
Paju Book City, yang berjarak sekitar satu jam perjalanan dari Seoul, adalah kompleks budaya unik yang sepenuhnya didedikasikan untuk pembuatan, penerbitan, dan perayaan terhadap buku. Kota ini menjadi pusat aktivitas bagi para penerbit, pembaca, dan penggemar literatur, dengan lebih dari 900 bisnis terkait buku yang beroperasi di kota Paju. Paju Book City merupakan hasil dari visi sekelompok penerbit yang ingin menciptakan pusat penerbitan modern di luar Seoul yang sibuk, menciptakan ruang untuk refleksi budaya dan literatur.
Asal Usul dan Perkembangan Kota Buku Paju
Gagasan untuk membangun Paju Book City dimulai pada tahun 1989 ketika sekelompok penerbit, yang dipimpin oleh Yi Ki-ung, mencetuskan ide untuk menciptakan pusat penerbitan yang terpisah dari Seoul. Proyek ambisius ini bertujuan untuk mendesentralisasi produksi budaya dari kota besar Seoul dan menciptakan model urban yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Pada dasarnya, proyek ini bertujuan untuk menyediakan ruang reflektif untuk perkembangan literatur dan budaya Korea.
Namun, perjalanan untuk mewujudkan kota ini tidaklah mudah. Selama lebih dari sepuluh tahun perencanaan, para pendiri menghadapi berbagai tantangan, mulai dari mendapatkan dukungan pemerintah hingga berhadapan dengan aturan regulasi yang rumit. Meskipun begitu, Yi dan rekan-rekannya terus melangkah maju, bertekad untuk mewujudkan visi mereka.
Pada tahun 2001, pembangunan dimulai dengan pendirian Asia Publication Culture and Information Centre, yang menandai awal dari pembangunan Paju Book City. Kota ini dibangun dengan pendekatan perencanaan yang unik, mengutamakan harmoni dengan lingkungan sekitar dan menekankan pengambilan keputusan kolektif di antara para pemangku kepentingan. Beberapa tonggak penting dalam perkembangan kota ini di antaranya adalah penyelesaian fase pertama pada tahun 2007, yang mencakup lebih dari 100 bangunan, pembukaan perpustakaan Forest of Wisdom pada tahun 2011, serta ekspansi besar pada tahun 2014 dengan tambahan 300 perusahaan penerbitan dan percetakan.
Arsitektur yang Harmonis dengan Alam
Paju Book City bukan hanya sekadar zona industri penerbitan saja, tetapi juga menjadi destinasi budaya yang hidup, menarik banyak pengunjung dari berbagai belahan dunia. Desain arsitektur kota ini mencerminkan perpaduan harmonis antara alam dan budaya, menekankan konsep “kosong” dan ruang komunal. Bangunan-bangunan di Paju dirancang dengan mengutamakan integrasi lingkungan, menciptakan suasana keterbukaan dan keterhubungan dengan alam sekitar.

Meskipun bangunan di Paju Book City didesain mengikuti pedoman ketat untuk memastikan konsistensi visual, namun ruang bagi ekspresi individual para arsitek tetap diberikan. Hasilnya adalah lingkungan urban yang beragam namun tetap kohesif. Salah satu contohnya adalah Dulnyouk Publishing House yang memenangkan penghargaan dengan fasad beton dan kayunya yang kontras.
Bangunan di Paju Book City umumnya dibatasi hingga empat lantai, dengan lantai bawah dirancang untuk kehidupan serta interaksi dengan jalanan sekitar dan lantai atas difokuskan untuk memberikan pemandangan indah.
Perpustakaan Forest of Wisdom
Salah satu daya tarik utama dari Paju Book City adalah perpustakaan Forest of Wisdom, yang menyimpan lebih dari 500.000 buku yang disumbangkan oleh para cendekiawan, pusat penelitian, dan perusahaan penerbitan. Koleksi buku ini tidak disortir berdasarkan subjek atau genre, melainkan berdasarkan nama penyumbang atau penerbit, memberikan sentuhan pribadi pada perpustakaan ini. Dengan rak buku yang menjulang setinggi 8 meter dan memanjang hingga lebih dari 3 kilometer, Forest of Wisdom menjadi ruang yang memungkinkan pengunjung untuk menjelajahi minat sastra dari berbagai individu dan organisasi.

