Stroberi Korea: Sejarah hingga Ekspansi ke Pasar Global

on in Food
Stroberi. Foto: Natasha Skov (Unsplash)

Meskipun awalnya stroberi tidak tumbuh di Korea, buah ini telah menjadi bagian penting dari industri pertanian dari negara ini.

Stroberi pertama kali diperkenalkan ke Korea dari Jepang pada awal abad ke-20. Momen penting dalam sejarah stroberi Korea terjadi pada tahun 1943 ketika Song Jun-saeng membawa 10 bibit stroberi dari Jepang dan menanamnya di Samrangjin, Miryang. Ini menandai awal dari budidaya stroberi di Korea, dan Miryang pun kemudian dikenal sebagai tempat kelahiran stroberi Korea.

Selama bertahun-tahun setelah diperkenalkan, budidaya stroberi di Korea sangat bergantung pada varietas Jepang. Hingga tahun 2005, lebih dari 90% stroberi yang ditanam di Korea berasal dari varietas Jepang. Namun, kesadaran akan ketergantungan ini mendorong pengembangan varietas lokal oleh lembaga pertanian Korea.

Di tahun 2005, varietas Seolhyang mulai dikembangkan, yang kemudian mengubah wajah budidaya stroberi di Korea. Keberhasilan Seolhyang dan varietas lain yang dikembangkan setelahnya terus meningkatkan angka lokalisasi varietas stroberi, yang awalnya hanya 9,2% pada tahun 2005 menjadi 97,8% pada tahun 2022. Sejak saat itu, Korea terus mengembangkan varietas baru yang disesuaikan untuk berbagai kebutuhan, termasuk Maehyang untuk ekspor dan Kuemsil yang memiliki daya simpan yang tinggi.

Stroberi Korea terkenal karena ragam varietasnya dan kualitasnya yang unggul. Seolhyang, yang berarti “Aroma Salju,” adalah varietas yang paling populer di Korea. Varietas ini mendominasi pasar sejak tahun 2006, mencapai pangsa pasar sebesar 81,3% pada tahun 2015. Stroberi Seolhyang dikenal dengan rasanya yang manis dan teksturnya yang lembut serta berair.

Varietas populer lainnya adalah Kingsberry, yang berukuran lebih besar dibandingkan stroberi biasa dengan tingkat kemanisan yang tinggi. Stroberi ini sering digunakan untuk hidangan pencuci mulut premium. Selain itu, ada juga varietas Kimsil yang memiliki keseimbangan antara rasa manis dan kesegaran serta tekstur yang lebih kenyal.

Stroberi putih/pineberry. Foto: Emmbean (Wikipedia)

Korea juga telah mengembangkan varian stroberi putih, seperti Mannyeonseol, Seolhwa, dan Cinderella. Stroberi ini tetap berwarna putih atau merah muda saat matang sepenuhnya, memberikan visual dan rasa yang unik.

Transformasi pasar stroberi Korea terlihat dari perubahan dominasi varietas. Jika pada tahun 2006 varietas Jepang menguasai 78% pasar, maka pada tahun 2015 angka ini turun menjadi hanya 7,4%. Meski demikian, dominasi Seolhyang juga menimbulkan kekhawatiran akan kurangnya ragam varietas, yang dapat meningkatkan risiko terhadap hama dan penyakit. Oleh karena itu, penelitian dan pengembangan varietas baru terus dilakukan untuk menjaga keberlanjutan budidaya stroberi Korea.

Stroberi telah menjadi bagian dari budaya Korea, terutama dalam perayaan musim dingin. Selama Natal, kue krim dengan hiasan stroberi menjadi hidangan yang populer. Warna merah stroberi juga dianggap cocok untuk suasana perayaan.

Di luar perayaan, stroberi menjadi bahan utama dari bebagai kafe di Korea. Minuman susu stroberi segar menjadi favorit di berbagai kafe dan telah mendapatkan popularitas di luar negeri. Selain itu, stroberi juga digunakan dalam makanan jalanan seperti tanghulu stroberi, di mana buah ini dilapisi dengan sirup gula yang mengeras, menciptakan kombinasi rasa yang unik.

Festival Stroberi Tahunan di Nonsan menjadi salah satu acara terbesar yang merayakan panen stroberi. Festival ini tidak hanya memamerkan hasil pertanian saja, tetapi juga berfungsi sebagai ajang promosi bagi produk-produk olahan stroberi, menarik perhatian wisatawan dan masyarakat lokal.

Keberhasilan stroberi Korea tidak lepas dari teknik budidaya modern, terutama di rumah kaca. Pertanian stroberi di Korea mengadopsi sistem rumah kaca berteknologi tinggi yang memungkinkan produksi stroberi sepanjang tahun dengan kualitas yang terjaga.

Rumah kaca ini dilengkapi dengan sistem yang dapat mengatur suhu, kelembapan, dan irigasi secara otomatis. Banyak petani menggunakan teknik hidroponik untuk mengontrol nutrisi secara optimal dan mengurangi risiko penyakit tanaman.

Salah satu inovasi penting dalam budidaya stroberi Korea adalah metode “table-top cultivation,” di mana tanaman ditanam pada tempat yang lebih tinggi dari permukaan tanah. Teknik ini mempermudah pemeliharaan dan panen, serta meningkatkan sirkulasi udara sehingga mengurangi risiko infeksi jamur.

Penerapan pencahayaan buatan dengan lampu LED juga memungkinkan petani untuk mengontrol pertumbuhan tanaman dengan lebih baik. Teknologi ini memperpanjang musim tanam dan menjaga kualitas buah sepanjang tahun. Selain itu, petani menggunakan lebah sebagai penyerbuk alami di dalam rumah kaca, memastikan pertumbuhan buah yang optimal.

Strategi pengelolaan hama terpadu juga diterapkan dalam budidaya stroberi Korea. Pendekatan ini mengombinasikan pengendalian biologis dengan pemantauan ketat untuk mengurangi penggunaan bahan kimia, menjaga kualitas dan keamanan hasil panen.

Kualitas stroberi Korea yang unggul menjadikan buah ini masuk ke dalam kategori premium. Harga stroberi reguler berkisar antara 6.000 hingga 10.000 KRW per 500 gram, sementara varietas premium dapat mencapai 15.000 hingga 30.000 KRW untuk jumlah yang sama. Harga ini mencerminkan biaya produksi yang tinggi, mulai dari teknologi rumah kaca, proses panen yang teliti, hingga standar kualitas yang ketat.

Foto: Henry & Co. (Unsplash)

Dengan meningkatnya permintaan internasional, ekspor stroberi Korea terus bertumbuh. Pada tahun 2023, nilai ekspor stroberi Korea mencapai 58,6 juta dolar AS, hampir tujuh kali lipat dari pendapatan ekspor tahun 2013. Korea bahkan telah memulai ekspor bibit stroberi seperti Kuemsil ke Amerika Serikat, menandai langkah maju dalam industri pertanian Korea.

Inovasi dalam budidaya stroberi terus berlanjut di Korea, dengan penelitian yang berfokus pada pengembangan varietas baru dan teknik pertanian yang lebih efisien. Korea Selatan kini bukan hanya berperan sebagai produsen stroberi, tetapi juga menjadi eksportir varietas unggul dan teknologi pertanian ke berbagai negara.