Fenomena Bunuh Diri di Korea Selatan

on in Society
Ilustrasi depresi. Foto: Gadiel Lazcano (Unsplash)

Korea Selatan memiliki salah satu tingkat bunuh diri tertinggi di antara negara-negara OECD, dengan 25,2 kematian per 100.000 orang pada tahun 2022. Bunuh diri tetap menjadi penyebab utama kematian bagi warga Korea Selatan berusia 10 hingga 39 tahun. Tekanan budaya yang kuat, ekspektasi masyarakat yang tinggi, serta faktor ekonomi dan sosial turut berkontribusi terhadap fenomena ini.

Bunuh diri telah lama menjadi bagian dari sejarah dan budaya Korea, dengan akar sejarah yang dapat ditelusuri ke era Joseon. Konsep kehormatan dalam budaya Konfusianisme memengaruhi pandangan terhadap bunuh diri, terutama dalam konteks kegagalan sosial dan ekonomi.

Dalam sejarah Korea, tindakan bunuh diri sering dikaitkan dengan pengorbanan diri dan ketidakmampuan untuk memenuhi ekspektasi masyarakat. Hingga kini, norma sosial yang menekankan kesuksesan dan pencapaian masih berperan besar dalam tekanan psikologis yang dirasakan oleh banyak orang.

Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah kasus bunuh diri yang melibatkan figur publik telah menarik perhatian masyarakat terhadap krisis kesehatan mental di Korea Selatan. Kim Sae-ron, seorang aktris muda yang dikenal melalui serial Netflix Bloodhounds, ditemukan meninggal di rumahnya pada Februari 2025. Otoritas tidak menemukan tanda-tanda kekerasan dan kasus ini dikategorikan sebagai bunuh diri. Pada November 2024, aktor Song Jae-lim yang terkenal melalui Moon Embracing The Sun ditemukan tewas di apartemennya dengan meninggalkan sepucuk surat, meskipun penyebab pasti kematiannya masih dalam penyelidikan.

Sebelumnya pada tahun 2023, aktor Parasite Lee Sun-kyun ditemukan meninggal pada Desember di dalam mobilnya dengan briket arang, yang mengindikasikan bunuh diri melalui keracunan karbon monoksida. Insiden-insiden ini mencerminkan tekanan besar yang dihadapi individu di industri hiburan dan masyarakat Korea secara lebih luas.

Beberapa faktor sosial menjadi pemicu dalam tingginya angka bunuh diri di Korea Selatan. Stigma terhadap kesehatan mental tetap menjadi hambatan besar bagi banyak orang untuk mencari bantuan profesional. Meskipun kesadaran tentang kesehatan mental semakin meningkat, masih ada anggapan bahwa meminta bantuan psikologis adalah sebuah tanda kelemahan.

Selain itu, tekanan akademik dan profesional yang sangat tinggi turut memperburuk kondisi mental masyarakat, terutama kaum muda yang menghadapi persaingan ketat dalam pendidikan dan dunia kerja. Faktor ekonomi juga berperan, terutama di kalangan lansia yang mengalami kesulitan finansial dan isolasi sosial, yang sering kali mendorong mereka ke dalam keputusasaan. Beban sosial ini semakin diperparah dengan ekspektasi masyarakat yang menuntut pencapaian tanpa memandang kesejahteraan individu.

Pemerintah Korea Selatan telah menerapkan berbagai kebijakan pencegahan sejak awal 2000-an, termasuk pengesahan Suicide Prevention Act pada 2011. Kebijakan ini berkontribusi pada penurunan tingkat bunuh diri setelah 2011-2012. Selain itu, pemerintah juga meluncurkan program “Seoul Without Loneliness”, yang bertujuan mengurangi isolasi sosial melalui layanan konseling dan program komunitas. Namun, para ahli menekankan bahwa mengatasi budaya kompetitif dalam masyarakat sangat penting untuk memastikan efektivitas langkah-langkah ini.

Di lingkungan kerja, beberapa perusahaan mulai memperkenalkan program untuk mengurangi stres dan memberikan dukungan psikologis kepada karyawan. Meskipun menjadi langkah yang positif, masih terdapat hambatan besar dalam mengubah norma budaya yang mengutamakan kerja keras serta masih terbatasnya infrastruktur layanan kesehatan mental.

Meskipun ada kemajuan dalam mengurangi angka bunuh diri, Korea Selatan masih menghadapi tantangan besar dalam menangani akar permasalahan krisis kesehatan mentalnya. Upaya berkelanjutan yang mencakup reformasi kebijakan, kampanye kesadaran publik, serta peningkatan sistem dukungan kesehatan mental sangat diperlukan untuk menurunkan angka bunuh diri dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.