tumbuh 93,1% per tahun antara 2013 dan 2016. Pada 2016, perangkat seluler menyumbang 45,4% dari seluruh transaksi belanja online, menunjukkan perubahan signifikan dalam perilaku konsumen.
Integrasi e-commerce dengan sistem perbankan juga memainkan peran penting dalam perkembangan sektor ini. Pengguna internet banking di Korea Selatan melonjak dari hanya 120.000 orang pada 1999 menjadi lebih dari 20 juta pengguna pada 2003. Layanan mobile banking juga mengalami pertumbuhan pesat, mencapai sekitar 100 juta pengguna pada 2018. Infrastruktur keuangan ini memberikan dukungan yang diperlukan untuk transaksi online yang aman.
Menjelang awal 2020-an, Korea Selatan telah memantapkan diri sebagai kekuatan e-commerce global. Pandemi COVID-19 semakin mempercepat adopsi belanja online, dengan banyak peritel tradisional berlomba untuk membangun atau memperkuat kehadirannya di dunia digital. Sementara itu, platform generasi pertama dari generasi 1990-an mulai tertinggal melawan kompetitor yang lebih baru dan inovatif, dengan banyak yang akhirnya menjual bisnisnya seiring dengan berkembangnya pasar.
Hingga hari ini, Korea Selatan berdiri sebagai pasar e-commerce terbesar ketiga di kawasan Asia-Pasifik dan kelima terbesar secara global, menunjukkan bagaimana negara ini bertransformasi dari hampir tanpa jejak ritel online pada pertengahan 1990-an hingga menjadi salah satu pasar digital paling canggih di dunia dalam kurun waktu kurang dari tiga dekade.
Platform e-commerce Utama
Coupang

Sebagai platform e-commerce terkemuka di Korea Selatan dengan pangsa pasar 37,7% pada 2023, Coupang merevolusi belanja online melalui layanan “Rocket Delivery”-nya. Sering disebut sebagai “Amazon Korea Selatan”, Coupang mencatat sekitar 8,32 juta pengunjung unik pada Januari 2025, lebih banyak dibanding situs belanja daring lainnya di Korea. Didirikan pada 2010, perusahaan ini melaksanakan penawaran umum perdana (IPO) di Amerika Serikat pada Maret 2021.
Keberhasilan Coupang berasal dari infrastruktur logistik menyeluruh yang memungkinkan pengiriman pada hari yang sama maupun langsung di hari berikutnya. Platform ini beroperasi sebagai retailer langsung dan marketplace untuk penjual pihak ketiga, memungkinkan bisnis kecil untuk memanfaatkan sistem pembayaran dan pengirimannya. Menurut survei konsumen 2023, hampir 40% responden menggunakan Coupang sebagai platform utama mereka, dengan frekuensi pembelian rata-rata 1,5 kali per minggu.
Pelanggan menyebut tiga alasan utama memilih Coupang, di antaranya adalah kecepatan pengiriman, kemudahan pengembalian atau penukaran, serta harga kompetitif. Pendekatan berorientasi pelanggan ini membantu Coupang mempertahankan posisinya meskipun persaingan semakin ketat.
Naver Shopping

Sebagai mesin pencari terbesar di Korea Selatan, Naver memanfaatkan dominasinya untuk meluncurkan Naver Shopping, platform e-commerce paling populer kedua dengan pangsa pasar 27,2% pada 2023. Naver Shopping berbeda dari Coupang karena berfungsi terutama sebagai agregator, bukan menahan inventaris sendiri.
Naver Smart Store, komponen C2C dari Naver Shopping, mengalami pertumbuhan pesat sejak pandemi. Rata-rata toko pintar baru per bulan dalam platform ini meningkat dari sekitar 15.000 toko pada 2018 menjadi sekitar 35.000 toko pada April 2020.
Dari pendirian platform Auction pertama pada akhir 1990-an hingga dominasi Coupang dan Naver Shopping saat ini, perjalanan e-commerce Korea Selatan mencerminkan inovasi berkelanjutan dan respons cepat terhadap kebutuhan konsumen. Melalui sistem logistik canggih, adopsi mobile commerce, dan diversifikasi platform, Korea Selatan berhasil menciptakan ekosistem belanja online yang lengkap dan terintegrasi.