Di Korea Utara, terdapat dua bunga langka yang diberi nama Kimilsungia dan Kimjongilia. Nama tersebut dipilih sebagai bentuk penghormatan kepada mendiang pemimpin negara sekaligus simbol kebanggaan nasional Korea Utara, yaitu Kim Il-sung dan Kim Jong-il.
Penamaan kedua bunga ini mencerminkan budaya pemujaan pemimpin yang kental di Korea Utara. Bunga-bunga tersebut tidak hanya menjadi simbol kebanggaan nasional, tetapi juga mewakili upaya pemerintah untuk membangun kekuatan karismatik di seputar dinasti keluarga Kim. Pada artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang kedua bunga ini.
Bunga Kimilsungia
Kimilsungia adalah sejenis anggrek langka yang diberi nama Kim Il-sung sebagai bentuk penghormatan kepada pendiri dan pemimpin pertama Korea Utara. Bunga ini terkenal dengan mahkota bunga berwarna merah muda keunguan, serta dianggap sebagai harta karun nasional di Korea Utara.
Kimilsungia pertama kali diperkenalkan kepada Kim Il-sung oleh Presiden Indonesia Sukarno selama kunjungan kenegaraannya ke Indonesia pada tahun 1965. Saat itu, Sukarno mempersembahkan bunga anggrek yang kemudian dinamai Kimilsungia sebagai bentuk penghormatan kepada Kim Il-sung.
Setelah pemberian tersebut, Korea Utara melakukan serangkaian upaya untuk mengembangbiakkan dan melestarikan Kimilsungia. Pada April 1977, bunga ini resmi diberi nama Kimilsungia oleh pemerintah Korea Utara untuk menghormati Kim Il-sung secara permanen.
Sejak saat itu, setiap tanggal 15 April, bertepatan dengan hari lahir Kim Il-sung, Korea Utara mengadakan Festival Kimilsungia untuk memperingati momen bersejarah penamaan bunga tersebut. Festival ini diselenggarakan di Kimilsungia-Kimjongilia Exhibition House, di mana pengunjung dapat melihat bunga Kimilsungia yang sedang mekar.
Bunga Kimjongilia
Kimjongilia, atau ‘Kimjongilhwa’ dalam bahasa Korea, adalah kultivar hibrida dari begonia berbatang (tuberous begonia) yang terdaftar sebagai Begonia × tuberhybrida ‘Kimjongilhwa’. Bunga ini dihasilkan oleh seorang botanis Jepang bernama Kamo Mototeru pada tahun 1988 sebagai hadiah untuk memperingati ulang tahun ke-46 Kim Jong-il. Kimjongilia berwarna merah dengan bunga berukuran besar dan daun hijau yang berbentuk jantung.
Di Korea Utara, Kimjongilia dikenal luas sebagai “bunga gairah” dan “bunga keabadian”. Setiap tanggal 16 Februari, yang ditetapkan sebagai “Hari Bintang Cemerlang” untuk menghormati Kim Jong-il, Festival Kimjongilia diselenggarakan secara tahunan. Selayaknya Kimilsungia yang digunakan untuk penghormatan pada Kim Il-sung, Kimjongilia juga dimanfaatkan dalam budaya pemujaan terhadap Kim Jong-il sebagai simbol penghormatan kepada mantan pemimpin tersebut.
Bunga ini menjadi salah satu simbol budaya yang digunakan untuk mengabadikan nama serta memperkuat legitimasi kekuasaan Kim Jong-il, layaknya pendahulunya Kim Il-sung yang dimuliakan melalui Kimilsungia.
Kimilsungia dan Kimjongilia merupakan lebih dari sekedar bunga langka di Korea Utara. Kedua bunga ini memegang peranan penting dalam membangun dan memelihara budaya pemujaan pemimpin yang kuat di negara tersebut. Kimilsungia, yang dinamai untuk menghormati Kim Il-sung, dan Kimjongilia, sebagai penghormatan pada Kim Jong-il, telah menjadi simbol kebanggan nasional sekaligus warisan kepemimpinan dinasti keluarga Kim.
Melalui penamaan dan promosi resmi kedua bunga ini, pemerintah Korea Utara berupaya membangun kharisma di sekeliling para pemimpinnya. Festival tahunan Kimilsungia dan Kimjongilia turut memperkuat budaya pemujaan ini dengan merayakan kelahiran para pemimpin Korea Utara. Bunga-bunga ini tidak hanya menunjukkan signifikansi hortikultura di Korea Utara, tetapi juga mencerminkan bagaimana rezim memanfaatkan simbol-simbol budaya untuk tujuan politik.