View post on imgur.com
Antologi “Minyak Anjing” yang diterbitkan oleh Penerbit Moooi menyajikan koleksi cerita pendek dari berbagai penulis dunia, termasuk dua karya klasik dari Kang Kyeong Ae, yaitu “Ibu dan Anak” dan “Kebun Sayuran”. Kedua cerpen ini mencerminkan kehidupan di Korea pada masa kolonial Jepang, menggambarkan perjuangan sosial, ekonomi, dan eksistensial yang dihadapi masyarakat kelas bawah, khususnya perempuan.
“Ibu dan Anak”: Pengorbanan Seorang Ibu
Cerpen “Ibu dan Anak” menggambarkan kehidupan seorang ibu yang terpaksa membuang harga dirinya demi menyelamatkan anaknya. Dalam situasi ekstrem yang dipenuhi dengan kemiskinan dan ketidakberdayaan, sang ibu mengambil keputusan-keputusan sulit untuk memastikan keselamatan dan kelangsungan hidup anaknya. Tema pengorbanan dalam cerpen ini menjadi inti utama yang mencerminkan realitas kehidupan perempuan di masa itu.
Gaya bahasa Kang Kyeong Ae yang penuh emosi dan deskripsi yang hidup menghidupkan pengalaman batin sang ibu. Cerita ini bukan hanya tentang hubungan keluarga, tetapi juga tentang ketidakadilan sosial yang menciptakan dilema moral bagi tokoh-tokohnya. Kang Kyeong Ae menunjukkan bagaimana perempuan di era tersebut sering kali dipaksa untuk memilih antara martabat pribadi dan kelangsungan hidup keluarga mereka.
“Kebun Sayuran”: Simbol Ketahanan
Sementara itu, “Kebun Sayuran” menawarkan perspektif yang berbeda tentang perjuangan hidup. Cerita ini mengisahkan seorang perempuan yang mengelola kebun sayuran untuk mencari nafkah. Kebun itu bukan hanya tempat bekerja, tetapi juga simbol ketahanan di tengah kesulitan. Dengan latar belakang yang serupa dengan “Ibu dan Anak,” cerpen ini memberikan gambaran yang lebih optimis tentang kemampuan manusia untuk bertahan dan menemukan makna di tengah penderitaan.
Melalui “Kebun Sayuran,” Kang Kyeong Ae menggarisbawahi pentingnya kerja keras dan harapan. Meskipun penuh dengan tantangan, cerita ini menyampaikan pesan bahwa ada kekuatan dalam ketekunan dan keberanian untuk melawan keadaan.
Detail Buku “Minyak Anjing”
Kedua cerpen Kang Kyeong-Ae diterjemahkan oleh Binar Candra Auni dan Joan Oktaviani. Binar adalah penerjemah lepas, guru, dan linguis dengan latar belakang pendidikan di bidang bahasa dan kebudayaan Korea serta penerjemahan. Sementara itu, Joan adalah penulis dan kreator yang tengah berproses menjadi penerjemah karya sastra Korea.
Dari kisah tentang pabrik penghasil minyak anjing, hingga cerita seorang guru yang sangat dicintai murid, orang tua, dan rekan pengajar, tapi hidupnya serba kekurangan karena upah yang kecil, kita akan menemukan beragam cerita dari berbagai negeri. Kita juga akan berjumpa dengan seorang ibu yang harus membuang harga dirinya demi menyelamatkan jiwa sang anak, serta kisah seorang perempuan muda yang menyelamatkan desa-desa dari bencana, tapi dicemooh sebagai ibu yang tak berguna. Cerita-cerita ini diterjemahkan dari bahasa-bahasa yang berbeda, tapi kita bisa terhubung dengan kisah-kisah ini secara intim, sebab mereka bercerita tentang kegundahan, rasa sakit, keculasan, juga kebahagiaan-kebahagiaan kecil, seolah terjadi terhadap orang yang kita kenal, di kota yang kita tinggali.
View post on imgur.com
- Judul: Minyak Anjing
- Penulis: Mahmud Tahir Lashin, Muhammad Taimur, Ishikawa Takuboku, Kang Kyeong-ae, Kurt Tucholsky, Wilhelm Raabe, Wolfgang Borchert, Mathilde Alanic, René Boylesve, Henri Barbusse, Saki (H.H. Munro), Kate Chopin, Charlotte Perkins Gilman, Sherwood Anderson, Ambrose Bierce.
- Penerjemah: Ainur Rosyidah, Elvira Sundari, Luh Komang Indrayani, Luqyana Salsabila, Dwi Wahyuningsih, Binar Candra Auni, Joan Oktaviani, Berliany Putri, Alifia Shafa Salsabila, Muhammad Mirza, Catharina Maida M., Kafana Fithiyah, Ardiani Nur Fadhila, Aris Kristanto Nugroho, Achmad Rohani Renhoran, Erika Rizqi Rachmani, Kezia Neubrina Zara, Rahadiani Prasetianti, Shintya Princesa.
- Ukuran: 13×20 cm, 224 hlm.
- ISBN: 978-623-88376-9-4
Buku “Minyak Anjing” bisa Anda dapatkan di sini.