Saung Korea (S) : Boleh dong cerita awal saat Runners Jakarta ada? Kapan dibentuk?

Sofyan Hadi (H) : Mulai pertama ada akunnya itu pada 26 Februari 2013. Waktu itu memang inisiatif diri sendiri. Awalnya saya sudah kenal Running Man sudah cukup lama dan sempat follow beberapa akun jejaring sosial penggemar komunitas dari daerah. Hanya kok untuk daerah Jakarta yang notabene ibukota, komunitas penggemar Running Man ini belum terdengar ‘gaung’-nya.

Dan karena sebutan penggemar Running Man adalah Runners (Running Man Lovers), jadilah Runners Jakarta. Buat catatan, kata ‘Runners‘, huruf ‘n’ pertamanya itu dari kata ‘Running‘. Huruf ‘n’ yang kedua dari bagian ‘Man‘, dan susunan ‘ers’ itu dari kata ‘Lovers’.

S : Lalu di Runners Jakarta kegiatannya apa aja sih? 

H : Kalo untuk kumpul-kumpul biasanya dua minggu sekali di Mc Donald Pasar Festival Kuningan, biasanya yang dateng antara 15-20 orang. Acaranya ya kumpul-kumpul biasa, ngobrol, nonton bareng. Untuk mini gathering kita udah pernah menyelenggarakan dua kali. Yang pertama bertempat di Gelora Bung Karno pada April 2013, dihadiri kurang lebih lia puluh orang. Dan mini gathering yang kedua diadakan di Dreamers Radio Cafe. Selain itu kalau di Runners Jakarta, kita punya event sendiri yang mensimulasikan permainan Running Man, namanya Runners Jakarta Race. 

Sama seperti Running Man, awalnya temen-temen peserta yang sebanyak 30 orang itu, nggak tau mau ‘dibawa’ kemana. Di Episode 1 kita kumpul di Kota Tua jam setengah enam pagi, pindah sampai ke stasiun Kota. Dari sana kita naik KRL tujuan Bogor, karena lokasi selanjutnya bertempat di Kebun Raya Bogor. Acara berlangsung satu hari, waktu maghrib sudah kembali ke Jakarta.

S : Itu kan Race 1, kabarnya race selanjutnya Runners Jakarta pergi ke Garut?

H : Betul. Race kedua kita ke kaki Gunung Papandayan. Acara berlangsung selama dua hari tiga malam. Mulai hari Jumat malam, Minggu malam kita udah ada di Jakarta lagi. Kita kumpul jam 11 malam di terminal Kampung Rambutan, dari sana kita ke Garut. Lalu langsung naik ke kaki Gunung Papandayan. Sampai di sana masih sekitar jam lima pagi, lalu nunggu dan menyaksikan matahari terbit bersama-sama. Race selanjutnya juga ada di luar kota, di Rajapolah, Tasikmalaya.

Untuk race keempat pada November 2014, kita mengusung konsep battle antar universitas. Para penggemar Running Man dari beberapa kampus mengikuti seleksi di kampus masing-masing, dan yang terbaik maju ke final. Final kita mengambil tempat di Mall Mangga Dua, Jakarta. Kebetulan saat itu kita ber-partner dengan Bukune untuk menyelenggarakan event. Pemenangnya bisa nonton para member Running Man yang saat itu sedang berkunjung ke Indonesia.

S :  Lalu untuk event race seperti ini, apa ditarik biaya untuk penyelenggaraannya?

H : Alhamdulillah setelah empat kali race, selama ini kita tidak menarik biaya dari peserta. Jadi sebenarnya begini.. event race biasanya diadakan di luar kota karena saya pribadi suka backpacking. Hobi traveling dengan biaya murah. Ini bisa menambah pengalaman peserta juga. Banyak peserta yang baru pertama kali ke luar kota dalam waktu singkat, naik ke kaki gunung, dan pengalaman lainnya. Kalau masalah biaya, sebelum race memang sudah diumumkan supaya peserta menyiapkan ‘bekal’ sejumlah uang dengan pecahan tertentu. Misalnya siapkan uang pecahan sepuluh ribu sepuluh lembar, seperti itu. Itu sudah sesuai dengan perhitungan ongkos yang akan dipakai. Jadi kita tidak mengambil keuntungan dari event race ini.

S : Ada rencana mau bikin race lagi dalam waktu dekat? 

H : Rencana mungkin tiga bulan lagi, karena persiapan untuk acara biasanya memakan waktu dua bulan untuk riset, persiapan properti, dan lain-lain.

S : Selama menyelenggarakan race, apa pernah ada kejadian yang tak terduga?

H : Ada. Hanya kita sudah menyiapkan tim medis dalam setiap race. Saya pribadi juga paham dunia medis. Dalam race juga contohnya waktu itu ada dokter muda dan perawat yang ikut serta. Peralatan pertolongan pertama dan obat-obat juga kami bawa. Jika ada kejadian, bisa langsung ditangani. Dan setelah race selesai pun akan kita pantau kesehatan peserta yang mengalami cedera.

S : Lalu apa sih suka duka yang ada selama ini? Selama Runners Jakarta eksis?

H : Kalo suka sih banyak, ya. Misalnya dari menyeenggarakan acara kita jadi kenal dan ketemu banyak orang yang latar belakangnya berbeda. Ada yang kuliah, ada yang kerja, ada yang masih SMA, bahkan ada yang dosen. Terus juga bisa kerjasama dengan beberapa media. Ada kerjasama dengan beberapa Website dan radio. Kalo dukanya..sering terjadi nih, kadang kita udah nge-twit tentang event tertentu, ada yang nanya lagi : “ada event apa min?”

Untuk dukanya berkisar pada hal seperti itu. Banyak sukanya. Karena di Runners Jakarta juga merasa kita lebih dari sekedar fanbase, tapi sudah seperti keluarga. Kita sering ngobrol. Bukan hanya soal yang berbau Korea, tapi juga curhat masalah sehari-hari.

S : Untuk ke depannya, Runners Jakarta punya rencana apa nih?

H : Kalo untuk ke depannya kita mau regenerasi. Grup yang lama tetap ada, hanya kita mau buat grup baru. Karena yang sekarang aktif dari awal Runners Jakarta sudah mulai sibuk berkarir.

S : Buat temen-temen penggemar Running Man yang mau gabung, gimana caranya ya?