Geomungo adalah alat musik petik tradisional dengan sejarah panjang dan peran yang signifikan dalam perkembangan budaya Korea. Alat musik ini dikenal dengan bentuknya yang unik serta perannya dalam kegiatan ilmiah dan pengembangan diri, terutama di kalangan sarjana. Geomungo tidak hanya alat musik biasa, tetapi juga menjadi simbol intelektualitas dan moralitas, mirip dengan peran guqin di Tiongkok.
Asal-usul Geomungo
Geomungo berasal dari kerajaan Goguryeo, sekitar abad ke-4 hingga ke-7 Masehi. Menurut catatan sejarah Samguk Sagi yang disusun pada tahun 1145, alat musik ini diciptakan oleh Wang San-ak, seorang perdana menteri Goguryeo. Ia memodifikasi alat musik dari Tiongkok yang disebut chilhyeongeum (zither dengan tujuh senar) menjadi geomungo yang memiliki enam senar. Modifikasi ini menjadikan geomungo sebagai alat musik khas yang mencerminkan identitas budaya Goguryeo.
Nama geomungo sendiri memiliki keterkaitan erat dengan asal-usulnya. Kata “geo” diambil dari “Goguryeo,” dan “mungo” berarti zither. Beberapa ahli juga menafsirkan nama ini sebagai “zither bangau hitam” (hyeonhakgeum), meskipun kaitannya dengan Goguryeo lebih diterima secara luas. Bukti arkeologis dari mural makam di Goguryeo, seperti di Muyongchong dan Makam Anak No.3, menampilkan geomungo dan memberikan gambaran penting mengenai bentuk awal dan signifikansinya dalam masyarakat Goguryeo.
Sebagai alat musik yang melambangkan budaya Goguryeo, geomungo mulai menyebar seiring dengan meluasnya pengaruh kerajaan tersebut. Selama Kerajaan Silla Bersatu (668-935 Masehi), geomungo menjadi semakin populer dan bahkan menjadi bagian penting dalam musik Korea. Penggunaan alat musik ini terus berlanjut di masa Dinasti Goryeo (918-1392) dan Dinasti Joseon (1392-1910), di mana geomungo menjadi favorit dari kalangan sarjana.
Perkembangan Sosial dan Budaya
Geomungo pada awalnya merupakan alat musik yang hanya dimainkan oleh kalangan elit. Namun, seiring berjalannya waktu, alat musik ini menjadi semakin mudah diakses oleh khalayak umum. Pada akhir abad ke-19, geomungo mulai dimainkan oleh kalangan masyarakat biasa. Hal ini menandai munculnya gaya musik baru seperti sanjo, yang keluar dari batasan musik aristokratik dan berkembang menjadi gaya yang lebih improvisasional.
Perjalanan geomungo dari alat musik kerajaan yang eksklusif menjadi alat musik yang lebih umum menunjukkan kemampuan adaptasinya terhadap perubahan sosial di Korea. Meskipun kini dimainkan oleh berbagai kalangan, geomungo tetap mempertahankan warisan budaya yang mendalam.
Kualitas Kerajinan dan Material
Salah satu elemen penting yang menjadikan geomungo alat musik yang istimewa adalah kualitas kerajinan dan pilihan materialnya. Geomungo biasanya terbuat dari dua jenis kayu. Pelat depan dari geomungo dibuat menggunakan kayu paulownia, sementara pelat belakang dibuat dari kayu kastanye yang lebih keras. Kombinasi ini menciptakan keseimbangan yang sempurna antara resonansi dan kekuatan.
Senar geomungo, yang awalnya terbuat dari sutra, kini menggunakan senar nilon yang lebih modern. Alat musik ini juga memiliki 16 frets yang disebut gwae, dan bridge yang dapat dipindahkan, dikenal sebagai anjok atau “kaki angsa”. Ada pula bagian yang dilapisi kulit, yang disebut daemo, yang melindungi permukaan geomungo dari pukulan tongkat yang digunakan untuk memainkannya. Tongkat tersebut, yang dikenal sebagai suldae, terbuat dari bambu dan ukurannya serupa dengan pensil biasa.
Material dan teknik pembuatan yang cermat membuat geomungo dapat menghasilkan suara yang khas sekaligus bertahan lama. Suara yang dalam dan gema yang dihasilkan dari geomungo dipercaya memiliki kualitas meditatif dan spiritual, menjadikannya alat musik yang digunakan tidak hanya untuk hiburan, tetapi juga sebagai sarana refleksi diri.
Inovasi Modern dalam Geomungo
Meskipun geomungo berakar kuat dalam tradisi, alat musik ini terus mengalami evolusi untuk beradaptasi dengan musik kontemporer. Salah satu inovasi penting adalah penciptaan geomungo elektrik, yang memungkinkan amplifikasi suara dan integrasi dengan genre musik modern. Selain itu, beberapa geomungo versi modern juga telah dimodifikasi lebih jauh, seperti menambah jumlah senar hingga 11 senar, memungkinkan instrumen ini untuk memiliki rentang nada dan harmoni yang lebih beragam.
Inovasi lainnya adalah eksperimen dengan teknik permainan baru, seperti menggunakan busur (hwaldae) yang serupa dengan yang digunakan dalam ajaeng (alat musik petik tradisional Korea lainnya). Teknik ini memperluas variasi suara geomungo, memungkinkan musisi untuk mengeksplorasi wilayah musik baru. Musisi seperti Jin Hi Kim, yang bermain dengan geomungo elektrik kustom, menjadi contoh bagaimana alat musik ini menjembatani dunia musik klasik dan kontemporer.
Pengaruh Budaya dan Warisan
Pengaruh geomungo tidak terbatas pada musik saja. Instrumen ini juga memainkan peran penting dalam seni, sastra, dan filosofi Korea. Di masa lalu, geomungo sering digambarkan dalam lukisan dan puisi, melambangkan kesempurnaan intelektual dan kedalaman moral. Alat musik ini sering kali dihubungkan dengan kegiatan ilmiah dan moral, serta dipandang sebagai simbol kecerdasan dan pengembangan diri.
Pada masa Dinasti Joseon, geomungo menjadi elemen sentral dalam budaya pungnyubang, yaitu pertemuan para pria kelas atas untuk bertukar gagasan seni dan intelektual. Geomungo juga dikenal melalui sanjo, bentuk musik solo improvisasi yang sekarang diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda di Korea.
Di era modern, musisi seperti Hwang Hyeyoung terus mendorong batas kemampuan alat musik ini, menggabungkan teknik tradisional dengan pendekatan inovatif untuk menciptakan irama yang baru. Dengan demikian, geomungo tetap relevan dalam musik kontemporer, menjembatani tradisi masa lalu dengan inovasi masa depan, serta terus menjadi simbol penting dalam identitas budaya Korea.
Geomungo adalah alat musik tradisional Korea yang telah melalui perjalanan panjang dari zaman kerajaan hingga menjadi bagian dari musik kontemporer. Dari asal-usulnya di Kerajaan Goguryeo, instrumen ini berkembang menjadi simbol penting dalam dalam bidang musik, seni, sastra, budaya, dan filosofi Korea. Dengan inovasi modern seperti geomungo elektrik dan eksplorasi teknik baru, alat musik ini terus beradaptasi dan berkembang, memperkaya warisan budaya Korea dan menjadikannya relevan dalam dunia musik saat ini.