Festival Api Jeju (Jeju Fire Festival) dan Maknanya

on in Travel
Foto: Visit Korea.

Di tengah keindahan alam pulau Jeju, terdapat sebuah perayaan unik yang dapat menggugah jiwa semua orang, yaitu Festival Api Jeju. Festival ini tentunya bukan sekadar perayaan biasa, tetapi juga menjadi simbolisme yang mendalam, mengakar pada tradisi lama yang kaya akan makna.

Festival Api Jeju dilaksanakan pada hari bulan purnama pertama tahun lunar, perayaan ini merupakan manifestasi dari ritual kuno untuk mengusir roh jahat dan mengabulkan keinginan. Dalam pemahaman modern, festival ini juga menandai sebuah transisi penting dari akhir musim dingin menuju musim semi, dimana api menjadi simbol pemurnian dan pembaharuan.

Tradisi membakar ladang di festival ini mencerminkan budaya nomaden tradisional Jeju. Melalui ritual ini, masyarakat setempat menghilangkan rumput tua dan serangga yang bangun dari hibernasi musim dinginnya, mempersiapkan tanah untuk penggembalaan ternak. Lebih dari sekedar praktik agraris, pembakaran ini juga menjadi perayaan kehidupan dan kelangsungan hubungan manusia dengan alam.

Dengan membakar area seluas 300.000 meter persegi di sekitar Oreum, festival ini tidak hanya menciptakan pemandangan alam liar yang memukau dengan api yang berkobar, tetapi juga meninggalkan kesan yang mendalam bagi setiap orang yang menyaksikan.

Festival yang berlangsung di Saebeyol Oreum ini bukan hanya sekedar perayaan musiman yang meriah. Selain dikenal akan keindahan alamnya, Saebeyol Oreum juga dikenal sebagai situs bersejarah yang penting. Di sini, Jenderal Choi Yeong berhasil mengalahkan Mokho selama periode Dinasti Goryeo, menjadikan Saebeyol Oreum sebagai medan pertempuran yang bersejarah.

Bentang alam Saebeyol Oreum yang unik, dengan puncak-puncak kecil yang menonjol membentuk lingkaran ke arah timur laut dari puncak selatannya, adalah hasil dari edifikasi vulkanik yang kompleks. Kawah kecil berbentuk tapal kuda di kaki utara dan kawah lainnya yang terbentang di lereng barat, menambahkan keunikan pada Oreum ini. Dengan ketinggian 519,3 meter di atas permukaan laut, Saebeyol Oreum menawarkan pemandangan alam yang spektakuler.

Festival yang telah diadakan secara berkelanjutan sejak tahun 2000 di Saebeyol Oreum ini tidak hanya menarik perhatian karena pertunjukan api yang mempesona. Festival ini juga menjadi simbol dari keinginan untuk membersihkan hati dan jiwa, mengusir roh jahat, dan menyambut musim semi dengan semangat yang baru. Dengan membakar rumput tua dan serangga yang telah bangun dari tidurnya, festival ini secara simbolis mempersiapkan tanah untuk musim yang baru, menggambarkan siklus kehidupan yang terus menerus.

Nama Saebeyol Oreum, yang berarti “bersinar seperti bintang pagi,” mencerminkan harapan dan pembaruan yang dibawa oleh festival ini kepada komunitas. Selain menjadi perayaan budaya, Festival Api Jeju juga menjadi penghormatan kepada sejarah dan alam, menggabungkan tradisi masa lalu dengan harapan untuk masa depan.

Festival Api Jeju, yang kini dikenal sebagai salah satu festival api terbesar di dunia, merupakan perayaan yang menggabungkan tradisi lama dengan kepekaan modern. Berakar dari tradisi “bangae,” sebuah kebiasaan membakar ladang antara akhir musim dingin dan awal musim semi untuk memperbarui vegetasi dan menghilangkan hama, festival ini merayakan kebijaksanaan leluhur Korea yang hidup selaras dengan alam.

Tradisi ini, yang dulu merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari di Jeju, di mana saat itu sebagian besar rumah tangga memelihara dua atau tiga ekor sapi untuk membajak tanah dan mengangkut hasil panen, telah berevolusi menjadi sebuah acara yang menarik lebih dari 300.000 pengunjung setiap tahunnya.

Penghargaan yang diterima oleh festival ini, termasuk Festival Terbaik dari Kementerian Kebudayaan, Olahraga & Pariwisata pada tahun 2015 dan 2016, Festival Terbesar oleh Kantor Otonomi Khusus Jeju pada tahun 2016, dan Grand Prize untuk Festival dan Pariwisata Konten Festival Korea pada tahun yang sama, menegaskan pentingnya festival ini sebagai sumber kebanggaan budaya bagi masyarakat Jeju dan sebagai daya tarik wisata yang signifikan. Festival Api Jeju merupakan simbol dari regenerasi, kebersamaan, dan penghormatan terhadap alam dan sejarah.