Korea Selatan telah menjadi salah satu tujuan favorit bagi pekerja migran Indonesia. Namun, sebelum memutuskan untuk bekerja di Negeri Ginseng ini, penting untuk memahami perkiraan biaya yang harus dikeluarkan, mulai dari biaya keberangkatan, biaya hidup sehari-hari, hingga potensi gaji yang bisa didapatkan.
Artikel ini akan membahas secara detail tentang rincian biaya yang perlu dipersiapkan sebelum berangkat ke Korea Selatan, termasuk biaya administrasi, pelatihan, perkiraan biaya hidup bulanan serta rata-rata gaji pekerja migran Indonesia.
Biaya Awal Keberangkatan dan Penempatan
Total biaya yang harus dikeluarkan untuk menjadi pekerja migran Indonesia di Korea Selatan diperkirakan berkisar antara Rp20 juta hingga Rp30 juta. Biaya awal yang substansial ini menyoroti hambatan finansial yang signifikan bagi banyak calon pekerja migran. Hal ini memerlukan perencanaan keuangan yang cermat dan potensi akses ke opsi pembiayaan yang etis, menggarisbawahi pentingnya rincian biaya yang transparan yang disediakan oleh saluran resmi seperti BP2MI untuk mencegah jeratan utang atau ketergantungan pada perekrut ilegal. Rincian perkiraan biaya tersebut adalah:
- Biaya Pendaftaran BP2MI: Bervariasi antara Rp100.000 hingga Rp300.000, tergantung lokasi kantor BP2MI.
- Biaya Ujian EPS-TOPIK: Sekitar 28 USD (sekitar Rp456.318 per Mei 2025).
- Biaya Pelatihan Bahasa dan Budaya Korea: Bervariasi tergantung lembaga pelatihan (LPK). Misalnya, LPK Bina Cerdas menawarkan pelatihan skill test kompetensi sebesar Rp1.000.000, pembayaran ujian EPS-TOPIK Rp500.000, dan biaya paspor/MCU sebesar Rp1.500.000. LPK Kongbuhapsida menawarkan pelatihan bahasa Korea dengan biaya Rp3.500.000.
- Biaya Pemeriksaan Kesehatan (MCU): Berkisar antara Rp1 juta hingga Rp2 juta.
- Biaya Proses Visa: Berkisar antara Rp400.000 hingga Rp1,5 juta.
- Biaya Tiket Pesawat: Berkisar antara Rp4 juta hingga Rp6 juta.
- Biaya Penempatan (dibayarkan di BP2MI): Mencakup tiket pesawat, MCU, visa, asuransi, dan lain-lain, dengan perkiraan Rp10.000.000.
Perkiraan Biaya Hidup Awal di Korea Selatan
Biaya hidup di Korea Selatan bervariasi tergantung gaya hidup individu, namun rata-rata pengeluaran bulanan diperkirakan berkisar antara 1 juta hingga 1,5 juta Won (sekitar Rp12 juta hingga Rp18 juta). Berikut ini adalah rincian perkiraan biaya hidup:
- Akomodasi:
- Asrama : ₩350.000 – ₩900.000 per bulan (sekitar Rp3,9 juta – Rp10,2 juta), umumnya tanpa deposit.
- One Room : ₩400.000 – ₩1.600.000 per bulan (sekitar Rp4,5 juta – Rp17,8 juta), dengan deposit signifikan mulai dari ₩5.000.000 (sekitar Rp56,6 juta) yang akan dikembalikan di akhir kontrak.
- Goshiwon: ₩170.000 – ₩660.000 per bulan (sekitar Rp1,9 juta – Rp7,4 juta), umumnya tanpa deposit.
- Rumah : Mulai dari ₩340.000 per bulan (sekitar Rp3,9 juta), dengan deposit antara ₩3.000.000 hingga ₩5.000.000 (sekitar Rp34,8 juta – Rp58,1 juta).
- Makanan:
- Makan di restoran murah: Sekitar ₩8.000 (Rp93.000) per sekali makan.
- Belanja bahan makanan bulanan: Sekitar ₩600.000 – ₩900.000 (sekitar Rp7,2 juta – Rp10,8 juta). Memasak sendiri dapat menghemat sekitar ₩180.000 – ₩250.000 per bulan.
- Makanan di toko serba ada: Di bawah ₩6.000 (sekitar Rp69.700).
- Jajanan : ₩2.000 – ₩4.000 (sekitar Rp23.300 – Rp46.500).
- Transportasi:
- Transportasi publik (bus dan kereta bawah tanah): Berkisar antara ₩50.000 hingga ₩100.000 (sekitar Rp600.000 – Rp1,2 juta) per bulan.
- Biaya dari bandara ke kota: AREX (kereta bandara) sekitar ₩4.150 – ₩9.000, bus kota sekitar ₩1.200 – ₩1.300.
- Tagihan Bulanan (Listrik, Air, Gas, Internet): Berkisar antara ₩100.000 hingga ₩300.000 (sekitar Rp1,2 juta – Rp3,6 juta).
- Asuransi Kesehatan: Sekitar ₩50.000 hingga ₩100.000 (sekitar Rp600.000 – Rp1,2 juta) per bulan, sering kali dipotong langsung dari gaji.
- Belanja Bulanan dan Kebutuhan Pribadi: Sekitar ₩80.000 hingga ₩100.000 (sekitar Rp960.000 – Rp1,2 juta).
- Rekreasi dan Hiburan: Sekitar ₩100.000 hingga ₩300.000 (sekitar Rp1,2 juta – Rp3,6 juta).
Gaji Rata-Rata Pekerja Migran
Gaji rata-rata pekerja migran Indonesia (PMI) di Korea Selatan diperkirakan berkisar antara Rp23 juta hingga Rp30 juta per bulan, dengan gaji dasar sekitar 2 juta KRW per bulan untuk 8 jam kerja sehari. Potensi penghasilan ini, terutama dengan adanya lembur dan kerja di hari libur, dapat meningkatkan total pendapatan secara signifikan.
Perbandingan antara potensi penghasilan rata-rata pekerja migran (Rp23-30 juta/bulan) dengan perkiraan biaya hidup bulanan (Rp12-18 juta) menunjukkan potensi untuk menabung yang cukup signifikan. Insentif finansial ini adalah pendorong utama bagi banyak individu, tetapi juga memerlukan pemahaman realistis tentang penganggaran dan manajemen keuangan untuk memaksimalkan pemanfaatan uang dan menghindari jebakan finansial.
Bekerja di Korea Selatan bisa menjadi peluang besar untuk meningkatkan penghasilan dan pengalaman hidup, namun memerlukan persiapan finansial yang matang. Mulai dari biaya keberangkatan seperti administrasi dan pelatihan, hingga biaya hidup bulanan termasuk akomodasi, makanan, dan transportasi, semua perlu diperhitungkan dengan cermat. Dengan perencanaan yang baik, pekerja migran Indonesia dapat memaksimalkan pendapatan sekaligus menghemat pengeluaran selama menetap di Korea.