
Stasiun Budaya Seoul 284, atau yang dikenal juga sebagai Munhwa Yeok Seoul 284, adalah pusat kebudayaan yang menempati bangunan dari stasiun Seoul yang lama. Dibuka kembali pada tahun 2011 setelah restorasi besar-besaran, tempat ini menawarkan berbagai aktivitas budaya, mulai dari pameran seni, pertunjukan, hingga lokakarya. Bangunan bersejarah ini memberikan pengalaman unik karena menyatukan nuansa klasik dengan kesenian modern, menciptakan ruang interaktif antara masa lalu dan masa kini.
Perjalanan Historis Bangunan Bersejarah
Bangunan ini awalnya bernama Stasiun Namdaemun yang beroperasi bersamaan dengan dibukanya jalur kereta api Gyeongin pada tahun 1900. Pada tahun 1915, stasiun ini diperbarui secara besar-besaran dan dibuka kembali dengan fasilitas yang lebih modern. Di tahun 1923, nama stasiun ini diubah menjadi Stasiun Gyeongseong, mencerminkan statusnya sebagai pusat kota Seoul yang kala itu bernama Gyeongseong. Bangunan yang selesai dibangun pada 1925 ini memiliki gaya arsitektur Renaisans.
Pada periode kolonial Jepang, stasiun ini memiliki peran signifikan sebagai titik transit untuk distribusi logistik perang. Di saat yang sama, Stasiun Gyeongseong juga menjadi simbol modernisme Seoul, dilengkapi fasilitas mewah seperti restoran “Grill” yang merupakan restoran Barat pertama di kota ini. Lalu pada tahun 1936, kereta cepat bernama Akatsuki yang menghubungkan Seoul dan Busan dalam waktu kurang dari tujuh jam mulai beroperasi dari stasiun ini.

Setelah Korea merdeka, nama stasiun ini kembali berubah menjadi Stasiun Seoul pada tahun 1947. Dalam beberapa dekade berikutnya, bangunan ini terus mengalami renovasi dan perluasan hingga akhirnya ditutup untuk operasional kereta api pada tahun 2004, bersamaan dengan pembukaan jalur KTX baru. Setelah renovasi panjang, Stasiun Seoul dibuka kembali pada tahun 2011 sebagai ruang budaya yang diberi nama Stasiun Budaya Seoul 284.
Pesona Arsitektur Renaisans di Tengah Kota Seoul
Bangunan Stasiun Budaya Seoul 284 dirancang oleh arsitek Jepang bernama Tsukamoto Yasushi. Desainnya yang bergaya Renaisans dengan atap kubah, bata merah, lantai granit, serta kaca patri menjadikannya bangunan yang mencolok di tengah kota Seoul. Unsur arsitektur ini menampilkan perpaduan antara keindahan visual klasik Eropa dengan sentuhan lokal yang unik.
Bangunan ini tidak hanya penting secara historis saja, tetapi juga menjadi landmark visual yang memperlihatkan transformasi kota Seoul dari kota klasik menjadi metropolis modern. Ruangan di dalamnya, terutama restoran “Grill” yang berada di lantai dua, masih menyimpan kenangan masa lalu melalui detail interior yang tetap dipertahankan hingga saat ini.
Beragam Program Interaktif di Ruang RTO
Di dalam Stasiun Budaya Seoul 284 terdapat ruang yang dinamakan Return to Origin (RTO) Hall. Ruang ini menyelenggarakan berbagai program budaya interaktif sepanjang tahun. Beberapa kegiatan utamanya meliputi pertunjukan musik, lokakarya kreatif, ceramah budaya, hingga sesi yoga dan meditasi yang dirancang khusus untuk menciptakan pengalaman mendalam bagi pengunjung.
Salah satu program yang menjadi favorit pengunjung adalah sesi yoga dan meditasi yang dijadwalkan secara berkala, menawarkan pengalaman unik di tengah suasana historis bangunan tersebut. Program ini mencerminkan upaya Stasiun Budaya Seoul 284 dalam menghadirkan kegiatan modern yang harmonis dengan atmosfer bangunan klasik.
Lokasi dan Informasi Kunjungan
Stasiun Budaya Seoul 284 terletak berdekatan dengan Stasiun Seoul, membuatnya mudah diakses dengan transportasi umum seperti subway jalur 1 dan 4, keluar dari pintu nomor 2 Stasiun Seoul. Selain itu, pengunjung yang datang dengan kendaraan pribadi dapat menggunakan fasilitas parkir di sekitar gedung seperti Seoul Square atau Lotte Mart.

Tempat ini dibuka dari pukul 11.00 hingga 19.00 dengan libur rutin setiap hari Senin. Untuk tiket masuk, tarif bervariasi tergantung pada jenis acara atau pameran yang sedang berlangsung. Beberapa pameran khusus menetapkan biaya masuk tersendiri, misalnya pameran “Heatherwick Studio” yang menetapkan harga tiket sekitar 20.000 won. Tiket bisa dibeli langsung di lokasi maupun secara online melalui berbagai platform pemesanan tiket.