Mengupas Tantangan Menjadi Idol K-pop

on in Entertainment
NCT New Team. Foto: SM Town

Industri K-pop yang gemerlap dan penuh warna menyimpan banyak tantangan yang harus dihadapi oleh para calon bintang dan mereka yang telah berhasil debut. Proses untuk menjadi seorang idol K-pop bukanlah sebuah hal yang mudah. Perjalanan ini memerlukan dedikasi, ketekunan, dan mental baja. Berikut ini adalah sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh para idol K-pop selama dan setelah masa pelatihan.

Tantangan Selama Pelatihan

Menjadi bagian dari industri K-pop adalah impian yang diidam-idamkan oleh banyak orang. Namun, perjalanan untuk mencapai panggung gemerlap ini dimulai dengan serangkaian pelatihan yang intensif. Pelatihan ini diarahkan untuk mengasah bakat dan keterampilan calon idol hingga mencapai standar yang ditetapkan oleh industri. Standar yang dicapai tentunya bukan sekadar memiliki suara yang indah atau langkah dansa yang ritmis saja, tetapi juga tentang disiplin, dedikasi, dan ketahanan mental untuk melewati tantangan yang ada. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang dihadapi oleh para trainee K-pop selama masa pelatihan:

  1. Pelatihan Intensif: Proses pelatihan untuk idol K-pop adalah proses yang keras dan melelahkan. Trainee harus mempelajari berbagai keterampilan seperti bernyanyi, menari, berakting, dan bahkan bahasa asing. Mereka harus berlatih selama berjam-jam untuk mengembangkan semua keterampilan yang dibutuhkan sebelum debut.
  2. Persaingan: Industri K-pop dikenal dengan tingkat persaingan yang tinggi, dan kompetisi di antara trainee sangat sengit. Hanya beberapa orang saja yang dapat mencapai kesuksesan, dan tidak sedikit pula calon idol yang menyerah di tengah jalan.
  3. Tekanan untuk Menjaga Penampilan: Idol K-pop berada di bawah tekanan konstan untuk menjaga penampilan. Mereka harus menjaga citra publik mereka, mengatur pola makan, mendapatkan pendidikan tentang seks, etiket dasar, pelatihan media, dan yang paling penting menjauh dari berbagai macam masalah seperti mengemudi dalam keadaan mabuk, penyalahgunaan obat, dan skandal.
  4. Kurangnya Kebebasan Pribadi: Sebagian besar idol K-pop adalah karyawan yang terikat kontrak dengan sedikit kebebasan pribadi. Mereka harus membayar kembali biaya pelatihan mereka kepada perusahaan rekaman. Ditambah dengan tekanan yang sangat tinggi untuk mempertahankan standar penampilan dan perilaku, berita tentang tragedi yang menimpa beberapa idol K-pop mulai terasa kurang mengejutkan.
  5. Masalah Kesehatan Mental: Tekanan intens dan persaingan dapat mempengaruhi kesehatan mental para idol K-pop. Beberapa idol telah berbicara tentang masalah kesehatan mental yang mereka alami selama pelatihan dan karier mereka, seperti depresi, kecemasan, dan serangan panik.
  6. Seksisme dan Penyalahgunaan Kekuasaan: Telah dilaporkan adanya seksisme dan penyalahgunaan di industri K-pop, termasuk pelecehan seksual, pelecehan verbal, dan kekerasan fisik. Beberapa idol K-pop telah berbicara tentang penyalahgunaan yang mereka alami selama pelatihan dan karier mereka.

Tantangan yang dihadapi oleh idol K-pop selama pelatihan sangat intens dan beragam. Mereka harus berurusan dengan pelatihan intensif, kompetisi, tekanan untuk menjaga citra, kurangnya kebebasan pribadi, masalah kesehatan mental, dan bahkan seksisme dan penyalahgunaan kekuasaan. Penting untuk dicatat bahwa menjadi idol K-pop dapat memberikan kesuksesan, namun jalan yang dilalui untuk mencapainya penuh dengan rintangan.

Tantangan Setelah Debut

Setelah melewati tahap pelatihan yang melelahkan dan mendapatkan kesempatan debut, para idol K-pop memasuki fase yang baru. Debut bukanlah akhir dari perjuangan mereka, tetapi awal dari serangkaian ujian baru dalam sorotan publik. Industri ini terkenal dengan jadwal yang padat, ekspektasi tinggi dari fans dan masyarakat, serta persaingan di antara grup-grup dan artis solo. Meskipun keberhasilan dan popularitas bisa membawa kesuksesan, beban serta tekanan yang menyertainya juga sangat nyata. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang dihadapi oleh idol K-pop setelah debut:

  1. Jam Kerja yang Panjang: Idol K-pop diharapkan bekerja dalam jangka panjang dengan sedikit waktu untuk menyesuaikan kesehatan mental dan emosional. Mereka harus menghasilkan banyak konten, termasuk konser, produksi musik, tampil langsung di media sosial, penampilan di acara varietas, dan acara eksklusif untuk penggemar serta interaksi. Tanggung jawab seorang idol seringkali mengisi sebagian besar waktu mereka dengan sedikit batasan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan mereka.
  2. Tekanan untuk Menjaga Citra: Idol K-pop berada di bawah tekanan konstan untuk menjaga citra. Tekanan ini tentunya dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka.
  3. Kurangnya Kebebasan Pribadi: Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kebebasan pribadi sering menjadi barang langka bagi para idol K-pop.
  4. Persaingan: Persaingan di industri K-pop menjadi semakin sengit setelah debut, dengan hanya beberapa idol yang dapat mencapai puncak kesuksesan.
  5. Masalah Kesehatan Mental: Tekanan dan persaingan yang intens dapat mempengaruhi kesehatan mental para idol K-pop, membuat penting bagi mereka untuk memprioritaskan perawatan diri.
  6. Masalah Kesehatan Fisik: Idol K-pop rentan terhadap berbagai cedera dan penyakit karena tuntutan fisik yang intens dari pelatihan dan penampilan. Mereka dapat mengalami keseleo otot dan ligamen, diskus hernia, tendonitis, patah tulang, hipertiroidisme, radang usus buntu, dan lainnya. Penting bagi idol K-pop untuk merawat kesehatan fisik mereka dan mencari bantuan medis saat diperlukan untuk menghindari cedera menjadi lebih parah.

Idol K-pop menghadapi berbagai tantangan baik sebelum dan setelah debut, termasuk jam kerja yang panjang, tekanan untuk menjaga citra, kurangnya kebebasan pribadi, persaingan, juga masalah kesehatan fisik dan mental. Penting bagi idol K-pop untuk memprioritaskan kesehatan diri dan mencari dukungan saat diperlukan.