Korin School 2014 & Pertukaran Budaya Dua Bangsa

on in Event, Liputan Khusus

Korin School 2014 yang berhasil digelar 18-20 Agustus lalu memberi peluang bagi pertukaran budaya Indonesia dan Korea. Pada event yang diselenggarakan selama 3 hari 2 malam tersebut diisi dengan beragam kegiatan menarik oleh sekitar 50 peserta Korin School dan 5 orang dari Tim Korea. Peserta memanfaatkan setiap kegiatan yang dilaksakan untuk mempelajari budaya bangsa satu sama lain.

Korea Indonesia School 2014
Tari Daerah Jawa di Korin School 2014

 

Jin seon-mi, berhasil melantunkan syair lagu daerah Sumatera Utara, ‘Sinanggar Tulo’ dengan apik. Anggota Tim Korea Korin School lainnya juga tak kalah saing. Mereka menyanyikan lagu daerah ‘Suwe Ora Jamu’, ‘Gundul Pacul’, dan ‘Ayo Mama’. Makanan juga menjadi hal yang menarik untuk dibicarakan oleh peserta Korin School.

 

“Saya sudah pernah makan sate, soto, mie goreng, tapi paling suka nasi goreng. Seperti bokkeumbap (nasi campur korea)”, ucap Lee seon-ju dalam bahasa Indonesia. Datang dari Korea tahun lalu untuk bekerja, ia mengaku sudah banyak mencoba makanan Indonesia. Berbeda dengan Lee gye-hwan, ia mengaku sangat menggemari Soto. “Saya paling suka Soto”, ujarnya sambil menunjuk Soto yang disajikan saat makan siang. “Saya juga suka sambal pedas”, seraya menunjukkan foto sambal ulek di ponselnya. Ia bercerita bahwa sambal itu dilahapnya saat homestay di rumah peserta Korin School dari Indonesia. Tak ketinggalan Lee min-gyu, yang tak malu-malu membawa banyak kerupuk dan menjadikannya cemilan di sela-sela waktu acara.

 

Melalui makanan, Peserta Korin School dari Indonesia juga jadi lebih mengenal Korea. Tim Korea memperagakan cara membuat tteokbokki (kue beras pedas) dan eomuk tang (sup bakso ikan), sambil memberikan penjelasan. “Ada banyak macam tteokbokki yang dijual di kedai-kedai di Korea tapi kali ini tteokbokki yang akan dibuat sedikit pedas dan manis”, Mr.Park kyeong-son menjelaskan.

 

belajarkorea's Korin School Budaya album on Photobucket

 

Peserta dari Tim Korea juga berkesempatan mengetahui sejarah Indonesia melalui objek wisata Lawang Sewu dan Tugu Muda. “Melihat sejarah Lawang Sewu dan mengetahui banyak orang terbunuh di sana, saya menjadi sedih”, ucap Byeon Hyeong-taek. Beberapa peserta Korea mendapatkan kesempatan menikmati pemandangan Semarang di malam hari dari ketinggian di Gombel, serta mengunjungi wisata belanja. Mereka juga menikmati sajian tari daerah Jawa Tengah di penghujung acara.

 

Korin School 2014 menjadi sarana masing-masing peserta mengenal budaya bangsa satu sama lain, bahkan setelah event tersebut selesai. “Lain kali jika saya datang ke sini (Korin School-red) lagi, saya ingin bisa berbahasa Indonesia, saya akan berusaha”, ungkap Jun gi-min saat ditanya kesannya tentang event Korea-Indonesia ini.

 

Hal serupa juga dikungkapkan oleh Ketua Tim Korea, Lee gye-hwan, “Setelah Korin School selesai, kami (Tim Korea-red) akan mendaki Gunung Andong untuk melihat matahari tenggelam. Kami memilih Andong karena pemandangan di sana bagus, bisa melihat gunung-gunung lain dari ketinggian. Esoknya kami akan pergi mengunjungi masjid di Jawa Tengah”.