
Musim panas di Korea dikenal dengan suhu dan kelembapan yang tinggi, menciptakan tantangan bagi penduduknya untuk tetap merasa sejuk dan nyaman. Dalam menghadapi musim panas, budaya Korea telah mengembangkan berbagai solusi tradisional yang unik dan efektif.
Salah satu solusi tersebut adalah penggunaan jukbuin, benda tradisional Korea yang sering disebut sebagai “bamboo wife” atau guling bambu. Jukbuin adalah bantal panjang, berongga, yang dianyam tangan dari irisan bambu tipis. Fungsi utamanya adalah untuk membantu meringankan panas musim panas, dan telah menjadi bagian dari budaya Korea selama berabad-abad.
Istilah “jukbuin” merupakan gabungan dari kata “juk” yang berarti bambu, dan “buin” yang berarti istri, mengacu pada ukurannya dan fakta bahwa benda ini sering digunakan oleh pria sebagai pengganti istri mereka selama bulan-bulan musim panas. Penggunaan jukbuin tidak hanya memberikan kenyamanan fisik melalui sirkulasi udara yang lebih baik selama tidur, tetapi juga mencerminkan kearifan tradisional dalam merespons kondisi alam dengan solusi yang berkelanjutan dan alami.
Sejarah dan Asal Usul Jukbuin
Asal usul jukbuin dapat dilacak kembali ke abad ke-13 pada akhir periode Goryeo. Pada masa itu, jukbuin umum digunakan oleh pria selama bulan-bulan musim panas, ketika mereka tidur di lantai kayu di dalam rumah tradisional Korea atau hanok. Kehadiran jukbuin dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Korea menunjukkan pemahaman mendalam tentang kenyamanan dan adaptasi terhadap kondisi iklim yang spesifik.
Jukbuin biasanya dipegang oleh anggota keluarga dan bukan merupakan barang pribadi. Seorang putra tidak akan pernah menggunakan jukbuin milik ayahnya sebagai tanda penghormatan. Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai Konfusianisme yang mendalam, di mana rasa hormat terhadap keluarga dan leluhur diutamakan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam penggunaan benda-benda sehari-hari seperti jukbuin.
Sejak diperkenalkannya jukbuin di era Goryeo, benda ini telah menjadi bagian dari budaya dan kehidupan sehari-hari masyarakat Korea. Meskipun zaman telah berubah dan metode pendinginan modern telah menggantikan jukbuin, nilai historis dan budaya dari jukbuin tetap bertahan.
Jukbuin merupakan solusi tradisional Korea dalam menghadapi suhu dan kelembapan yang tinggi selama musim panas. Bantal panjang dan berongga dari bambu ini menawarkan kenyamanan melalui sirkulasi udara yang efektif selama tidur. Keberadaan jukbuin sejak abad ke-13 menunjukkan pemahaman mendalam masyarakat Korea tentang kenyamanan dan adaptasi dengan kondisi iklim yang keras.
Nilai-nilai tradisional, seperti penghormatan terhadap keluarga dan leluhur, tercermin dalam penggunaan jukbuin, yang tidak hanya dianggap sebagai barang pribadi tetapi juga sebagai warisan keluarga yang dihormati.