Saju: Pilar Kehidupan dalam Astrologi Korea

on in Culture
Shio. Foto: Christopher Gerry (Unsplash)

사주 (saju) adalah konsep astrologi tradisional Korea dan Tiongkok yang menggunakan tahun, bulan, hari, dan jam kelahiran seseorang untuk meramalkan nasib dan keberuntungan mereka dalam hidup. Sistem ini, yang dalam bahasa Korea diterjemahkan menjadi “empat pilar,” didasarkan pada keyakinan bahwa keempat elemen ini mewakili pilar dasar kehidupan dan takdir individu.

Konsep saju dapat ditelusuri hingga ke masa Dinasti Han. Dalam tradisi Korea, saju berakar kuat pada konsep-konsep keagamaan dan filosofis. Sistem ini secara metaforis membandingkan kehidupan seseorang dengan sebuah rumah, dengan empat pilar (tahun, bulan, hari, dan jam kelahiran) yang mewakili penopang utama dari rumah tersebut.

Masing-masing pilar diwakili oleh dua karakter yang berasal dari Sepuluh Cabang Langit dan Dua Belas Cabang Bumi, menghasilkan total delapan karakter. Representasi delapan karakter inilah yang kadang-kadang membuat saju disebut sebagai “팔자” (paljja), yang berarti “delapan karakter.” Seiring waktu, saju telah berkembang dari sekadar metode peramalan menjadi konsep filosofis yang lebih luas yang mendorong prinsip hidup selaras dengan alam semesta.

Saju telah memainkan peran signifikan dalam sejarah dan budaya Korea selama berabad-abad. Sistem ini telah banyak digunakan oleh keluarga kerajaan dan bangsawan Korea untuk membuat keputusan penting mengenai urusan negara, pernikahan, dan acara penting lainnya. Selama Dinasti Joseon (1392-1910), saju menjadi bagian integral dari masyarakat Korea, dengan pengaruhnya meluas ke berbagai aspek kehidupan sehari-hari.

Praktik saju tidak terbatas pada peramalan pribadi saja, tetapi juga memiliki implikasi sosial yang lebih luas. Sebagai contoh, dalam adat pernikahan tradisional Korea, kesesuaian calon pasangan sering kali ditentukan dengan membandingkan grafik saju mereka. Praktik yang dikenal sebagai 궁합 (gunghap) ini dianggap penting untuk memastikan kesatuan yang harmonis dan telah diterapkan secara luas di berbagai kelas sosial.

Signifikansi historis saju dalam budaya Korea semakin dibuktikan oleh relevansinya yang terus bertahan hingga zaman modern, dengan banyak warga Korea yang masih berkonsultasi dengan praktisi saju untuk mendapatkan panduan dalam mengambil keputusan penting dalam hidup mereka.

Grafik saju terdiri dari empat komponen utama, masing-masing mewakili pilar takdir individu, yaitu tahun, bulan, hari, dan jam kelahiran. Komponen-komponen ini diekspresikan menggunakan siklus sexagenary, kombinasi dari Sepuluh Cabang Langit (천간, cheongan) dan Dua Belas Cabang Bumi (지지, jiji). Setiap pilar diwakili oleh dua karakter – satu dari Cabang Langit dan satu dari Cabang Bumi – menghasilkan total delapan karakter yang menjadi dasar analisis saju.

Interpretasi grafik melibatkan pemeriksaan keseimbangan dan interaksi antara elemen-elemen ini, termasuk konsep yin dan yang, serta lima elemen (kayu, api, tanah, logam, dan air). Praktisi menganalisis hubungan antara komponen-komponen ini untuk menentukan ciri kepribadian, kekuatan, kelemahan, dan peristiwa hidup potensial individu.

Kombinasi elemen-elemen ini diyakini mengungkapkan aspek tersembunyi dari takdir seseorang, secara metaforis digambarkan sebagai “permata yang terkubur di bawah” permukaan grafik. Sistem rumit ini membentuk dasar untuk 명리 (myeongri), praktik menganalisis nasib seseorang, dan 추명 (chumyeong), proses memprediksi nasib seseorang berdasarkan struktur saju mereka.

Praktik saju telah berkembang secara signifikan, beradaptasi dengan perubahan masyarakat sambil mempertahankan budaya aslinya. Saju yang awalnya merupakan sistem kompleks yang digunakan terutama cendekiawan dan bangsawan, kini lebih mudah diakses oleh masyarakat umum di zaman modern.

Saat ini, pembacaan saju ditawarkan dalam berbagai format, termasuk konsultasi tatap muka, layanan online, dan bahkan melalui aplikasi ponsel. Modernisasi ini telah membuat praktik ini lebih terjangkau, memungkinkan orang untuk mendapatkan wawasan tentang saju dengan lebih mudah.

