Songpyeon, salah satu sajian khas dalam perayaan Chuseok. Foto: wizdata (Wikipedia)

Chuseok, yang kerap disebut sebagai “Thanksgiving versi Korea,” merupakan salah satu hari perayaan terpenting di Korea. Pada tahun 2025, perayaan ini jatuh pada Senin, 6 Oktober, dengan libur resmi berlangsung dari tanggal 5 hingga 8 Oktober.

Namun, karena Chuseok tahun ini berdekatan dengan Hari Nasional (3 Oktober) dan Hari Hangeul (9 Oktober), masyarakat Korea dapat menikmati libur panjang selama sepuluh hari penuh, mulai dari 3 hingga 12 Oktober 2025. Fenomena ini disebut sebagai “Golden Holiday” dan menjadi libur terpanjang sejak tahun 2017, yang baru akan terulang lagi pada 2028.

Pemerintah Korea menetapkan tanggal 5–7 Oktober 2025 sebagai tiga hari inti Chuseok. Karena tanggal 5 jatuh pada hari Minggu, sistem pengganti hari libur memperpanjang cuti hingga Rabu, 8 Oktober. Mekanisme ini memastikan karyawan tidak kehilangan jatah cuti penuh akibat hari libur yang tumpang tindih dengan akhir pekan. Sistem libur pengganti merupakan bagian dari hukum ketenagakerjaan modern Korea yang semakin melindungi hak pekerja.

Kereta gantung di Seoraksan. Foto: VisitKorea

Keunikan dari tahun 2025 terletak pada penempatan Chuseok di antara dua hari besar nasional, yaitu Hari Nasional Korea (3 Oktober) dan Hari Hangeul (9 Oktober). Hal ini memungkinkan warga untuk mengambil satu hari cuti tambahan pada 10 Oktober untuk menikmati libur sepuluh hari berturut-turut.

Libur panjang ini memberikan peluang besar bagi pariwisata domestik maupun internasional. Destinasi seperti Pulau Jeju, situs bersejarah Gyeongju, hingga Seoraksan yang dihiasi oleh warna musim gugur diperkirakan akan ramai dikunjungi. Bagi wisatawan internasional, momen ini menjadi waktu ideal untuk menjelajahi Korea atau negara tetangga dengan waktu yang lebih leluasa.

Keluarga di Korea pun menyesuaikan pola perayaan. Sebagian memilih untuk menjalankan tradisi jesa, atau upacara penghormatan leluhur, di awal periode libur, lalu melanjutkannya dengan libur bersama keluarga. Operator tur, maskapai, dan hotel sudah mulai mengantisipasi lonjakan permintaan. Perusahaan transportasi pun menyesuaikan jadwal dan kapasitas untuk menghadapi arus mudik yang lebih panjang dari biasanya.

Bagi wisatawan, suasana Korea selama Chuseok berbeda dengan hari-hari biasanya. Sebagian besar restoran kecil dan toko keluarga tutup, namun kawasan wisata utama seperti Myeongdong dan Insadong tetap beroperasi. Kota Seoul menjadi lebih tenang karena banyak penduduk pulang kampung, sehingga tempat wisata lebih lengang.

Deoksugung. Foto: Korea Tourism Organization

Istana kerajaan seperti Gyeongbokgung, Changdeokgung, dan Deoksugung tetap buka, sering kali dengan menampilkan pertunjukan budaya tambahan. Desa budaya seperti Korean Folk Village dan Namsangol Hanok Village juga mengadakan program khusus. Wisatawan yang mengenakan hanbok dapat masuk gratis ke situs warisan ini.

Transportasi umum dalam kota tetap berjalan seperti biasa, sementara perjalanan antarkota cenderung padat. Tiket KTX perlu dipesan jauh hari, dengan alternatif jalur SRT menuju Busan. Tempat hiburan seperti Lotte World dan Everland tetap beroperasi dan berpotensi lebih sepi dibandingkan akhir pekan biasa.

Pemerintah turut memberikan berbagai insentif, mulai dari bebas tiket masuk museum nasional pada tanggal 5–8 Oktober, situs warisan pada 3–9 Oktober, hingga hutan rekreasi nasional pada 6–9 Oktober. Jalan tol di seluruh negeri juga digratiskan dari 4–7 Oktober.

Chuseok 2025 menghadirkan peluang unik untuk merencanakan perjalanan panjang. Dengan berbagai insentif pemerintah dan suasana kota yang lebih tenang, periode ini menjadi kesempatan berharga untuk menikmati budaya Korea secara lebih mendalam sekaligus merasakan nuansa liburan panjang yang jarang terjadi.