Ttakji: Permainan Tradisional Korea

on in Culture

Ttakji atau ddakji adalah permainan tradisional Korea yang menggunakan ubin dari kertas lipat. Pemain bertujuan membalik ubin lawan dengan melemparkan ubin mereka sendiri. Permainan sederhana namun menantang ini telah dinikmati selama berabad-abad dan mendapatkan perhatian internasional melalui penampilannya dalam media populer Korea.

Meskipun asal-usul pasti permainan ini tidak diketahui, ttakji telah dimainkan dalam berbagai bentuk selama ribuan tahun. Popularitasnya tercatat setidaknya sejak periode Joseon (1392-1897), ketika permainan ini menjadi hiburan umum bagi anak-anak dan orang dewasa.

Daya tarik ttakji yang bertahan lama berasal dari kesederhanaan dan aksesibilitasnya. Di masyarakat agraris yang mendominasi Korea saat itu, di mana mainan mahal sulit didapatkan, ttakji menawarkan hiburan murah yang menggunakan bahan-bahan yang sederhana, seperti kertas bekas dari buku. Selain menjadi permainan, ttakji juga mencerminkan nilai-nilai budaya dan kepercayaan rakyat Korea, termasuk elemen spiritualitas dan kebersamaan komunitas.

Di zaman modern, ttakji mengalami kebangkitan popularitas, sebagian berkat penampilannya dalam drama populer “Squid Game.” Hal ini membawa minat baru terhadap ttakji dan permainan tradisional Korea lainnya, baik di dalam negeri maupun secara internasional. Di Korea Selatan, upaya pelestarian budaya memastikan permainan seperti ttakji tetap menjadi bagian dari warisan budaya yang dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Melipat ttakji adalah keterampilan penting yang menggabungkan unsur origami dan kerajinan tangan. Proses ini tidak hanya menghasilkan ubin ttakji yang tahan lama, tetapi juga mengembangkan keterampilan motorik halus dan kesabaran. Untuk membuat ttakji sederhana, diperlukan dua lembar kertas berbentuk persegi, yang lalu dibuat dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Lipat kertas secara diagonal, lalu ulangi ke arah lain untuk menciptakan lipatan.
  2. Lipat semua sudut menuju titik tengah, membentuk persegi yang lebih kecil.
  3. Balikkan kertas dan ulangi langkah sebelumnya.
  4. Tempatkan dua persegi yang telah dilipat dalam posisi silang.
  5. Lipat ujung-ujungnya ke dalam hingga membentuk persegi yang kokoh.

Hasil lipatan ini menghasilkan ubin ttakji yang cukup kuat untuk digunakan dalam permainan. Beberapa pemain memilih menggunakan bahan bekas seperti koran atau karton tipis untuk mempertahankan aspek tradisional ttakji yang ramah lingkungan.

Salah satu cara untuk membuat ttakji. Gambar: Calvinballing (Wikipedia)

Teknik melipat kertas yang lebih maju dapat menghasilkan ubin ttakji yang lebih tebal dan menarik secara visual. Beberapa variasi melibatkan pola atau desain warna pada kertas sebelum dilipat, atau menggunakan ukuran kertas yang berbeda untuk menciptakan dimensi ttakji yang bervariasi. Bagi pemula, disarankan untuk memulai dengan kertas yang lebih besar sebelum beralih ke ukuran yang lebih kecil dan menantang.

Ttakji memiliki beragam gaya permainan, salah satunya adalah “Neomgyeomeokgi”, di mana pemain berusaha membalik ttakji lawan sebelum ubin mereka sendiri terbalik. Permainan dimulai dengan menentukan giliran melalui suit batu-gunting-kertas. Pemain kemudian bergantian melemparkan ttakji mereka untuk membalik ttakji lawan.

Beberapa variasi aturan dapat menambah kompleksitas permainan, contohnya:

  • Menetapkan batas wilayah, sehingga ttakji yang keluar dari batas dianggap gugur.
  • Menghilangkan ttakji yang mendarat tepat di atas atau di bawah ttakji lain.
  • Menentukan urutan pembalikan berdasarkan simbol pada ttakji, seperti pangkat militer, dan lainnya.

Varian lain termasuk “Nallyeomeokgi”, di mana pemain melempar ttakji secara horizontal untuk mencapai jarak terjauh, dan “Byeokchigi”, permainan memantulkan ttakji ke dinding agar mendarat sejauh mungkin.

Dalam serial Netflix “Squid Game”, ttakji menjadi permainan pembuka yang digunakan untuk merekrut peserta kompetisi. Gong Yoo, yang berperan sebagai seorang salesman, menggunakan ttakji untuk menguji keberanian para peserta. Permainan sederhana ini diberi sentuhan dramatis dengan risiko kekalahan berupa hukuman fisik. Penggambaran ttakji dalam serial ini memperkenalkan permainan tersebut kepada audiens global sekaligus menekankan sifat kompetitif dan tekanan tinggi yang menjadi tema utama serial ini.

Berkat kehadiran ttakji dalam “Squid Game”, kini permainan ini banyak mendapatkan perhatian penonton internasional. Banyak orang kini tertarik mempelajari cara bermain ttakji dan mengapresiasi nilai budaya yang terkandung di dalamnya.

Ttakji bukan sekadar permainan tradisional saja, permainan ini juga mencerminkan nilai-nilai budaya, kreativitas, dan kebersamaan masyarakat Korea. Dari teknik melipat hingga variasi permainan, ttakji mengajarkan keterampilan yang relevan dalam kehidupan sehari-hari.

Kebangkitan minat terhadap ttakji, baik di Korea maupun di dunia internasional, menunjukkan bahwa permainan tradisional masih memiliki tempat dalam budaya modern. Dengan upaya pelestarian, ttakji dapat terus menjadi bagian penting dari warisan budaya Korea.