Baekdu-daegan: Tulang Punggung Khazanah Hayati Korea

on in Culture

Baekdu-daegan adalah rangkaian pegunungan sepanjang 1.400 kilometer yang membentang dari Gunung Baekdu di utara hingga Gunung Jiri di selatan. Selain menjadi tulang punggung ekologis Semenanjung Korea, pegunungan ini juga berperan penting dalam membentuk lanskap budaya masyarakat Korea. Pegunungan ini menjaga keberagaman flora dan fauna yang sangat berharga sekaligus menjadi simbol persatuan bagi seluruh rakyat Korea.

Baekdu-daegan memiliki sejarah panjang sebagai tempat aman selama era Pleistosen, atau yang lebih dikenal sebagai zaman es. Pegunungan ini menyediakan habitat ideal bagi flora dan fauna boreal yang tinggal di lingkungan beriklim sedang pada masa ‘Last Glacial Maximum’, atau sekitar 21.000 tahun yang lalu. Peran Baekdu-daegan sebagai “refugium” ini sangat berpengaruh terhadap penyebaran dan keragaman genetik spesies tanaman dan hewan di Korea.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa populasi tanaman di kawasan Baekdu-daegan memiliki tingkat keragaman genetik yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya di utara. Pegunungan ini juga memiliki haplotipe leluhur, semakin menegaskan perannya dalam menjaga keberlangsungan spesies selama ribuan tahun.

Sebagai contoh, penelitian tentang tikus ladang bergaris (Apodemus agrarius) menunjukkan bahwa populasi hewan ini di Baekdu-daegan memiliki tingkat keragaman genetik yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang berada di dataran rendah.

Baekdu-daegan dikenal sebagai salah satu kawasan dengan keanekaragaman hayati tertinggi di Korea. Pegunungan ini menjadi rumah bagi sekitar 26% spesies burung, 29% spesies mamalia, dan 60% spesies amfibi dan reptil di Korea. Habitat yang relatif terjaga di Baekdu-daegan memungkinkan berbagai spesies endemik untuk bertahan hidup. Banyak di antaranya adalah spesies yang dilindungi atau terancam punah, seperti Hanabusaya asiatica dan tikus ladang bergaris.

Hanabusaya asiatica. Foto: C T Johansson (Wikipedia)

Baekdu-daegan juga menjadi rumah bagi sekitar 100 spesies tanaman endemik yang hanya dapat ditemukan di Semenanjung Korea. Beberapa di antaranya, seperti Gymnospermium microrrhynchum, Megaleranthis saniculifolia, dan Smilacina bicolor, hanya dapat ditemukan di kawasan pegunungan ini. Baekdu-daegan bahkan memiliki enam genera yang dianggap endemik bagi Korea, termasuk Abeliophyllum, Coreanomecon, dan Pentactina. Keenam genera ini menjadikan Baekdu-daegan sebagai pusat tumbuh dan berkembangnya tanaman yang penting di kawasan ini. Kehadiran spesies endemik ini menjadikan Baekdu-daegan semakin penting untuk dilindungi, terutama karena spesies-spesies ini sangat rentan terhadap perubahan iklim dan kerusakan habitat.

Pegunungan Baekdu-daegan bukan hanya penting secara ekologis, tetapi juga memiliki makna budaya dan spiritual yang mendalam bagi masyarakat Korea. Baekdu-daegan dianggap sebagai tulang punggung spiritual Korea yang menghubungkan tanah dengan rakyatnya.

Di sepanjang pegunungan ini, terdapat situs-situs religius yang penting bagi berbagai keyakinan, seperti kuil Buddha, kuil Syamanisme, dan gua Kristen. Selain itu, Gunung Baekdu di ujung utara pegunungan ini sangat dihormati sebagai asal-usul simbolik bangsa Korea. Baekdu-daegan juga menjadi simbol persatuan nasional dan aspirasi reunifikasi, yang melampaui pembagian politik antara Korea Utara dan Korea Selatan.

Baekdu-daegan menghadapi tantangan besar terkait konservasi, baik dari aktivitas manusia maupun perubahan iklim. Proyek pembangunan skala besar, seperti pembangunan jalan, menara transmisi listrik, kompleks wisata, dan bendungan, telah menyebabkan kerusakan yang signifikan pada lingkungan alami Baekdu-daegan. Perubahan iklim juga diperkirakan akan memengaruhi distribusi spesies tanaman di kawasan ini, yang kemungkinan akan berpindah ke tempat yang lebih tinggi atau lebih jauh ke utara.

Visitor Center dari Baekdudaegan National Arboretum. Foto: Baekdudaegan National Arboretum

Namun, upaya konservasi di Korea Selatan telah menunjukkan kemajuan yang signifikan. Baekdu-daegan Mountains Reserve (BMR), yang didirikan pada tahun 2005, mencakup area perlindungan yang sudah ada dan menambahkan lahan yang dilindungi seluas 360 km². Pada tahun 2018, Arboretum Nasional Baekdu-daegan dibuka untuk memperkuat peran BMR sebagai koridor biologis sekaligus sebagai pusat penyimpanan benih.

Upaya konservasi ini sangat penting untuk mempertahankan spesies-spesies unik di Baekdu-daegan, terutama yang memiliki jangkauan distribusi yang sempit dan membutuhkan habitat khusus. Sayangnya, upaya konservasi di Korea Utara masih jauh tertinggal dibandingkan dengan Korea Selatan. Deforestasi telah memengaruhi sebagian besar wilayah Baekdu-daegan, termasuk kawasan Cagar Biosfer Gunung Baekdu yang diakui secara internasional. Kerjasama konservasi antara Korea Utara dan Korea Selatan berpotensi memainkan peran penting dalam melindungi ekosistem unik ini.

Signifikansi Baekdu-daegan tidak hanya terbatas pada keanekaragaman hayatinya saat ini, tetapi juga pada peran sejarahnya sebagai refugium glacial selama zaman es Pleistosen. Penelitian menunjukkan bahwa kawasan ini memiliki haplotipe leluhur yang menandakan perannya dalam menjaga spesies tanaman selama periode glasial. Pola distribusi genetik di Baekdu-daegan sejalan dengan paradigma biogeografi Kuarter, di mana keragaman tinggi ditemukan di bagian selatan, sedangkan gen yang lebih “murni” lebih umum ditemukan di utara.

Dengan karakteristik yang dimilikinya, Baekdu-daegan dianggap sebagai salah satu refugium Pleistosen yang signifikan di Asia Timur, sebanding dengan Pegunungan Hengduan dan Pegunungan Nanling di Tiongkok. Bahkan, beberapa peneliti menyebut Baekdu-daegan sebagai “mitra Asia Timur Laut” dari Pegunungan Appalachia Selatan di Amerika Utara yang terkenal akan kekayaan hayatinya.

Baekdu-daegan adalah elemen penting dalam memahami hubungan antara lingkungan, budaya, dan identitas nasional di Korea. Sebagai rumah bagi keanekaragaman hayati yang luar biasa dan sebagai simbol persatuan bagi seluruh rakyat Korea, pegunungan ini memiliki peran yang tidak tergantikan dalam sejarah, budaya, dan ekosistem Korea.

Tantangan konservasi yang dihadapi Baekdu-daegan memerlukan perhatian dan kerjasama lebih lanjut, terutama antara Korea Utara dan Korea Selatan. Dengan konservasi yang efektif, Baekdu-daegan dapat tetap menjadi tempat perlindungan bagi keanekaragaman hayati dan simbol persatuan bangsa Korea, yang penting untuk masa depan Semenanjung Korea.