
Jakarta, 06 Oktober 2025. Musim gugur menjadi musim favorit dari wisatawan Indonesia saat mengunjungi Korea Selatan. Beberapa alasan utama wisatawan Indonesia menyukai musim gugur Korea adalah karena cuaca yang tidak terlalu dingin sehingga wisatawan masih bisa menikmati suasana luar ruangan, nuansa kuning keemasan dari pepohonan di sekitar yang tidak bisa dinikmati di negara dua musim, dan banyaknya tawaran aktivitas dan hiburan yang hanya tersedia di musim gugur.
Selain itu, musim gugur tidak hanya menjadi momen spesial bagi wisatawan yang berkunjung ke Korea saja, tetapi juga bagi warga lokal. Banyaknya hari libur nasional Korea di musim ini, seperti Chuseok, Hari Pendirian Negara Korea, Hari Hangeul dan sebagainya memberikan kesempatan bagi warga untuk beristirahat sejenak.
Mulai dari tempat wisata, festival, hingga makanan spesial pada hari raya, Korea Selatan menawarkan berbagai hal yang dapat dinikmati oleh para wisatawan selama berlibur di musim gugur. Berikut ini adalah beberapa pilihannya.
5 Hutan di Korea yang Cocok Dikunjungi pada Musim Gugur
1. Seoul Forest, Seoul
Terletak di Seongsu-dong, Seoul Forest merupakan salah satu destinasi paling populer di Seoul. Area tersebut sebelumnya digunakan untuk berbagai kegiatan, termasuk arena pacuan kuda, lapangan golf, dan kemudian difungsikan sebagai instalasi pengolahan air. Hutan ini menjadi semakin indah menjelang musim gugur, ketika pohon metasequoia dan ginkgo berganti warna menjadi kuning keemasan. Setelah menikmati piknik di Seoul Forest, Anda juga dapat mengunjungi kafe, restoran, atau toko di sepanjang jalan Seongsu-dong.
2. Haneul Park, Seoul
Haneul Park terletak di dataran tinggi dengan ketinggian 98 meter di atas permukaan laut dan menawarkan pemandangan taman dan lanskap kota yang luar biasa. Sebagian besar puncaknya ditutupi oleh kumpulan semak rumput perak. Daun-daunnya berkilau keperakan di bawah matahari siang, yang kemudian berubah menjadi emas menjelang senja. Haneul Park menjadi tempat penyelenggaraan Festival Rumput Perak Seoul setiap tahun pada bulan Oktober di mana pengunjung dapat menikmati keindahan ladang rumput perak. Acara ini diiringi dengan pertunjukan iluminasi, pertunjukan budaya, zona foto, dan masih banyak lagi
3. Hwadam Botanic Garden, Gwangju, Gyeonggi-do
Hwadam Botanic Garden adalah arboretum ekologi yang berjarak sekitar 1,5 jam dari Seoul dengan transportasi umum. Wisatawan dapat berjalan-jalan di antara sekitar 4.300 spesies tanaman yang ditata agar terlihat seperti hutan. Wisatawan juga dapat menaiki monorel yang mengelilingi taman dan menikmati pemandangan musim gugur yang menakjubkan. Selain itu, pengunjung yang berjalan-jalan di sepanjang dek pejalan kaki dapat bertemu dengan hewan liar kecil, seperti landak atau tupai.
4. Wondae-ri Birch Forest, Inje, Gangwon
Wondae-ri Birch Forest adalah salah satu destinasi terbaik untuk menikmati dedaunan musim gugur di Inje. Dengan sekitar 70.000 pohon birch yang ditanam rapi, hutan ini terkenal dengan pemandangan musim gugurnya yang indah. Untuk menikmati Wondae-ri Birch Forest secara maksimal, wisatawan disarankan untuk berkunjung saat matahari terbit setelah kabut sedikit menghilang.
5. Gwanbangjerim Forest, Damyang, Jeollanam-do
Gwanbangjerim merupakan tanggul sepanjang 6-kilometer yang dibangun di sepanjang Sungai Gwanbangcheon dan hutan Gwanbangjerim. Pada musim gugur, hutan ini diwarnai dengan warna merah oranye yang cerah. Berbagai patung yang terletak di luar ruangan diterangi oleh cahaya matahari terbenam, menciptakan suasana romantis untuk para pasangan yang berkunjung. Hutan Gwanbangjerim terkenal dengan perpaduan indah dedaunan musim gugur dan kabut pagi yang menyelimutinya. Jika Anda ingin mengambil foto kenang-kenangan yang fantastis, disarankan untuk mengunjungi hutan ini di pagi hari.
Festival Musim Gugur di Korea
Jinju Namgang Yudeng Festival
Jinju Namgang Yudeng Festival adalah festival yang merayakan tradisi penyampaian permohonan dengan lentera warna-warni di Sungai Namgang. Tradisi yang telah berlangsung lebih dari 400 tahun ini berawal dari peristiwa Pengepungan Jinju pada tahun 1592. Festival ini dimulai saat matahari terbenam ketika lentera-lentera dengan berbagai bentuk dan ukuran dinyalakan di Sungai Namgang. Selain lentera, kembang api dan pertunjukan cahaya turut menghiasi malam dengan cahaya warna-warni. Festival ini juga diiringi dengan berbagai pertunjukan budaya serta kios makanan di mana wisatawan dapat menikmati hidangan lezat dari seluruh dunia.