Foto: VisitKorea

Stasiun Budaya Seoul 284, atau yang dikenal juga sebagai Munhwa Yeok Seoul 284, adalah pusat kebudayaan yang menempati bangunan dari stasiun Seoul yang lama. Dibuka kembali pada tahun 2011 setelah restorasi besar-besaran, tempat ini menawarkan berbagai aktivitas budaya, mulai dari pameran seni, pertunjukan, hingga lokakarya. Bangunan bersejarah ini memberikan pengalaman unik karena menyatukan nuansa klasik dengan kesenian modern, menciptakan ruang interaktif antara masa lalu dan masa kini.

More…

Kota Gwangju & Provinsi Jeolla bisa menjadi referensi wisata saat libur Lebaran 2025

Jakarta, 24 Maret 2025. Kota Gwangju & provinsi Jeolla merupakan destinasi wisata metropolitan yang menjadi tempat kelahiran dari berbagai selebriti ternama Korea. Mulai dari J-Hope BTS, Yunho TVXQ, aktris Park Shin Hye, hingga Bae Suzy. Kota Gwangju dan provinsi Jeolla memiliki lokasi yang berdekatan sehingga sering menjadi kesatuan wilayah. Provinsi Jeolla terbagi menjadi dua wilayah, yaitu Jeolla Utara dan Jeolla Selatan, dan masing – masing wilayah memiliki pesonanya tersendiri. Provinsi Jeolla Utara memiliki pesona kuliner unggul di Korea, Kota Gwangju menawarkan berbagai pesona yang berkaitan dengan budaya dan seni Korea, sedangkan provinsi Jeolla Selatan memiliki pesona alam pesisir pantai yang indah, berbatasan langsung dengan Laut Kuning.

More…

Gukje Market. Foto: VisitKorea

Di tengah Kota Busan, Korea Selatan, berdiri Gukje Market, sebuah pasar yang lahir dari puing-puing peperangan dan kemudian berkembang menjadi salah satu pusat perdagangan terbesar di negeri tersebut. Didirikan pada 1945, pasar ini kini terdiri dari enam zona utama dengan 12 gedung yang memuat lebih dari 1.500 toko dan lapak. Berbagai barang dagangan tersedia mulai dari mesin perkakas, alat dapur, pakaian, hingga jajanan khas Korea.

More…

Moon Jae-in bersama dengan Menteri Pertahanan Korea Selatan, 2017. Foto: UNC – CFC – USFK (Wikipedia)

Kebijakan militer di Semenanjung Korea menunjukkan perbedaan jelas antara Korea Utara dan Korea Selatan. Korea Utara mengutamakan doktrin yang menempatkan institusi militer sebagai pilar utama, sedangkan Korea Selatan membangun sistem yang menyesuaikan diri dengan konteks demokrasi modern. Perbedaan ini memunculkan dinamika tentang cara kedua negara menjalankan pemerintahan, mempertahankan keamanan, serta mengatur hubungan sosial.

More…

National Museum of Korea, Seoul. Foto: Richard Mortel (Wikipedia)

Korea memiliki lebih dari 500 museum dan galeri di wilayah Selatan serta sekitar 300 institusi di wilayah Utara. Keberagaman ini mencerminkan warisan budaya yang kaya serta latar belakang sejarah dan politik yang unik dari Semenanjung Korea. Museum-museum tersebut tidak hanya menampilkan perjalanan waktu, tetapi juga membentuk sebuah narasi yang mencerminkan kondisi dan perspektif di masing-masing wilayah.

More…

“Pata” karya Moon Ga-young. Gambar: GoodReads

Moon Ga-young, aktris dan model asal Korea Selatan, resmi memulai debutnya di dunia sastra melalui karyanya yang berjudul “Pata.” Diterbitkan pada 6 Maret 2024, buku ini merupakan kumpulan prosa pertama karya Moon, yang menghadirkan pandangan pribadi sang aktris tentang kehidupan dan dunia sekitarnya. Sejak penerbitannya, “Pata” telah mendapatkan perhatian luas hingga mencatat pencapaian istimewa dengan cetak ulang yang cepat di Korea Selatan.

More…

훌훌 (Semilir) karya Mun Gyeong-min. Gambar: Kyobobook

Novel berjudul Semilir (Judul asli: 『훌훌』, Hul hul) karya Mun Gyeong-min diterbitkan oleh Munhakdongne pada tanggal 7 Februari 2022 dan telah meraih penghargaan utama dalam ajang Munhakdongne Youth Literature Award ke-12. Penghargaan ini bertujuan untuk memperkenalkan karya sastra yang dapat direkomendasikan kepada remaja masa kini.

More…

Ilustrasi anak-anak. Foto: Ben Wicks (Unsplash)

Di Korea Selatan, status hukum anak diatur dalam berbagai undang-undang, dengan batas usia dewasa untuk urusan perdata ditetapkan pada umur 19 tahun. Dalam sistem peradilan pidana, individu di bawah usia 14 tahun dikategorikan sebagai anak di bawah umur secara hukum dan tidak dapat dikenakan hukuman pidana. Sebagai gantinya, mereka diberikan tindakan perlindungan khusus.

More…

National Assembly Proceeding Hall, Seoul. Foto: clumsyforeigner (Wikipedia)

Periode 1919 hingga 1950 merupakan masa yang penuh perubahan dalam sejarah Korea, ditandai dengan perkembangan ideologi yang membentuk masa depan semenanjung tersebut. Dimulai dengan Gerakan 1 Maret 1919 dan berakhir dengan pecahnya Perang Korea pada 1950, berbagai pemikiran nasionalisme, sosial demokrasi, komunisme, serta liberalisme berkembang dan saling bersaing. Masa ini bukan hanya tentang perlawanan terhadap kolonialisme Jepang saja, tetapi juga tentang pencarian identitas politik dan sosial setelah Korea mencapai kemerdekaan.

More…