Jejumal (제줏말), Bahasa Unik dari Pulau Jeju

on in Culture
Jeju National Museum. Foto: KTO

Jejumal, atau lebih dikenal sebagai bahasa Jeju, merupakan bahasa yang diucapkan di Pulau Jeju, Korea Selatan. Dengan nama yang berasal dari gabungan kata “제주” (Jeju) dan “말” (bahasa; ucapan), Jejumal menonjol sebagai entitas linguistik yang berbeda dari bahasa Korea standar. Selain memiliki fonologi dan kosakata yang unik, bahasa ini juga memperlihatkan ciri khas yang membedakannya secara signifikan dari bahasa Korea yang umumnya dipelajari dan digunakan secara luas.

Jejumal juga sering disebut sebagai “Jeju-eo” atau “Jeju-mal” dalam bahasa Korea. Keunikan ini tidak hanya menjadikan Jejumal sebagai subjek yang menarik bagi peneliti bahasa, tetapi juga sebagai bagian penting dari warisan budaya Korea yang membutuhkan perhatian dan pelestarian. Di tengah globalisasi dan dominasi Bahasa Korea Standar, Jejumal menghadapi tantangan untuk bertahan dan melestarikan identitasnya.

Bahasa Jeju atau Jejumal memiliki sejarah yang panjang dan dipercaya bermula dari konfederasi Gaya, yang eksis di bagian selatan Semenanjung Korea sejak sekitar abad ke-1 SM hingga abad ke-6 M. Kehidupan di konfederasi yang dikenal dengan kebudayaannya yang kaya dan perdagangan yang berkembang ini, memberikan fondasi awal bagi perkembangan bahasa Jeju. Pulau Jeju, yang terletak sebagai pusat perdagangan, secara historis menjadi titik temu berbagai pengaruh linguistik, termasuk dari bahasa Korea, Tionghoa, dan Jepang.

Selama dinasti Joseon, penggunaan Jejumal mengalami tantangan. Pada masa itu, ada upaya untuk menyatukan bahasa dan budaya di seluruh Korea, yang mengakibatkan penurunan penggunaan Jejumal. Bahasa ini tidak diajarkan di sekolah, dan penggunaannya terbatas hanya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jeju. Kebijakan ini berlangsung dalam jangka waktu panjang dan memberikan dampak signifikan terhadap penyebaran dan pelestarian Jejumal.

Memasuki abad ke-20, Jejumal mulai mendapatkan pengakuan sebagai bahasa yang berbeda, dan kesadaran tentang pentingnya pelestarian dan promosi bahasa ini sebagai bagian dari warisan budaya pun mulai muncul. Upaya ini mencakup pengembangan materi pendidikan, penelitian linguistik, dan inisiatif-inisiatif komunitas untuk melestarikan bahasa.

Namun, meskipun ada upaya pelestarian, Jejumal masih dianggap sebagai bahasa yang terancam punah. Jumlah penuturnya semakin berkurang, dan sebagian besar dari penggunanya adalah generasi lansia. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang kelangsungan hidup dari Jejumal di masa depan. Kehilangan Jejumal berarti kehilangan bagian penting dari keanekaragaman linguistik dan budaya Korea, membuat pelestarian bahasa ini menjadi misi yang sangat penting bagi Korea.

Bahasa Jeju memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari bahasa Korea pada umumnya. Berikut ini adalah rincian mengenai karakteristik unik tersebut:

  1. Sistem Vokal yang Unik
    Jejumal menggunakan sistem vokal tujuh suara, berbeda dengan sistem delapan vokal yang digunakan dalam Bahasa Korea Standar. Ini memberikan nuansa fonetik yang khas dan mempengaruhi cara penuturannya.
  2. Konotasi Vokal Harmonis
    Jejumal memiliki konotasi yang berbeda untuk kelas vokal harmonis, yaitu ‘yang’ (terang dan kecil) dan ‘yin’ (gelap). Ini memberikan nuansa emosional dan ekspresif yang unik dalam penggunaan kata-katanya.
  3. Fonem Unik
    Ada fonem yang diwakili oleh simbol titik (ㆍ) dalam Jejumal, yang menghasilkan suara seperti “aw” (/ɒ/). Fonem ini tidak ditemukan dalam Bahasa Korea Standar, menjadikannya ciri khas khusus dari Jejumal.
  4. Pengaruh dari Bahasa Lain
    Karena posisi pulau Jeju sebagai pusat perdagangan, Jejumal terpengaruh oleh berbagai bahasa, termasuk Jepang, Manchu, dan Tionghoa. Terdapat kosakata yang dipinjam dari bahasa Jepang, seperti “ta-rai” (sawah) dan “ben-jo” (toilet). Kata-kata dari bahasa Manchu juga ditemukan pada Jejumal, seperti “ma” (kuda) dan “ma-si” (untuk berkuda). Sementara itu, pengaruh Tionghoa terlihat dalam kata-kata seperti “jong” (kuil) dan “hak-ha” (untuk belajar).
  5. Retensi Fitur Bahasa Korea Tengah
    Berbeda dengan dialek Korea modern, Jejumal mempertahankan banyak fitur dari bahasa Korea Tengah. Hal ini menunjukkan bahwa Jejumal telah berkembang secara terpisah selama periode yang signifikan.

