Korean-Indonesian Contemporary Art Exhibition “An Elephant in the Room”

on in Berita
Korean-Indonesian Contemporary Art Exhibition 2018(saungkorea.com)
Korean-Indonesian Contemporary Art Exhibition “An Elephant in the Room”

Korea Festival 2018
Korean-Indonesian Contemporary Art Exhibition : Gajah Di Dalam Ruangan
October 2 – 31, 2018
Jakarta History Museum

Pameran Seni Kontemporer “An Elephant in the Room” terselenggara atas kerjasama Project 7 1/2 dalam rangka memperingati Hari Museum Nasional di Museum Sejarah Jakarta.

Sepanjang bulan September hingga Oktober 2018, Project 7 ½ menghadirkan dua pameran di Jakarta, Indonesia. Kisah Dua Kota: Arsip Naratif dari Ingatan yang diadakan di Galeri Nasional Indonesia pada tanggal 13 September hingga 29 September, dan dari tanggal 1 hingga 31 Oktober Gajah Di Dalam Ruangan diadakan di Museum Sejarah Jakarta.

Kedua pameran yang diselenggarakan di Galeri Nasional Indonesia dan Museum Sejarah Jakarta
ini merupakan proyek berkelanjutan dari Project 7 ½ yang bermula sejak tahun 2014. Museum Sejarah Jakarta berlokasi di wilayah Kota Tua. Museum tersebut memamerkan sejarah Kota Jakarta dan peninggalan periode kolonial Belanda. Artefak-artefak yang ada di museum ini ditempatkan dalam konstruksi bangunan kantor pusat Hindia Belanda Timur yang dibangun pada tahun 1627. Bangunan ini dimodelkan setelah Palais op de Dam di Amsterdam dan digunakan sebagai balai kota selama periode kolonial.

Korean-Indonesian Contemporary Art Exhibition 2018(saungkorea.com)
Korean-Indonesian Contemporary Art Exhibition “An Elephant in the Room”

Pada tahun 1974 gedung ini dibuka sebagai Museum Sejarah Jakarta yang menampilkan berbagai macam
perabotan dan peralatan yang dahulunya digunakan oleh Gubernur Jenderal pada masa kolonial. Pada museum ini Anda bisa menyaksikan panel-panel kaca rak buku yang dibuat 400 tahun yang lalu, perabotan kamar tidur, meja, dan peta lama. Penjara bawah tanah yang digunakan untuk memenjarakan penjahat pun juga ikut dilestarikan. Penjara air, gada besi, dan bola besi berat yang digunakan untuk membelenggu tahanan pun juga ikut dipajang.

Korean-Indonesian Contemporary Art Exhibition 2018(saungkorea.com)
Korean-Indonesian Contemporary Art Exhibition “An Elephant in the Room”

Kami sangat sadar akan kekuasaan yang sia-sia terlihat dari arus besar sejarah. Meskipun demikian masih banyak yang ingin menjadi penguasa. Hal seperti ini sebenarnya tidak akan meningkatkan kehidupan kita dan juga tidak akan membuat kita bahagia. Yang paling penting adalah mengatur koordinat bersama menuju sebuah kepedulian akan sejarah dan langkah kedepan yang benar sehingga anak-anak kita bisa bermimpi akan masa depan yang lebih baik.

Judul dari Pameran “Gajah Dalam Ruangan” berasal dari idiom bahasa Inggris mengenai suatu masalah atau isu yang tidak seorang pun ingin diskusikan. Jika “Kisah Dua Kota: Arsip Naratif dari Ingatan” berisi tentang cerita dari sejarah bersama dari kedua negara (kota) pada tingkat yang luas, “Gajah di dalam Ruangan” merupakan proyek yang berbicara mengenai hari ini, melihat dari sudut pandang kontemporer “kita”.

Korean-Indonesian Contemporary Art Exhibition 2018(saungkorea.com)
Korean-Indonesian Contemporary Art Exhibition “An Elephant in the Room”

Pameran ini mendorong berbagai praktek artistik yang dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk berpartisipasi. Ini merupakan ajakan pertama yang dibuat oleh Project 7 1/2 bersama dengan seniman yang telah terlibat, sejak proyek yang dimulai pada tahun 2014 ini dimulai dengan pertanyaan tentang ‘apa itu seni?’ Proposal ini tidak akan menjadi jawaban untuk semua orang. Akan tetapi Saya berharap banyak orang mendapatkan perspektif berbeda berdasarkan pengalaman yang didapatkannya, sehingga muncul pengertian bahwa seni tidak lagi sebagai alat untuk memanjakan diri orang-orang kelas menengah ke atas, akan tetapi lebih merupakan sebuah praktek yang memiliki peran pada hidup keseharian.

Korean-Indonesian Contemporary Art Exhibition 2018(saungkorea.com)
Korean-Indonesian Contemporary Art Exhibition “An Elephant in the Room”

Mungkin pameran ini tidak bisa memberikan jawaban konkrit untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik melalui seni. Namun saya percaya, pameran ini mampu berfungsi sebagai medium yang dapat menghantarkan kisah-kisah yang tak terkatakan di luar sana. Harapannya, pameran ini mampu untuk mendorong hal tersebut, dan menjadi titik awal di mana lebih banyak orang untuk terlibat dengan proyek seni yang berbasis pada kehidupan keseharian, praktikal, dan tampak.

*
Irwan Ahmett & Tita Salina
Mahardika Yudha
Mixrice
Sanghee Song
Sulki & Min
Sunah Choi
Curated by Sunyoung Oh
Organized by Project 7 ½
Supported by Jakarta History Museum, Arts Council Korea, The Embassy of the Republic of Korea, Korean Cultural Center, Korean Association, Indonesian and Korean Culture Study