Buku adalah jendela dunia. Melalui buku, kita dapat merasakan berbagai macam emosi, memahami perspektif yang beragam, dan juga menjelajahi dunia yang mungkin belum pernah kita lihat sebelumnya. Salah satu buku yang berhasil memberikan pengalaman semacam itu adalah “Almond” karya Sohn Won-pyung.
“Almond” bukan sekadar novel biasa. Ini adalah cerita tentang Seon Yoon-jae, seorang remaja yang mengidap alexithymia, yaitu kelainan otak yang membuatnya tidak bisa merasakan emosi. Bayangkan betapa berbedanya hidup tanpa bisa merasakan gembira, sedih, marah, atau bahkan cinta. Melalui mata Yoon-jae, kita diajak untuk merenungkan arti dari emosi itu sendiri.
Kehidupan Yoon-jae berubah drastis setelah tragedi menimpa keluarganya. Namun, tragedi bukan menjadi fokus satu-satunya fokus cerita dari novel ini. Melalui interaksi Yoon-jae dengan karakter-karakter lain seperti Gon dan Dora, kita diajak untuk memahami bagaimana seseorang dengan kondisi seperti Yoon-jae berinteraksi dengan dunia di sekitarnya.
Salah satu hal yang membuat novel “Almond” begitu menarik adalah cara Sohn Won-pyung menggambarkan karakter-karakternya. Setiap karakter memiliki kedalaman serta kompleksitasnya masing-masing, dan hal ini juga berlaku bagi tokoh pendukung. Mereka tidak hanya menjadi pelengkap saja, tetapi juga berperan penting dalam perkembangan cerita. Selain itu, novel karangan Sohn Won-pyung ini juga mendapatkan penghargaan “Changbi Prize for Young Adult Fiction” pada tahun 2016. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas dan kedalaman cerita dalam “Almond” telah diakui oleh dunia sastra.
Novel ini juga telah dijual hak terjemahannya ke 13 wilayah bahasa di 12 negara di seluruh dunia. Hal ini merupakan kasus yang sangat jarang untuk karya penulis pemula. “Almond” merupakan novel debut Sohn Won-pyung dan mendapat pujian sebagai novel remaja yang luar biasa serta fiksi remaja bergaya unik Korea.
Penulisan Sohn Won-pyung yang halus dan mendetail membuat kita seolah-olah berada di dalam cerita. Setiap kata, setiap kalimat, dan setiap adegan digambarkan dengan begitu apik sehingga kita bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Yoon-jae. Namun, apa yang paling menarik dari “Almond” bukanlah plot atau karakternya, melainkan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis. Melalui “Almond”, kita diajak untuk merenungkan arti kehidupan, persahabatan, dan tentu saja, emosi.
Jika kalian tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang “Almond” dan pendapat staf kami, Binar Candra, secara lengkap, staf kami telah menulis resensi buku lengkap di KLWAVE. Kami juga akan sangat terbantu jika pembaca dapat mendukung dengan memberikan vote pada resensi staf kami. Setiap dukungan sangat berarti dan tentunya akan memotivasi kami untuk terus menulis dan berbagi.
Semoga kita semua dapat terus menghargai keindahan literatur dan terus belajar dari setiap halaman buku yang kita baca. Selamat membaca!