Dari Akting ke Dunia Sastra: Moon Ga-young

on in Literature
“Pata” karya Moon Ga-young. Gambar: GoodReads

Moon Ga-young, aktris dan model asal Korea Selatan, resmi memulai debutnya di dunia sastra melalui karyanya yang berjudul “Pata.” Diterbitkan pada 6 Maret 2024, buku ini merupakan kumpulan prosa pertama karya Moon, yang menghadirkan pandangan pribadi sang aktris tentang kehidupan dan dunia sekitarnya. Sejak penerbitannya, “Pata” telah mendapatkan perhatian luas hingga mencatat pencapaian istimewa dengan cetak ulang yang cepat di Korea Selatan.

Selain mendapatkan sambutan hangat di Korea, karya yang diterbitkan oleh Wisdom House ini juga menarik perhatian pembaca internasional. Saat ini, buku ini telah diterbitkan di Indonesia oleh ShiraMedia pada Oktober 2024.

Dalam buku setebal 308 halaman ini, Moon Ga-young menghadirkan karyanya dalam dua bagian. Bagian pertama berjudul “Records of Existence” (Catatan Eksistensi), berisi kisah tentang proses pengenalan diri melalui berbagai kejadian sehari-hari. Bagian kedua bertajuk “Records of Thoughts” (Catatan Pemikiran), yang mengungkap secara jujur keinginan pribadi serta perspektif kritis Moon dalam berbagai hal.

Moon Ga-young menggambarkan proses penulisan buku ini sebagai pengalaman yang penuh rasa penasaran, malu, sekaligus takjub. Lewat tulisan-tulisannya, pembaca dapat memahami sisi lain Moon di luar perannya sebagai seorang aktris.

Salah satu tema yang menonjol dalam buku ini adalah perjuangan mencari identitas, terutama bagi individu yang hidup dalam berbagai budaya berbeda. Moon, yang tumbuh besar di Jerman sebelum kembali ke Korea Selatan, menggunakan pengalaman pribadinya sebagai sumber refleksi tentang rasa keterasingan budaya dan pencarian tempat di mana seseorang dapat merasa sepenuhnya diterima.

Moon Ga-young, September 2024. Foto: 티비텐 (Wikipedia)

Selain itu, “Pata” juga berbicara mengenai pertumbuhan diri. Moon Ga-young mengaitkan pengalamannya selama 18 tahun di dunia hiburan dengan proses memahami berbagai peran yang pernah dimainkannya. Lewat tulisannya, Moon menunjukkan bagaimana berbagai karakter yang ia perankan turut membentuk pemahaman dan perkembangan dirinya.

Autentisitas juga menjadi salah satu inti dari karya ini. Moon secara terbuka membagikan perjuangannya menemukan keberanian untuk menjadi diri sendiri di tengah sorotan publik. Tulisan Moon secara lugas merefleksikan tantangan menjaga keaslian diri di dunia hiburan, sesuatu yang relevan bagi banyak pembaca di berbagai bidang kehidupan.

Kekuatan sastra sebagai alat ekspresi diri turut dibahas dalam “Pata.” Moon, seorang multilingual yang memiliki ketertarikan terhadap sastra klasik, memperlihatkan bagaimana bahasa serta karya sastra dapat membantu dalam mengenali diri sendiri dan juga membangun koneksi dengan sesama manusia.

Lebih jauh, buku ini juga mengeksplorasi hubungan antara sejarah pribadi dengan memori kolektif. Moon memasukkan catatan harian ayahnya mengenai pengasuhan sebagai lampiran buku, menciptakan percakapan antara masa lalu dan masa kini. Dengan pendekatan ini, Moon menempatkan kisah pribadinya dalam konteks yang lebih luas, menawarkan pemahaman sosial dan budaya yang mendalam.

Kesuksesan “Pata” di Korea Selatan mendorong antusiasme ShiraMedia, salah satu penerbit di Indonesia, untuk menghadirkan karya ini kepada pembaca lokal. ShiraMedia, yang telah dikenal luas karena merilis buku-buku Korea populer di Indonesia, yakin bahwa karya Moon akan diterima baik oleh penggemar budaya Korea di tanah air.

“Pata” diharapkan tidak hanya menjadi bacaan populer, tetapi juga sebagai media edukasi budaya dan bahasa bagi masyarakat Indonesia yang memiliki minat terhadap budaya Korea dan bagi mereka yang ingin mengetahui lebih dalam tentang perjalanan Moon Ga-young dalam memahami dirinya sendiri.

Lewat debutnya sebagai penulis, Moon Ga-young kini semakin memperkaya spektrum karier artistiknya, memperlihatkan bahwa kemampuannya tidak terbatas di depan kamera, tetapi juga dalam dunia kepenulisan.