Industri film Korea Selatan kini telah menjadi salah satu pemain utama dalam dunia perfilman internasional, meskipun sempat terhambat oleh berbagai peristiwa politik dari era Dinasti Joseon hingga Perang Korea, dan juga adanya intervensi pemerintah domestik. Namun, kejayaan industri ini benar-benar terlihat pada tahun 2019, pasca kesuksesan film “Parasite” karya Bong Joon-ho yang berhasil meraih empat penghargaan di Academy Awards ke-92 pada tahun 2020. Salah satu penghargaan yang dimenangkan oleh “Parasite” adalah Best Picture, menjadikan film ini sebagai film berbahasa non-Inggris dan asal Korea Selatan pertama yang memenangkan penghargaan tersebut.
Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang industri film di Korea Selatan:
- Jumlah layar: Pada tahun 2015, terdapat 2,492 layar di Korea Selatan, atau 5.3 layar per 100,000 penduduk.
- Jumlah film yang diproduksi: Pada tahun 2022, Korea Selatan telah memproduksi sebanyak 817 film.
- Distributor utama: Distributor utama di Korea Selatan adalah CJ E&M (21%), NEW (18%), dan Lotte (15%).
- Pengunjung bioskop: Pada tahun 2019, total pengunjung bioskop di Korea Selatan mencapai lebih dari 226 juta orang, melewati angka 200 juta orang yang bertahan selama delapan tahun berturut-turut. Rata-rata, konsumen Korea Selatan menonton sekitar 4.37 film per kapita pada tahun 2019, salah satu angka tertinggi di dunia dibandingkan rata-rata negara Amerika Serikat sebanyak 3.51 film.
- Film impor: Meskipun jumlah penayangan film luar negeri terbatas, Korea terus mengimpor film buatan asing. Film Hollywood mendominasi box office Korea Selatan, dengan pangsa pasar lebih dari 46 persen.
- Tema: Film-film Korea Selatan seringkali menyoroti isu-isu sosial penting dan menjadi barometer suasana hati nasional. Sebagai contoh, “Parasite” memicu diskusi mengenai politik kelas dan ketimpangan kekayaan yang ekstrem di Korea Selatan.
Keberhasilan industri film Korea Selatan bukanlah kebetulan, melainkan hasil dari kombinasi berbagai faktor, di antaranya:
- Investasi dari perusahaan besar Korea: Peraturan yang lebih longgar terhadap sensor film dan investasi yang masuk dari perusahaan besar Korea seperti Samsung, Daewoo, dan Hyundai.
- Tukar-menukar budaya: Gelombang Korea, atau Hallyu, telah membawa musik, acara TV, dan sinema Korea ke penonton di seluruh dunia, mendorong minat yang lebih besar terhadap film asal Korea.
- Beragam genre dan penceritaan: Sinema Korea menawarkan berbagai genre dan pendekatan penceritaan yang unik, menambah daya tarik bagi penonton.
- Pengakuan kritis dan penghargaan: Film-film Korea Selatan telah menerima pengakuan kritis dan penghargaan, yang membantu mereka mendapatkan pengakuan dan popularitas internasional.
- Inisiatif pemerintah: Pemerintah Korea Selatan telah aktif mempromosikan ekspor budayanya selama beberapa dekade terakhir sebagai bagian dari Korean Wave dan berupaya memastikan bahwa musik, sinema, acara TV, dan banyak aspek budaya Korea lainnya dinikmati dan dialami oleh penonton di seluruh dunia.
Inisiatif pemerintah untuk mendukung dan mempromosikan industri film mencakup banyak hal. Pertama, pemerintah Korea Selatan memperkenalkan sistem kuota layar atau penayangan pada tahun 1960 untuk melindungi sekaligus mendorong industri film domestik untuk dapat bersaing. Undang-Undang Promosi Film 1997 juga dibuat untuk menggantikan ulasan awal yang menggunakan sistem rating usia serupa dengan Amerika Serikat, membuka potensi kreatif artis Korea. Selain itu, pemerintah Korea Selatan juga memberikan bantuan dana untuk perusahaan produksi kecil dan menengah sebagai salah satu upaya memajukan industri film Korea.
Tak hanya itu, pemerintah juga mendirikan Korean Academy of Film Arts pada tahun 1984 yang bertujuan untuk melatih sutradara, aktor, dan lainnya untuk berkembang. Lembaga Korean Film Council (KOFIC) yang didukung pemerintah pun telah bekerja tanpa lelah untuk mempromosikan dan mendukung film Korea baik di dalam maupun luar negeri.
Seiring dengan berjalannya waktu, industri film Korea Selatan tidak hanya tumbuh dan berkembang, namun juga berhasil menciptakan identitas unik yang membedakannya dari industri film lainnya di dunia. Dengan beragam genre, penceritaan yang inovatif, dan representasi budaya Korea yang otentik, sinema Korea Selatan telah memikat hati penonton di seluruh dunia, dan posisinya dunia perfilman internasional tampaknya akan terus menguat di masa mendatang.
Pengakuan global terhadap film-film Korea Selatan menjadi bukti nyata dari evolusi dan pendewasaan industri film di negara ini. Ini juga menunjukkan bagaimana film bisa menjadi medium yang efektif untuk berbagi dan merayakan kekayaan budaya, sekaligus mengangkat isu-isu sosial penting. Inovasi dan kreativitas yang terus menerus muncul di industri film Korea Selatan tidak hanya menghibur penonton, tetapi juga mendidik.