Karakteristik unik ini tidak hanya membuat Jejumal menarik secara linguistik, tetapi juga mengungkapkan kekayaan budaya dan sejarah yang terkandung di dalamnya. Pemahaman yang mendalam tentang ciri-ciri ini penting dalam upaya pelestarian bahasa dan warisan budaya Jeju.

Pelestarian dan promosi bahasa Jeju telah menjadi fokus utama dalam upaya menjaga kelangsungan bahasa ini. Berbagai inisiatif telah diambil untuk memastikan bahwa Jejumal tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang. Berikut ini adalah beberapa upaya yang telah dilakukan:

  1. Inisiatif Pemerintah
    Pemerintah Provinsi Jeju telah mengesahkan UU Bahasa untuk Pelestarian dan Promosi Jejumal, yang menetapkan rencana lima tahun untuk pelestarian bahasa yang didukung negara. Sekolah-sekolah di Jeju didorong untuk menawarkan Jejumal sebagai kegiatan ekstrakurikuler dan mengintegrasikannya dalam kurikulum reguler jika memungkinkan.
  2. Program Pendidikan Bahasa
    Kementerian Pendidikan Jeju telah merilis buku teks online untuk sekolah dasar dan menengah, serta menerbitkan berbagai buku cerita anak-anak dalam bahasa Jeju.
  3. Media dan Publikasi
    Persatuan Pelestarian Bahasa Jeju menerbitkan majalah dua bulanan dalam bahasa Jeju yang bernama Deongdeureong-makke (덩드렁마께). Selain itu, dua stasiun radio menyiarkan program yang mencakup percakapan dalam Jejumal.
  4. Penelitian dan Dokumentasi
    Penelitian linguistik telah dilakukan untuk memahami lebih dalam tentang fonologi, morfologi, dan sintaksis Jejumal, yang berkontribusi pada pelestarian dan promosi bahasa ini.

Upaya-upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang Jejumal dan signifikansi budayanya, serta menyediakan sumber daya dan dukungan untuk penggunaan dan pengembangan bahasa ini secara berkelanjutan.

Belajar bahasa Jeju atau Jejumal kini lebih mudah berkat adanya berbagai program dan sumber daya yang tersedia. Berikut adalah beberapa pilihan bagi mereka yang tertarik untuk mempelajari bahasa ini:

  1. Program Bahasa untuk Dewasa di Universitas Jeju
    Program bahasa gratis untuk dewasa ditawarkan setiap tahun di Universitas Nasional Jeju. Program ini memberikan kesempatan bagi mereka yang berada di pulau Jeju untuk mempelajari bahasa ini secara langsung dari penutur asli.
  2. Pusat-pusat Budaya Lokal di Pulau Jeju
    Beberapa pusat lokal di Pulau Jeju menyediakan kelas khusus untuk mengajar Jejumal. Meskipun semua sekolah di Jeju wajib mengajar Bahasa Korea Standar, Jejumal ditawarkan sebagai kursus pilihan.
  3. Buku Teks Online dan Buku Cerita Anak-anak
    Kementerian Pendidikan Jeju telah merilis buku teks online untuk sekolah dasar dan menengah, serta menerbitkan berbagai buku cerita anak-anak dalam Jejumal. Ini merupakan sumber daya yang berharga untuk pembelajaran Jejumal bagi generasi muda.
  4. Sumber Daya Online untuk Belajar Jejumal
    • Jejueo – The Language of Korea’s Jeju Island: Buku ini membahas aspek-aspek dari Jejumal termasuk fonologi, tata bahasa, dan kosakata. Buku yang diterbitkan pada tahun 2019 ini dapat dibeli di Amazon dan tersedia dalam bahasa Inggris.
    • Endangered Language Archive (ELAR): Situs web ELAR menyediakan video percakapan panjang dalam Jejumal yang dapat digunakan untuk latihan mendengarkan dalam konteks. Akses ke ELAR gratis, namun pengguna mungkin perlu akses khusus untuk melihat video.

Bahasa Jeju atau Jejumal (제줏말), dengan sejarah panjang dan karakteristik uniknya, tidak hanya merupakan bagian integral dari warisan budaya Korea, tetapi juga simbol penting dari keragaman linguistik dan identitas budaya Pulau Jeju. Meskipun menghadapi tantangan sebagai bahasa yang terancam punah, upaya pelestarian yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun komunitas lokal telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk menjaga bahasa ini agar tetap hidup.

Program pendidikan, baik di sekolah-sekolah di Pulau Jeju maupun melalui sumber daya online, telah memberikan kesempatan bagi generasi baru untuk mempelajari bahasa ini. Publikasi, penelitian, dan media telah memperluas jangkauan Jejumal, meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang keunikannya di kalangan masyarakat luas.

Kombinasi dari inisiatif pemerintah, upaya komunitas, dan sumber daya pendidikan telah membuka jalan bagi pelestarian Jejumal. Melalui kerjasama dan dedikasi ini, Jejumal tidak hanya bertahan sebagai bahasa, tetapi juga terus berkembang sebagai simbol kekayaan dan keragaman budaya Korea.

Bahasa Jeju, dengan semua kekayaan sejarah dan budayanya, mengundang kita semua untuk lebih mengenal dan mengapresiasi keanekaragaman bahasa dan budaya.