
Busan, kota pelabuhan terbesar di Republik Korea, bukan hanya terkenal karena pesisirnya yang indah dan festival filmnya saja, tetapi juga karena pemandangan matahari terbitnya yang memesona.
Terletak di tenggara Semenanjung Korea, kota ini memiliki garis pantai yang panjang, deretan dataran tinggi, dan situs budaya yang menawarkan sudut pandang beragam untuk menyambut fajar. Mulai dari pantai yang ramai dikunjungi hingga kuil Buddha yang berdiri megah di atas tebing, Busan memberikan banyak pilihan bagi siapa saja yang ingin menyambut pagi dengan suasana istimewa.
Pantai Terbaik untuk Menyambut Matahari Terbit
Pantai-pantai di Busan menawarkan lanskap yang cocok untuk menikmati cahaya pertama matahari pagi.
Pantai Haeundae menjadi salah satu spot favorit wisatawan. Saat matahari perlahan muncul dari cakrawala, cahaya keemasan memantul di gedung-gedung pencakar langit dan buih ombak, menciptakan pemandangan kontras antara alam dan kota.

Pantai Gwangalli juga tidak kalah menarik. Keunikan tempat ini terletak pada latar belakangnya—Jembatan Gwangandaegyo yang membentang megah. Saat fajar menyingsing, struktur jembatan diterangi oleh cahaya matahari yang lembut, semakin menambah nilai visualnya.

Bagi wisatawan yang ingin menikmati matahari pagi dengan tenang, Pantai Songjeong menjadi pilihan tepat. Dikenal sebagai tempat berselancar, pantai ini menyuguhkan pandangan matahari terbit yang tak terhalang. Gazebo Songiljeong dan Taman Jukdo di tepi pantai menyediakan tempat ideal untuk duduk menyambut pagi, sering kali dengan siluet peselancar yang menambah keunikan suasana.

Di sisi lain, Pantai Dadaepo menawarkan kesempatan langka, di mana pengunjung dapat menyaksikan matahari terbit dan terbenam dari satu tempat yang sama. Letaknya yang strategis memungkinkan pengalaman ini. Di sini, terdapat juga Observatorium Matahari Terbenam Molundae. Selain itu, pantai ini juga mudah diakses karena berada dekat dengan stasiun kereta bawah tanah.
Titik Pandang di Ketinggian
Bagi wisatawan yang lebih suka melihat matahari terbit dari ketinggian, Busan juga menyediakan berbagai titik observasi di dataran tinggi.

Salah satunya adalah Oryukdo Skywalk di Nam-gu. Jembatan kaca yang menggantung di tebing ini memberi pengalaman menantang namun mengesankan. Dari sini, matahari tampak muncul di balik gugusan pulau Oryukdo, menciptakan pemandangan yang dramatis.

Jalan Dalmaji-gil di kawasan Haeundae juga terkenal dengan beberapa titik observasi yang menghadap ke pantai dan kota. Salah satu gazebo, Haewoljeong, dan titik tertinggi bernama Haemaru menjadi favorit banyak orang yang ingin menikmati panorama kota dan laut dalam balutan cahaya mentari pagi.

Di jantung kota, Busan Tower yang terletak di Taman Yongdusan menyediakan pengalaman berbeda. Pengunjung dapat menyaksikan matahari terbit dari observatorium setinggi 120 meter. Pelabuhan Busan, Jembatan Yeongdodaegyo, dan Pasar Jagalchi dapat terlihat dari menara ini. Pada hari yang cerah, pengunjung bahkan bisa melihat Pulau Daemado.

Bagi yang ingin suasana klasik, 168 Tangga di Choryang-dong menyuguhkan pemandangan khas kawasan pelabuhan dari ketinggian. Meskipun cukup curam, anak tangga ini dilengkapi monorel sejak 2016, memudahkan pengunjung untuk mencapai puncak. Tempat ini cocok bagi wisatawan yang ingin menikmati matahari terbit sambil menyusuri bagian kota yang menyimpan banyak sejarah.
Lokasi Sunrise Bernuansa Budaya
Selain lanskap alam dan perkotaan, Busan juga memiliki spot untuk memandang matahari terbit yang juga kaya akan nilai budaya.

Haedong Yonggungsa Temple menjadi pilihan utama untuk pengalaman ini. Terletak di atas tebing batu yang menghadap ke laut, kuil Buddha ini menjadi tempat sakral yang menghadirkan harmoni antara arsitektur tradisional dan alam. Patung Buddha Haesu Gwaneum Daebul setinggi 10 meter yang disinari oleh matahari pagi semakin memperkaya suasana damai.
Taman Orangdae juga menyimpan situs penting berupa Altar Yongwangdan, tempat pemujaan dewa laut. Dari sini, pengunjung bisa menyaksikan matahari muncul dari balik laut sambil menyampaikan harapan. Lokasi ini sering dikunjungi warga lokal pada awal tahun untuk memohon keselamatan dan keberuntungan.

Gereja Jukseong merupakan set yang dibangun untuk drama “Dream” (2009) yang ditayangkan di SBS. Dengan arsitektur khas Eropa dengan latar laut biru, bangunan ini memberikan kontras visual yang menarik. Siluet menaranya saat matahari muncul menjadi favorit para fotografer. Mercusuar kecil yang terletak dekat dengan gereja ini mempercantik lanskap fajar yang tenang namun berkesan.

Menariknya, 168 Tangga di Choryang-dong juga dimaknai sebagai bagian dari warisan budaya kota. Tangga ini bukan hanya sarana untuk mencapai puncak saja, tetapi juga menjadi saksi bisu sejarah perkembangan Busan sebagai kota pelabuhan.
Tradisi Menyambut Fajar Tahun Baru
Di Korea, menyambut matahari pertama di awal tahun menjadi tradisi penting. Banyak orang percaya bahwa melihat fajar di awal tahun dapat membawa keberuntungan dan harapan baru. Busan termasuk kota yang merayakan tradisi ini dengan meriah. Festival Matahari Terbit Haeundae, misalnya, dimulai pukul 06.30 pagi setiap 1 Januari dan disiarkan langsung dari berbagai lokasi.

Ratusan hingga ribuan orang berkumpul di pantai atau tempat observasi seperti Oryukdo Skywalk, Pantai Songdo, dan Dadaepo. Pada tahun 2023, diperkirakan lebih dari 60.000 orang menghadiri perayaan ini di 13 lokasi utama.
Tradisi ini memperlihatkan betapa pentingnya momen fajar dalam budaya Korea, tidak hanya sebagai peristiwa alam, tetapi juga sebagai momen refleksi dan permulaan baru. Busan, dengan keberagaman lokasi sunrise-nya, menjadi tempat ideal untuk merasakan semangat tersebut. Baik dari tepian pantai, puncak bukit, atau bangunan bersejarah, Busan menawarkan pengalaman melihat matahari terbit yang tidak sekadar indah saja, tetapi juga memiliki nilai kultural dan spiritual.