Visa Korea Selatan: Jenis, Pengajuan, Biaya, dan Perpanjangan

on in Jobs, Travel
Ilustrasi visa Korea Selatan. Foto: BusanPedia

Memahami sistem dan jenis visa Korea Selatan sangat penting bagi siapa saja yang berencana untuk melakukan perjalanan ke negara ini, baik untuk keperluan wisata, studi, maupun untuk pekerjaan. Pada tahun 2017, pemerintah Korea Selatan menerbitkan lebih dari 3,3 juta visa C-3 untuk kunjungan jangka pendek, sekitar 251.000 visa H-2 untuk kunjungan kerja etnis Korea, dan ribuan izin tinggal jangka panjang pada berbagai kategori lainnya.

Artikel ini akan menguraikan secara lengkap tentang jenis-jenis visa yang tersedia, persyaratan utama, prosedur pengajuan, rincian biaya berdasarkan kewarganegaraan, hingga mekanisme perpanjangan dan perubahan status.

Visa jangka pendek di Korea Selatan dikelompokkan dalam B-series dan C-series. B-series mencakup pengecualian visa serta kunjungan transit atau wisata hingga 90 hari, sedangkan C-series khusus untuk kunjungan singkat dengan tujuan tertentu.

Foto: Bundo Kim (Unsplash)

Visa B-1 diberikan kepada pemegang hak pengecualian visa, sedangkan B-2-1 dan B-2-2 masing-masing diperuntukkan bagi wisatawan umum atau transit dan wisatawan khusus Pulau Jeju. Jenis visa ini umumnya mensyaratkan paspor dengan masa berlaku enam bulan ke depan dan tiket pulang untuk membuktikan niat kembali ke negara asal.

Kategori C-3 yang paling banyak digunakan terdiri atas subkategori kunjungan umum (C-3-1), tur kelompok (C-3-2), wisata medis (C-3-3), kunjungan bisnis (C-3-4), dan wisata biasa (C-3-9). Pada 2017, lebih dari 3,3 juta visa C-3 telah dikeluarkan untuk berbagai keperluan tersebut. Proses standar pengajuan visa C-3 memakan waktu sekitar 12 hari kerja per September 2024, dengan opsi layanan kilat bagi pemohon tertentu.

Visa E-series ditujukan bagi tenaga kerja terampil dan profesional yang diakui oleh pemerintah Korea Selatan. E-1 memungkinkan profesor perguruan tinggi mengajar dan meneliti di lembaga pendidikan tinggi. E-2 diperuntukkan bagi pengajar bahasa asing, terutama pengajar bahasa Inggris. E-2 juga menjadi salah satu visa paling populer di kalangan ekspatriat.

Visa E-3 diberikan kepada peneliti dalam bidang ilmu pengetahuan alam dan teknologi maju, sedangkan E-7 mencakup aktivitas khusus yang disetujui oleh Menteri Kehakiman, seperti proyek riset industri dan teknologi tertentu.

Ilustrasi penelitian. Foto: RephiLe water (Unsplash)

Selain itu, tersedia juga visa job-seeker yang memberikan kesempatan tinggal di Korea selama enam bulan hingga satu tahun untuk mencari pekerjaan sesuai dengan kualifikasi profesional, terutama bagi lulusan universitas Korea dan pemegang gelar terkemuka.

Visa D-series dirancang khusus bagi pelajar dan peneliti. D-2 diperuntukkan bagi mahasiswa program sarjana, magister, dan doktoral, dengan persetujuan lembaga pendidikan di Korea. Sedangkan Visa D-4 mencakup kursus bahasa dan program non-gelar seperti pelatihan bahasa Korea di hakwon. Peserta program beasiswa pemerintah, termasuk GKS (Global Korea Scholarship), juga mendapatkan jenis visa ini.

Untuk peneliti yang bekerja di lembaga penelitian pemerintah atau lembaga riset terafiliasi, jenis visa D-1 hingga D-10 menyediakan jalur resmi dengan persyaratan dokumen berupa surat penugasan, kontrak riset, dan bukti dukungan keuangan.

F-series mengakomodasi hubungan keluarga dan komunitas etnis Korea. Visa F-2-4 dan F-2-7 diberikan kepada pengungsi serta pelamar kerja berbasis sistem poin, F-4 untuk warga keturunan Korea di luar negeri, dan F-6-1 diberikan khusus bagi pasangan warga negara Korea. Sejak diberlakukannya sistem poin imigrasi, jumlah pemegang visa F-series meningkat signifikan.

Sebagai tambahan, visa G-1 melayani situasi khusus seperti perawatan medis akibat kecelakaan kerja (G-1-1), perawatan medis umum (G-1-2), proses hukum dan arbitrase ketenagakerjaan (G-1-3 dan G-1-4), permohonan suaka dan status pengungsi (G-1-5), serta kasus kemanusiaan (G-1-6). Jumlah pemegang visa G-1 melonjak dari 1.247 orang pada tahun 2005 menjadi 6.047 orang pada 2017.

Program working holiday masuk dalam H-series, di mana H-1 dirancang untuk program kerja sambil liburan selama maksimal 12 bulan, dan H-2 untuk etnis Korea yang memegang kewarganegaraan negara mitra. Pada 2017, jumlah pemilik visa H-1 meningkat dari 1.113 pada 2005 menjadi 6.422 orang, sedangkan H-2 mencapai lebih dari 251.000 penerbitan. Selain itu, tersedia juga visa single-entry jangka panjang bagi tanggungan keluarga seperti pasangan dan anak di bawah 20 tahun dari pemegang Alien Registration Card.

Hingga tahun 2023, Bilateral Working Holiday Visa Korea sudah menjalin perjanjian dengan 28 negara, membuka kesempatan bagi pemegang visa berusia 18–30 tahun (hingga 35 tahun untuk beberapa negara) untuk tinggal hingga 12 bulan.

Ilustrasi workation. Foto: Christin Hume (Unsplash)

Peserta program dibatasi bekerja maksimal 25 jam per minggu atau 1.300 jam per tahun, tergantung persyaratan MOU masing-masing negara. Beberapa batasan pekerjaan meliputi larangan bekerja di industri hiburan dewasa, pengajaran bahasa, dan profesi profesional tertentu.

Program ini juga mengizinkan peserta untuk mengikuti kursus bahasa Korea di hakwon dengan batasan durasi yang bervariasi, misalnya enam bulan bagi pelajar Irlandia dan Kanada, sedangkan beberapa negara tidak membatasi durasi studi.

Selain itu, terdapat Visa Workation F-1-D yang diperuntukkan kepada para pekerja remote atau digital nomad . Visa ini menawarkan kesempatan unik bagi para pekerja remote untuk menikmati kehidupan di Korea Selatan tanpa harus terikat dengan pekerjaan lokal.