Perpustakaan ini buka 24 jam sehari, dan tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan buku, tetapi juga sebagai ruang budaya. Pengunjung dapat menemukan buku-buku langka dan berharga, termasuk buku-buku sejarah dari Timur dan Barat yang sebagian berasal dari abad ke-16. Forest of Wisdom menjadi simbol dedikasi Paju Book City untuk mengabadikan dan merayakan budaya literatur.
Festival Buku Internasional di Paju
Sebagai pusat budaya literatur, Paju Book City juga menjadi tuan rumah bagi dua acara internasional yang menjadi sorotan di kalender penerbitan global. Paju Book Sori, yang diadakan setiap tahun pada bulan September, merayakan komitmen kota ini terhadap perdamaian dan pertukaran budaya melalui literatur. Festival ini menampilkan berbagai acara, mulai dari pertunjukan musik, pertunjukan teater, diskusi penulis, hingga peluang untuk membangun koneksi bagi para profesional di industri penerbitan.

Selain itu, ada juga Paju Book & Culture Fair, yang pada tahun 2024 berlangsung pada tanggal 6-8 September. Pameran ini bertujuan untuk menyoroti kebangkitan global K-Book dan K-Content, dan menjadi platform untuk menciptakan serta mendistribusikan konten baru yang terinspirasi dari buku. Berbagai acara seperti gala musik, sesi membaca, lokakarya penulis, dan pasar buku yang meriah diselenggarakan dalam pameran ini, dengan tujuan menjadikan literatur dan budaya Korea semakin dikenal di panggung internasional.
Ruang Membaca Interaktif
Selain menawarkan pengalaman membaca seperti pada umumnya, Paju Book City juga memiliki berbagai ruang interaktif yang menggabungkan pengalaman membaca dengan kesempatan belajar secara langsung. Salah satu contohnya adalah Moveable Type Workshop, sebuah percetakan di mana pengunjung dapat merasakan seni sejarah typesetting dan percetakan. Ruang interaktif ini memberikan kesempatan kepada para penggemar buku untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang proses pembuatan buku.
Ada juga Milkbook, sebuah toko buku anak-anak sekaligus ruang budaya yang menyediakan lingkungan unik bagi anak-anak untuk menjelajahi literatur melalui berbagai aktivitas. Tempat ini sering mengadakan pertunjukan teater anak-anak, pertunjukan boneka, pemutaran film, dan konser yang semuanya berkaitan dengan buku. Hwalpan Gongbang, yang menawarkan kegiatan-kegiatan terkait pembuatan buku tradisional Korea seperti pembuatan kertas, juga merupakan salah satu ruang interaktif yang menarik untuk dikunjungi.
Selain itu, ada pula Blue Box, sebuah toko buku yang dirancang untuk pasangan dan pelanggan lansia yang tertarik pada buku seni liberal, menjadi simbol keberagaman di Paju Book City. Selain mempromosikan kegiatan membaca, ruang-ruang ini juga dapat memperkuat keterikatan terhadap seni pembuatan dan penerbitan buku, yang sejalan dengan misi Paju Book City untuk merayakan dan melestarikan budaya literatur.
Paju Book City: Tantangan dan Masa Depan
Meski telah mencapai banyak kesuksesan, Paju Book City tetap menghadapi tantangan dalam mempertahankan idealismenya di tengah tekanan komersial dan perubahan kebiasaan membaca. Namun, kota ini terus berkembang, dengan inisiatif seperti Forest of Wisdom dan festival buku internasional yang menunjukkan adaptabilitas yang tangguh terhadap perubahan zaman.
Paju Book City tetap menjadi simbol kekuatan literatur dalam era digital dan menawarkan pelajaran berharga dalam perencanaan urban, pelestarian budaya, dan pentingnya kolaborasi dalam menciptakan ruang yang didedikasikan untuk buku.
Berwisata ke Paju Book City
Jika Anda tertarik untuk berwisata ke Paju Book City, Anda dapat mengunjungi Munbal-dong, Paju-si, Gyeonggi-do, dengan alamat dalam bahasa Korea 경기도 파주시 회동길 145. Petunjuk arah dan informasi lebih lanjut dapat ditemukan di situs web resmi dari Paju Book City.