Konsumsi “Ditto”: Tren Belanja Korea di Era Digital

on in Fun Corner
Foto: Unsplash

Yeoreobun mungkin mengenal lagu New Jeans yang berjudul “Ditto”. Sebenarnya, ada tren di Korea dengan nama yang mirip dengan nama lagu ini.

Di tengah kemudahan akses informasi dan tren yang selalu berubah dengan cepat di era digital seperti sekarang, muncul sebuah fenomena konsumsi yang unik di Korea Selatan. Fenomena ini dikenal dengan “디토 소비” atau “Ditto Consumption”. Istilah ini, yang secara harfiah berarti “Saya juga” atau “Saya setuju” dalam bahasa Korea, telah menjadi lebih dari sekadar tren, tetapi juga menjadi cara baru dalam membuat keputusan dalam membeli sesuatu.

“디토 소비” menggambarkan sebuah tren di mana konsumen cenderung mengikuti individu, konten, atau saluran distribusi tertentu dalam melakukan pembelian. Di balik tren ini terdapat keinginan untuk mengekspresikan nilai dan preferensi pribadi, serta kebutuhan untuk membuat keputusan konsumsi yang efisien dan berisiko rendah. Dalam masyarakat yang terus berkembang dan semakin mengandalkan media sosial sebagai panduan, “디토 소비” telah menjadi salah satu cara untuk mengarungi lautan pilihan yang tak terbatas.

Tren ini menarik karena menandai pergeseran dalam perilaku konsumen, dari yang sebelumnya didasarkan pada iklan dan promosi massal, menjadi lebih personal dan terfokus. Di Korea Selatan, tren ini tidak hanya mencerminkan perubahan dalam cara orang berbelanja, tetapi juga perubahan dalam cara mereka memproses informasi dan berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka. Tren ini diprediksi akan menjadi lebih dominan di tahun 2024, menandakan evolusi penting dalam dunia konsumsi dan pemasaran.

Dalam era “디토 소비”, influencer dan selebriti menjadi fokus utama. Mereka tidak hanya menjadi panutan dalam gaya hidup, tetapi juga menjadi penentu tren dalam konsumsi. Di sini, kita melihat bagaimana pengaruh mereka membentuk keputusan pembelian konsumen. Ini bukan hanya tentang produk yang mereka promosikan, tetapi lebih pada gaya dan nilai yang mereka representasikan. Hal ini mencerminkan bagaimana konsumen modern, terutama di Korea Selatan, cenderung membuat keputusan pembelian yang lebih berdasarkan pada pengaruh sosial daripada iklan konvensional.

“디토 소비” menggambarkan pergeseran dari konsumsi massal ke personalisasi. Konsumen kini lebih memilih produk dan layanan yang sesuai dengan nilai dan kepercayaan pribadi mereka. Ini bukan tentang membeli apa yang tengah menjadi tren, tetapi lebih kepada memilih apa yang paling sesuai dengan nilai dan identitas pribadi pembeli.

Tren ini juga mendorong perusahaan untuk lebih berfokus pada personalisasi produk dan layanan mereka untuk memenuhi kebutuhan serta preferensi individual para konsumen.

Salah satu alasan utama popularitas “디토 소비”Konsumsi “Ditto” adalah kemampuannya untuk menghemat waktu dan mengurangi risiko dalam membuat keputusan pembelian. Dengan mengikuti rekomendasi dari sumber yang dipercaya, konsumen merasa lebih aman dan efisien dalam memilih produk. Tren ini mencerminkan keinginan konsumen modern untuk mengoptimalkan proses pengambilan keputusan mereka dalam dunia yang penuh dengan pilihan.

Media sosial berperan penting dalam memperkuat tren “디토 소비”. Selain memudahkan penyebaran informasi tentang produk dan layanan, platform ini juga memfasilitasi pembentukan komunitas bagi orang-orang dengan minat yang sama. Media sosial telah menjadi alat yang tak terpisahkan dalam membentuk tren konsumsi ini, dan brand pun dapat memanfaatkan media sosial untuk menjangkau konsumen yang lebih tersegmentasi.

“디토 소비” (Ditto Consumption) telah mengemuka sebagai fenomena yang signifikan, menandai perubahan dalam perilaku belanja dan keputusan pembelian bagi konsumen di Korea Selatan. Tren ini, yang berakar pada konsep “mengikuti” atau “saya setuju”, mencerminkan kecenderungan konsumen modern untuk membuat pilihan berdasarkan pengaruh sosial, khususnya dari influencer dan selebriti, serta preferensi personal. Dengan fokus pada personalisasi, efisiensi waktu, dan pengurangan risiko, “디토 소비” tidak hanya mencerminkan kebutuhan konsumen modern untuk keputusan yang lebih cepat dan aman, tetapi juga keinginan untuk mengekspresikan identitas individu melalui konsumsi.

Melihat ke depan, “디토 소비” diperkirakan akan terus berkembang dan beradaptasi dengan dinamika sosial dan teknologi. Tren ini membuka peluang baru bagi merek untuk mengembangkan strategi pemasaran yang lebih personal dan berfokus pada pembangunan komunitas. Pentingnya influencer marketing, konten yang dihasilkan pengguna, dan analisis data akan menjadi lebih krusial dalam mengerti dan menanggapi preferensi konsumen.

Namun, perlu diwaspadai juga potensi dampak negatif dari tren ini, seperti penurunan keberagaman dalam pilihan konsumsi dan risiko terlalu bergantung pada influencer marketing yang bisa mengarah pada homogenisasi konsumsi. Oleh karena itu, keseimbangan antara memanfaatkan tren ini untuk keuntungan bisnis dan mempertahankan keautentikan serta keberagaman pilihan konsumen menjadi hal yang penting.

“디토 소비” menggarisbawahi pentingnya memahami perubahan dalam perilaku konsumen dan mengadaptasi strategi pemasaran untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka yang terus berubah. Ini merupakan tren yang tidak hanya mencerminkan kebiasaan belanja saat ini, tetapi juga memberikan wawasan tentang arah masa depan konsumsi dan pemasaran di dunia yang semakin terdigitalisasi.