Seollal, atau dikenal juga sebagai Tahun Baru Lunar Korea, merupakan salah satu perayaan terpenting dalam kalender Korea. Acara ini menjadi momen yang sarat dengan tradisi dan nilai-nilai budaya. Seollal tidak hanya dianggap sebagai pergantian tahun menurut kalender lunar, tapi juga sebagai hari yang menghadirkan kesempatan untuk berkumpul bersama keluarga, menghormati leluhur, serta merenungkan dan merayakan awal yang baru. Dalam perayaan Seollal, seluruh penjuru Korea berubah menjadi panggung budaya yang hidup, di mana kegiatan tradisional dan modern berpadu harmonis.
Seollal umumnya dirayakan selama beberapa hari, dimulai dengan ritual-ritual khusus yang menekankan pentingnya keluarga, hormat kepada orang tua, dan mengenang leluhur. Selain menjadi perayaan, Seollal juga mencerminkan kekayaan budaya Korea yang mendalam dan keberlanjutan tradisi yang telah diwariskan turun-temurun. Dalam artikel ini, kita akan mempelajari lebih lanjut tentang berbagai aspek dari Seollal.
Baca juga: Lagu Tradisional Seollal
Seollal di Pasar Tradisional
Tahun Baru Imlek Korea tidak akan lengkap tanpa kunjungan ke pasar tradisional. Tempat-tempat seperti Pasar Gwangjang di Seoul akan ramai pengunjung pada saat persiapan untuk Seollal. Pasar-pasar ini menjadi pusat belanja berbagai bahan makanan yang diperlukan untuk menyajikan hidangan Seollal. Mulai dari buah-buahan, sayuran, hingga daging, setiap elemen ini penting untuk dapat menciptakan sajian khas Seollal yang lezat.
Kegiatan di pasar tradisional lebih dari sekadar berbelanja. Ini juga menjadi wujud nyata dari tradisi yang telah berlangsung turun-temurun. Di pasar, kita dapat melihat bagaimana masyarakat Korea bersiap untuk melakukan ritus leluhur, tradisi yang sangat penting dalam merayakan Seollal. Ritual ini mencerminkan rasa hormat terhadap leluhur dan menjadi bagian integral dari perayaan ini. Selain itu, tradisi memberi penghormatan kepada orang tua dan anggota keluarga yang lebih tua juga terjaga dengan baik. Pertukaran ucapan selamat di antara keluarga dan kerabat menjadi momen yang menghangatkan hati.
Selama Seollal, keluarga berkumpul untuk menyantap hidangan tradisional seperti tteokguk, yaitu sup kue beras yang merupakan simbol keberuntungan dan umur panjang. Selain lezat, hidangan ini juga sarat makna. Perayaan ini juga dimeriahkan dengan berbagai aktivitas seperti bermain permainan tradisional, mendengarkan cerita, dan saling bertukar kabar dengan anggota keluarga yang jarang ditemui.
Seollal juga menjadi waktu spesial untuk mengenakan hanbok, pakaian tradisional Korea, yang semakin menambah nuansa dalam perayaan. Bagi sebagian orang, Seollal juga berarti melakukan perjalanan ke kampung halaman untuk merayakannya bersama keluarga besar. Tradisi ini menciptakan suasana yang hangat dan penuh kebersamaan, menjadikan Seollal sebagai salah satu momen terpenting di Korea.
Hidangan Khas Seollal
Selama perayaan Seollal, masyarakat Korea menikmati berbagai hidangan tradisional yang tidak hanya menggugah selera, tetapi juga sarat makna budaya dan simbolisme. Salah satu makanan paling ikonik yang disajikan adalah tteokguk, sup kue beras yang merupakan hidangan utama pada hari tersebut. Tteokguk dibuat dari irisan kue beras, daging sapi, telur, sayuran, dan berbagai bahan lainnya. Hidangan ini dianggap sebagai simbol memulai tahun baru dengan benar.
Warna putih dari kue beras dan kuah bening dalam tteokguk melambangkan kemurnian, kebersihan, dan awal baru untuk tahun yang akan datang. Bentuk kue beras yang bulat menyerupai yeopjeon, atau koin kuno Korea, dianggap sebagai simbol kemakmuran dan keberuntungan.
Selama Seollal, ada tradisi dimana seseorang dianggap bertambah satu tahun usianya setelah menyantap semangkuk tteokguk. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya tteokguk dalam tradisi Korea, sampai-sampai sering kali orang Korea menggunakan ungkapan, “Berapa banyak mangkuk tteokguk yang telah Anda makan?” sebagai cara bertanya usia seseorang.
Selain tteokguk, makanan lain yang sering disajikan selama Seollal adalah jeon, hidangan yang dibuat dengan cara menggoreng berbagai bahan seperti tiram, jamur, dan zucchini yang telah dicelup ke dalam adonan. Jeon menjadi pelengkap yang sempurna dalam perayaan Seollal, menambah keanekaragaman rasa dalam hidangan. Hidangan tradisional lainnya termasuk nokdujeon, pancake kacang hijau, dan tteok-kkochi, atau sate kue beras.
Seollal menjadi lebih dari sekadar momen pergantian tahun menurut kalender lunar. Ini adalah perayaan yang mendalam, di mana setiap aspeknya, mulai dari berkumpulnya keluarga, makanan tradisional seperti tteokguk, hingga berbagai ritual dan permainan, membentuk budaya yang kaya. Selain menandai pergantian tahun, Seollal juga menjadi perayaan kebersamaan, kehangatan keluarga, serta menghormati tradisi dan leluhur. Dalam kehangatan perayaan Seollal, kita dapat menemukan inti dari identitas dan warisan budaya Korea.