Meskipun berakar pada tradisi masa lalu, saju menemukan relevansinya dalam masyarakat Korea modern. Banyak orang Korea, terlepas dari kepercayaan mereka pada keakuratan saju, melihat bacaan saju sebagai pengalaman budaya dan cara untuk mendapatkan perspektif tentang hidup mereka.

Praktik ini juga telah mendapatkan minat di dunia internasional, dengan beberapa praktisi menawarkan layanan dalam bahasa Inggris dan Jepang untuk memenuhi kebutuhan audiens global. Evolusi ini mencerminkan daya tarik abadi saju sebagai tradisi budaya dan alat untuk refleksi diri, menunjukkan kemampuannya untuk beradaptasi dan tetap relevan dalam dunia modern.

Lima Elemen (오행, O Haeng) memainkan peran penting dalam interpretasi saju, mempengaruhi takdir dan keberuntungan individu. Kelima elemen ini adalah logam, air, api, kayu, dan tanah. Elemen-elemen ini dipercaya berinteraksi satu sama lain, menciptakan sistem yang dinamis dan seimbang.

Dalam analisis saju, setiap elemen dikaitkan dengan karakteristik dan energi spesifik yang membentuk jalur hidup seseorang. Elemen-elemen dalam grafik saju diperiksa untuk menentukan “dewa yang tepat” (용신, yongsin) bagi setiap orang, yang mewakili elemen-elemen yang membawa keberuntungan dan keseimbangan dalam hidup mereka. Misalnya, jika kayu dan api diidentifikasi sebagai dewa yang tepat, periode atau arah yang dikaitkan dengan elemen-elemen ini (seperti tahun harimau atau kelinci untuk kayu, atau kuda atau ular untuk api) dianggap menguntungkan.

Sebaliknya, elemen-elemen yang bertentangan atau menaklukkan dewa yang tepat dapat menandakan masa-masa sulit. Sistem rumit interaksi antar elemen ini menjadi dasar untuk meramalkan waktu-waktu yang menguntungkan dan tidak menguntungkan dalam hidup seseorang. Selain itu, saju juga digunakan untuk membimbing keputusan dalam berbagai aspek seperti pilihan karir, hubungan, dan bahkan praktik penamaan dalam budaya Korea tradisional.

Sepuluh Cabang Langit (천간, tiāngān) adalah komponen fundamental dari sistem saju, mewakili energi surgawi dan polaritas yin-yang dari lima elemen. Setiap cabang mewakili salah satu dari lima elemen (kayu, api, tanah, logam, air) dalam bentuk yin atau yang. Misalnya, Jia (甲) dan Yi (乙) mewakili kayu yang dan yin masing-masing, sementara Bing (丙) dan Ding (丁) menandakan api yang dan yin.

Dalam interpretasi saju, Cabang Langit dianalisis untuk kualitas elemen dan interaksinya. Mereka dapat menunjukkan sifat karakter, kekuatan, dan tantangan potensial seseorang. Misalnya, kehadiran kuat cabang kayu menunjukkan kreativitas dan pertumbuhan, sedangkan cabang logam bisa menunjukkan presisi dan disiplin.

Cabang-cabang ini juga membentuk hubungan satu sama lain, seperti “daya tarik” di luar siklus pengembangan (生) dan pengendalian (克) lima elemen. Hubungan rumit antara Cabang Langit ini memberikan wawasan mendalam tentang takdir dan jalur hidup individu ketika ditafsirkan dalam konteks grafik saju penuh.

Saju telah beradaptasi dengan zaman modern, menawarkan konsultasi melalui berbagai saluran termasuk pertemuan tatap muka ataupun layanan online. Evolusi ini telah membuat saju lebih mudah diakses oleh audiens yang lebih luas, termasuk generasi muda dan klien internasional yang ingin tahu lebih banyak tentang seni peramalan tradisional Korea ini. Meskipun banyak orang memandang praktik saju dengan skeptisisme, tidak sedikit pula yang melihatnya sebagai pengalaman budaya dan alat untuk refleksi diri, terlepas dari kepercayaan mereka pada akurasinya.

Saju terus memegang tempat yang signifikan dalam budaya Korea, menggabungkan kebijaksanaan tradisional dengan praktik modern. Sistem ini, yang menafsirkan takdir individu berdasarkan tanggal dan waktu kelahiran mereka, menawarkan wawasan ke berbagai aspek kehidupan, dari sifat kepribadian hingga potensi peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang.

Meskipun berakar pada filosofi kuno Asia Timur, saju telah berkembang untuk tetap relevan dalam masyarakat kontemporer, beradaptasi dengan format baru seperti konsultasi online dan aplikasi seluler. Perkembangan ini memungkinkan saju untuk diakses oleh audiens yang lebih luas.