Maraton menjadi sebuah event yang kaya akan sejarah, budaya, dan prestise di Korea. Mulai dari signifikansi historis bergabungnya atlet Korea dalam acara global seperti Maraton Boston hingga budaya maraton yang hidup di dalam Korea sendiri. Perlombaan ini bukan sekadar acara olahraga saja, tetapi juga menjadi perayaan ketangkasan, kebanggaan nasional, dan partisipasi komunitas.
Sejarah Maraton di Korea
Awal Perkembangan dan Masa Pendudukan Jepang
Sejarah maraton di Korea berkaitan erat dengan masa lalu yang penuh gejolak, terutama selama periode pendudukan Jepang. Awal mula maraton di Korea dapat ditelusuri kembali ke Maraton Youngdungpo, yang pertama kali diadakan pada tahun 1931. Namun, acara ini bukanlah maraton standar, karena panjang lintasannya hanya sekitar 23,3 km. Salah satu figur awal dalam maraton Korea adalah Sohn Kee-chung, yang memenangkan Maraton Youngdungpo pada tahun 1933 dan kemudian berkompetisi dalam maraton Olimpiade di bawah bendera Jepang karena Korea berada di bawah kekuasaan Jepang pada saat itu.
Kemenangan Olimpiade Sohn Kee-chung dan Dampaknya
Sohn Kee-chung menjadi orang Korea pertama yang memenangkan medali Olimpiade, meraih emas dalam maraton di Olimpiade Berlin 1936. Kemenangannya merupakan momen penting bagi kebanggaan nasional Korea, meskipun disoroti oleh fakta bahwa ia harus berkompetisi dengan menggunakan nama Jepang. Surat kabar Korea Dong-A Ilbo menyensor bendera Jepang dalam laporannya tentang kemenangan Sohn, menyebabkan penangguhan surat kabar dan penghentian Maraton Youngdungpo oleh otoritas Jepang.
Pasca-Perang Dunia II dan Perang Korea
Acara maraton kembali digelar pada tahun 1954 setelah sebelumnya terhenti karena Perang Dunia II dan Perang Korea. Maraton dengan standar resmi di Korea diadakan pertama kali pada tahun 1964, menandai era baru bagi olahraga tersebut di negara ini. Perubahan ini juga membawa perkembangan dalam standar nasional, dengan atlet Korea mencatat rekor baru dan berhasil mencapai kesuksesan di kompetisi internasional.
Atlet Maraton Korea di Panggung Internasional
Atlet maraton Korea telah meninggalkan jejak mereka di panggung internasional, terutama di Maraton Boston. Pada tahun 1947, Suh Yun-bok memenangkan Maraton Boston sekaligus mencetak rekor waktu baru, dan pada tahun 1950, atlet Korea berhasil mencetak rekor baru lainnya. Namun, pecahnya Perang Korea setelah itu menjadi bayangan yang menutupi prestasi ini. Barulah pada tahun 2001 seorang atlet Korea lainnya, Lee Bong-Ju, memenangkan Maraton Boston.
Maraton Seoul: Sebuah Perlombaan Bersejarah
Pertama kali diadakan pada tahun 1931, Maraton Seoul bukan hanya maraton biasa, tetapi juga menjadi jendela perjalanan sejarah modern Korea. Rute dari maraton ini melalui berbagai landmark bersejarah yang signifikan di Seoul, mencerminkan transformasi kota dan perkembangan ekonomi Korea yang cepat. Maraton dimulai di Gwanghwamun Plaza, lalu melewati Sejongno, Namdaemun, dan melalui Taman Cheonggyecheon. Rute berlanjut melewati Dongdaemun, menyeberangi sungai Han, yang kemudian berakhir di Stadium Olimpiade.
Maraton Internasional Seoul, yang juga dikenal sebagai Dong-A Ilbo Seoul Marathon, adalah acara tahunan yang telah menjadi bagian integral dari atlet di Korea. Acara ini menarik sekitar 35.000 orang setiap tahunnya dan telah memiliki status World Athletics Platinum Label Road Race.
Acara Maraton Ikonik Korea
- Festival Maraton Pariwisata Internasional Jeju: Diadakan di pulau Jeju, maraton ini menawarkan pemandangan yang indah dari garis pantai. Peserta pun dapat menikmati budaya sekaligus kuliner Jeju seperti bubur abalon dan kimchi di garis finish.
- Maraton Internasional Seoul: Dikenal dengan rutenya yang cepat, maraton ini ideal untuk mencetak rekor pribadi dan merupakan satu-satunya kompetisi berlabel Emas IAAF di Korea. Perlombaan dimulai dari Istana Gwanghwamun yang bersejarah dan berakhir di Stadion Olimpiade Seoul, menambahkan lapisan signifikansi historis pada tantangan atletik.
- Maraton Internasional Chosun Ilbo Chuncheon: Diadakan pada musim gugur, maraton ini terkenal dengan rutenya yang indah melalui kota Chuncheon. Ini adalah satu dari dua perlombaan di Korea yang memiliki status Label Perak IAAF, menarik tingkat persaingan internasional yang tinggi.
- Maraton Internasional Daegu: Maraton lainnya dengan rute yang cepat. Maraton ini telah menjadi bagian dari kalender maraton Korea sejak tahun 2009 dan telah diikuti oleh atlet kelas dunia yang berhasil menyelesaikanlomba dengan waktu yang mengesankan.
Pengaruh Budaya dan Musim
Musim maraton di Korea direncanakan strategis di sekitar musim semi dan musim gugur yang lebih bersahabat, memberikan kondisi optimal bagi para atlet. Selain memberikan keuntungan pada atlet dengan cuaca yang sejuk, musim semi dan musim gugur memberikan pemandangan alam yang indah, memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi peserta dan penonton.
Maraton di Korea lebih dari sekadar acara kompetitif, mereka juga menjadi pertemuan komunal yang mendorong partisipasi dari berbagai demografi. Acara sering kali memiliki beberapa kategori, mulai dari maraton penuh hingga perlombaan pendek seperti 10K atau “fun run,” memastikan bahwa semua orang baik atlet maupun pelari santai dan keluarga dapat berpartisipasi.
Budaya maraton di Korea adalah perpaduan dinamis antara sejarah, keunggulan atletik, dan keterlibatan komunitas. Setiap maraton, baik di pulau Jeju maupun melalui jalanan Seoul yang sibuk, menceritakan kisah prestasi pribadi dan perayaan kolektif.